Segudang Manfaat Buah dan Sayur untuk Kesehatan Anak

Morinaga Platinum ♦ 7 September 2021

Segudang Manfaat Buah dan Sayur untuk Kesehatan Anak

Bunda, sudahkah Bunda memberikan Si kecil menu makan yang terdiri dari buah dan sayur secara teratur? Tidak dipungkiri, buah dan sayur masih menjadi momok menakutkan bagi anak-anak karena dianggap memiliki rasa yang tidak enak. Padahal makanan ini mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh anak, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Dengan mengkonsumsi sayur, tubuh akan jauh lebih sehat sehingga dapat terhindar dari penularan virus Covid-19.

Pentingnya Mengkonsumsi Buah dan Sayur

Meski Indonesia kaya akan buah dan sayur, namun konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia terbilang masih sangat kurang. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik tahun 2019 menyebut bahwa konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia hanya sebesar 209,89 gram per kapita per hari. Lebih mencengangkannya lagi, hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, secara khusus menyebut bahwa sebanyak 93,5% anak-anak Indonesia berusia di bawah 10 tahun tidak mengkonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran.

Padahal, guna mendukung hidup sehat WHO, Food and Agriculture Organisation (FAO) dan Kemenkes RI menganjurkan anak-anak untuk mengkonsumsi buah dan sayuran sebesar 300-400 gram per orang per hari. Sedangkan untuk remaja dan orang dewasa konsumsi idealnya sebesar 400-600 gram per orang per hari yang terdiri dari 150 gram buah dan 250 gram sayur. Artinya, konsumsi harian buah dan sayur masyarakat Indonesia masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan oleh WHO, dan Kemenkes RI.

Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat Indonesia kurang akan konsumsi buah dan sayur sesuai dengan yang direkomendasikan. Data lain, seperti studi Diet Total 2014 menyebutkan bahwa kualitas asupan energi total masyarakat indonesia utamanya bersumber dari karbohidrat, seperti nasi yang mencapai 243,9 gram per orang per hari. Sementara konsumsi protein masyarakat Indonesia berada dalam kisaran 61,2 gram per orang per hari.

Mungkin Bunda bertanya-tanya, mengapa konsumsi buah dan sayur begitu penting? Menurut Kemenkes, meski masing-masing buah dan sayur memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda, namun buah dan sayur memiliki kandungan gizi utama yang diperlukan guna menjaga kesehatan tubuh. Adapun kandungan utama tersebut adalah Pro vitamin A, vitamin E, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin E, vitamin K, seng (Zn), zat besi (Fe), magnesium (Mg), Kalium, Kalsium, Natrium, Zat Besi, Boron, Magnesium, Mangan, Seng, asam folat, Selenium dan potasium. 

Ragam Manfaat Buah dan Sayur untuk Anak

Hasil dari banyak penelitian mengatakan bahwa kebutuhan anak akan nutrisi yang terdapat pada buah dan sayur harus terpenuhi. Lantas, sebenarnya apa manfaat buah dan sayur bagi anak? Buat Bunda yang belum tahu, berikut manfaatnya buah dan sayur untuk Si Kecil.

Untuk Menjaga Kekebalan Tubuh

Tahukan Bunda bahwa makanan yang dikonsumsi sehari-hari sangat mempengaruhi tumbuh kembang Si Kecil? Oleh karenanya, makanan sehat yang mengandung nutrisi dan gizi seimbang sangat diperlukan tubuh untuk mendukung proses tumbuh kembang. Salah satu sumber nutrisi terbaik bagi Si Kecil bisa Bunda dapatkan dari buah dan sayuran. Kandungan  nutrisi, seperti serat, vitamin dan mineral pada buah dan sayur dapat menjaga kekebalan tubuh anak agar tetap sehat setiap hari.

Menekan Nafsu Makan

Melihat anak gemuk tentu sangat menggemaskan ya Bunda. Namun, dibalik kelucuannya ternyata kondisi tersebut kurang baik bagi Si Kecil lho Bunda. Kok bisa? Lalu apa kaitannya dengan konsumsi buah dan sayur? Berikut penjelasannya Bunda, umumnya anak yang kurang menyukai buah dan sayur cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan atau cemilan yang tidak sehat, seperti “junk food”

Nah bila hal ini dibiarkan terus-menerus, akibatnya anak bisa mengalami kegemukan atau obesitas, gangguan pernapasan, depresi hingga beresiko menderita penyakit kronis.

Sementara anak yang gemar mengkonsumsi buah dan sayur cenderung mengurangi konsumsi makanan atau cemilan yang tidak sehat. Mengapa? ini karena serat yang ada pada buah dan sayur memiliki sifat mengenyangkan. Lantas apa pilihan buah dan sayur yang kandungan seratnya paling bagus? Temukan jawabannya di artikel ini yuk: Makanan Kaya Serat yang Baik untuk Pencernaan.

Membuat Si Kecil Lebih Cerdas

Pernah mendengar bahwa mengkonsumsi ikan mentah dapat merangsang perkembang otak dan membuat cerdas? Nah, serupa dengan hal tersebut mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup ternyata dapat membuat anak lebih cerdas. Tidak sembarang, hal ini didukung dengan sebuah penelitian dari Journal of School Health yang menyebut bahwa anak yang cukup asupan buah dan sayur cenderung lebih berprestasi dalam urusan akademis. 

Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan

Apa jadinya jika sistem pencernaan Si Kecil terganggu? Sudah pasti Si Kecil akan memiliki masalah dengan sistem pencernaannya. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Sebagaimana sudah beberapa kali disinggung di atas, cara paling tepat agar sistem pencernaan Si Kecil tetap terjaga adalah dengan memberikan asupan buah dan sayur yang cukup. Tingginya serat pada buah dan sayur dapat membuat sistem pencernaan Si Kecil berjalan dengan baik hingga risiko konstipasi dapat berkurang. 

Solusi masalah konstipasi pada Si Kecil, selain dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan buah, masih ada beberapa tips yang bisa terapkan untuk menanganinya. Yuk simak selengkapnya di artikel: Penyebab Anak Susah BAB dan Cara Mengatasinya.

Menekan Resiko Obesitas

Dalam sebuah penelitian yang berjudul Hubungan antara Aktivitas Fisik, Kebiasaan Konsumsi Serat dan Faktor Lain dengan Kejadian Obesitas, menyebut bahwa kandungan serat di dalam buah dan sayur dapat menekan risiko terjadinya obesitas. Hal ini terjadi karena perut yang terisi oleh serat akan lebih mudah merasa kenyang sehingga keinginan untuk menambah makanan yang dapat membuat Si Kecil obesitas tidak ada lagi. 

Meningkatkan Daya Ingat

Dari sekian banyak manfaat buah dan sayur, mungkin inilah salah satu manfaat yang tidak banyak orang tua ketahui yaitu meningkatkan daya ingat. Umumnya buah dan sayur banyak mengandung Zat antioksidan yang diyakini mampu melindungi sel-sel otak, membantu meningkatkan daya ingat serta melindungi Si Kecil dari penyakit Alzheimer. Tak hanya itu, buah dan sayur berwarna cerah juga dapat mendorong perkembangan otak dan menjadikannya lebih kuat dan sehat.

Mencegah dan Mengobati kanker

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti manusia. Pasalnya, hingga kini masih banyak jenis kanker yang belum ditemukan obatnya. Meski sulit dikendalikan, tapi dengan rutin mengkonsumsi buah dan sayur perkembangan sel-sel kanker pada tubuh dapat dikontrol. Hal ini karena adanya kandungan senyawa seperti lycopene dan anthocyanins pada buah dan sayur yang dapat melawan penyebaran sel kanker dalam tubuh.

Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi

Selain susu, nyatanya buah dan sayur seperti bayam, lobak, alpukat dan jeruk merupakan sumber terbaik kalsium yang berfungsi menjaga kesehatan tulang dan gigi. Dengan asupan buah dan sayur yang cukup tulang dan gigi Si Kecil akan menjadi lebih kuat.

Tubuh Lebih Segar dan Bahagia

Buah dan sayur tinggi akan kandungan vitamin dan mineral. Bersama dengan dan enzim ketiganya akan bersatu dalam memperoduksi energi yang dapat membuat Si Kecil merasa lebih segar dan bahagia. Antioksidan yang ada dalam buah dan sayur akan melindungi seseorang dari depresi serta mengatur suasana hati menjadi lebih bahagia.

Faktor Penyebab Kurangnya Konsumsi Buah dan Sayur

Sebetulnya, sudah banyak himbauan yang diberikan ke masyarakat terkait rekomendasi  dan pentingnya konsumsi buah dan sayur. Namun, faktanya hingga kini konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan konsumsi buah dan sayur paling rendah di kawasan Asia Tenggara. Ada banyak faktor yang menyebabkan konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia jauh dari angka ideal.

Pada orang dewasa, umumnya kurangnya konsumsi buah dan sayur disebabkan oleh kesibukan pekerjaan, faktor pendidikan dan pengetahuan orang tua, hingga faktor ekonomi yang menyebabkan seseorang membatasi konsumsi buah dan sayur. Sementara pada anak, menurut riset Terence M. Dovey kurangnya gizi dan nutrisi yang berasal dari buah dan sayur disebabkan oleh dua faktor yaitu, food neophobia dan picky/fussy eating.

Secara umum Food neophobia adalah keengganan anak untuk makan atau menghindari makanan baru. Umumnya, Food neophobia muncul saat Si Kecil berusia enam bulan sampai enam tahun. Sedangkan picky/fussy eating keinginan anak untuk menyaring makanan kesukaan. Dari penelitian tersebut, Dovey menyimpulkan bahwa kedua faktor ini muncul akibat dari pembiasaan sejak kecil yang dilakukan orang tua. 

Contohnya, kebiasaan orang tua yang lebih sering memberikan junk food atau makanan cepat saji. Rasa dan aroma kuat dari junk food akan membuat anak kurang menyukai aroma alami seperti buah dan sayur yang tidak jarang memiliki rasa hambar bahkan pahit.

Bila Si Kecil picky eater, Bunda dapat coba cara-cara berikut ini agar anak mau mencoba makanan baru yang sehat: Penyebab dan Cara Menghadapi Anak yang Picky Eater.

Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur

Kurangnya konsumsi buah dan sayur tentu tidak dapat diabaikan begitu saja. Pasalnya, ada konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan jika mengabaikan asupan buah dan sayur. Lantas, apa resiko jika kekurangan buah dan sayur? Berikut dampak negatif bagi anak yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur menurut Kemenkes RI.

Kurang Serat, Vitamin dan Mineral

Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut Bunda pasti sudah tahu bahwa buah dan sayur kaya akan kandungan serat, vitamin dan mineral. Tentu saja, orang yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur memiliki resiko kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Padahal menurut Laura Moore, RD, ahli diet terdaftar di University of Texas Health Science Center, di Houston School of Public Health mengatakan bahwa serat, vitamin dan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.

Gemuk (Obesitas)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Albert Einstein College of Medicine menyatakan bahwa kurang mengkonsumsi buah dan sayur dapat berakibat pada kegemukan. Hal ini terjadi karena porsi buah dan sayur yang sedikit cenderung membuat seseorang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan kalori tinggi.

Sering Alami Gangguan Pencernaan

Menurut penelitian tim ahli National Institutes of Health di Amerika Serikat, anak yang kurang akan konsumsi buah dan sayur lebih berisiko mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit, diare, wasir, dan diverticulosis di kemudian hari. Hal ini disebabkan oleh kurangnya serat dari buah dan sayur yang ada pada sistem pencernaan. Walhasil, kotoran di dalam usus Si Kecil tidak dapat dibuang sepenuhnya keluar dari tubuh. Jika kondisinya cukup parah, bisa saja terjadi kerusakan pada sistem pencernaan Si Kecil hingga harus dilakukan operasi.

Risiko Penyakit Kronis

Dalam jangka pendek mungkin Bunda tidak melihat ada masalah pada Si Kecil. Namun, jika kebiasaan kurang makan buah dan sayur dibiarkan terus-menerus, dalam jangka panjang Si Kecil lebih rentan terkena penyakit kronis, seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Kulit Tidak Segar

Bagaimana mungkin kekurangan buah dan sayur bisa sebabkan anak diabetes? Begini Bunda, secara umum buah dan sayur banyak mengandung vitamin dan antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit. Selain berfungsi melawan efek penuaan serta memperbaiki jaringan kulit yang rusak, kandungan antioksidan pada buah dan sayur juga dapat membantu menghidrasi kulit sehingga kulit terlihat lebih segar dan tidak kering.

Kapan Anak Boleh Mengkonsumsi Buah dan sayur?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi berusia 6 bulan boleh mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat, seperti ayam, daging, ikan, telur juga buah dan sayur. Menurutnya waktu paling baik dalam mengenalkan sayur pada anak adalah saat anak mulai berada pada periode MPASI (Makanan Pendamping ASI). Pada usia ini sebaiknya orang tidak memberikan sayur utuh ke anak melainkan diberi campuran berupa tepung atau nasi yang dibuat bubur.

 

Sedangkan pemberian sayur secara utuh dapat dilakukan ketika anak menginjak usia 8 bulan. Hal ini karena pada usia tersebut anak cenderung ingin memasukan sesuatu ke dalam mulutnya. Pada awal pengenalan mungkin Si Kecil akan mendapati rasa yang aneh dan tidak wajar. Pemberian yang berulang lama kelamaan akan membuat Si Kecil terbiasa. Jika sudah begitu, saat memasuki usia 1 tahun anak tidak akan menolak saat diberi sayur karena sudah mengenal rasanya.

 

Serupa dengan sayur, adapun waktu yang tepat dalam memberikan buah kepada anak adalah saat Si Kecil memasuki periode MPASI (Makanan Pendamping ASI) yaitu usia 5-6 bulan. Berbeda dengan sayur, mengenalkan buah ke anak cenderung lebih mudah. Pasalnya, umumnya buah memiliki rasa manis yang disukai anak-anak. Agar lebih mudah, pada tahap awal Bunda bisa mengenalkan buah pada Si Kecil dengan cara menghaluskannya terlebih dulu. 

Bagaimana Bunda? Sekarang Bunda sudah tahukan apa fungsi dan manfaat buah dan sayur untuk kesehatan anak? Jika Bunda mendapati Si Kecil sulit mengkonsumsi buah dan sayur, Bunda perlu sedikit berinovasi dalam menyajikan buah dan sayur dalam bentuk dan rasa yang berbeda. Ketika Bunda memilih buah dan sayur sebagai MPASI, pastikan bunda menyajikan makanan pendamping tersebut dengan cara yang benar. 

Misalnya, jika Bunda mendapat sayur dan buah dengan tekstur keras, seperti apel, pir, wortel dan kentang Bunda dapat menghaluskan atau merebusnya terlebih dahulu supaya lebih lunak. Yang tidak kalah penting, sebaiknya Bunda mengenalkan buah dan sayur pada anak dalam porsi besar. 

Berikan porsi sesuai dengan usia dan kemampuan adaptasi Si Kecil sehingga ia tertarik dan menyukai makanan tersebut. Bila Si Kecil belum juga mau mengkonsumsi buah dan sayur, jangan pernah memaksanya untuk makan ya Bunda. Paksaan hanya akan membuat Si Kecil trauma dan semakin tidak tertarik dengan buah dan sayuran yang Bunda berikan. 

Selain itu, Bunda juga bisa mulai mengenalkan buah dan sayur dengan membuat menu kreatif yang dapat menarik minat makannya. Untuk ide selengkapnya, yuk baca: Resep Makanan untuk Anak 2 Tahun.

Selamat mencoba Bunda!