Intip 4 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Morinaga Platinum ♦ 4 Oktober 2021

Intip 4 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Selamat Bunda atas kehamilannya! Pasti Bunda dan Ayah sudah tidak sabar ingin segera mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung. Bayi perempuan atau laki-laki yang penting tumbuh sehat sempurna ya Bun. Walau begitu, banyak yang sering menerka jenis kelamin bayi dalam kandungan dengan berbagai mitos. Saking penasarannya, Bunda tidak perlu menunggu hingga usia kehamilan 40 minggu untuk mengetahui apakah Si Kecil akan menjadi jagoan ataukah akan mendapatkan seorang putri.

Mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung akan mempermudah orang tua untuk mempersiapkan segala perlengkapan dan kebutuhan bayi. Selain USG, ternyata ada beberapa cara lain untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Cara-cara mengetahui jenis kelamin bayi ini mulai dari yang ilmiah, hingga cara tradisional yang banyak digunakan oleh para ibu hingga kini. Penasaran? Simak penjelasan berikut ini yuk!

 

Mitos Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Orang tua kita memiliki cara tersendiri untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Layaknya seorang peramal, mereka mengetahui jenis kelamin bayi berdasarkan beberapa aspek, misalnya bentuk perut Bunda. Padahal, cara mengetahui jenis kelamin bayi yang paling akurat adalah dengan melakukan pemeriksaan USG oleh dokter kandungan. Dikutip dari Prenatal Screening NCBI Bookshelf oleh Kitchen dan Jack, 90 persen pemeriksaan USG pada usia 18 minggu menjadi usia kandungan yang penting untuk mengetahui jenis kelamin bayi.

Tak sedikit, Bunda yang mempercayai berbagai mitos cara mengetahui jenis kelamin bayi. Hal ini dikarenakan mitos tersebut berdasarkan pengamatan dan pengalaman orang tua zaman dulu. Padahal, mitos tersebut belum tentu benar adanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Bunda yang sedang untuk mengetahui berbagai fakta seputar cara mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan agar tidak salah kaprah.

Dikutip dari Detik.com, orang tua jaman dulu memprediksi bahwa ciri-ciri hamil bayi perempuan adalah Bunda akan mengalami morning sickness yang berat, saat usia kandungan 1 minggu perut Bunda agak melebar, sakit di sekitar pangkal panggul, detak jantung di atas 140 per menit, payudara sebelah kiri lebih besar, tubuh lebih hangat, rambut menjadi kemerahan, ngidam makanan dan minuman yang manis, ngidam makanan dan minuman susu dan produk turunannya, sifat Bunda lebih moody, lebih suka berdandan, kulit bersinar, dan suka tidur menghadap kanan.

Sedangkan ciri-ciri hamil bayi laki-laki adalah mual tidak separah hamil anak perempuan, mual tidak hanya di pagi hari, perut mancung ke depan, sakit pada daerah tulang belakang, payudara kanan lebih besar, detak jantung di bawah 140 per menit, suhu kaki lebih dingin dari biasanya, telapak tangan pecah-pecah dan kering, kondisi rambut normal, ngidam makanan dan minuman yang asin atau asam, tidak suka berdandan, warna kulit menjadi kusam dan berjerawat, dan suka tidur menghadap kiri.

 

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Salah satu cara tradisional yang dilakukan nenek moyang kita untuk menebak jenis kelamin bayi adalah dengan acara nujuh bulanan. Pada upacara ini, ciri-ciri hamil anak perempuan dan laki laki konon bisa diketahui. Jika kelapa yang Bunda pilih bergambar Arjuna artinya bayi dalam kandungan Bunda berjenis kelamin laki-laki, dan bila yang Bunda pilih bergambar Srikandi pertanda bayi perempuan. Atau saat Ayah membelah kelapa dan airnya muncrat, artinya Si Kecil di dalam kandungan Bunda berkelamin laki-laki, jika airnya merembes artinya perempuan.

Walaupun cara mengetahui jenis kelamin bayi di atas terkadang bisa benar ataupun meleset, lebih baik Bunda memeriksakan kandungan kepada dokter kandungan agar mendapatkan kepastian. Dilansir dari American College of Obstetricians and Gynecologist, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan Bunda untuk mengetahui jenis kelamin bayi, yaitu:

1. Ultrasonografi

Pemeriksaan melalui metode USG merupakan cara mengetahui jenis kelamin bayi yang paling umum dilakukan. USG adalah metode pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan gelombang suara. Biasanya pemeriksaan ini tidak hanya untuk melihat jenis kelamin bayi, namun kondisi janin Bunda secara keseluruhan seperti jumlah cairan ketuban, posisi janin, plasenta, detak jantung bayi dan sebagainya.

Untuk mengetahui jenis kelamin bayi, dokter biasanya menyarankan melakukan pemeriksaan USG paling cepat di minggu ke-14 kehamilan. Pasalnya, sebelum usia tersebut, jenis kelamin si kecil belum terlihat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Saat ini pemeriksaan USG semakin berkembang jenisnya sampai bisa menampilkan gambaran bayi yang bergerak dalam kandungan dengan lebih jelas dengan bantuan USG 4 dimensi.

2. Non-Invasive Prenatal Test (Tes NIPT)

Tes NIPT atau Non-Invasive Prenatal Test adalah salah satu metode tes untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang dilakukan dengan mengambil kromosom. Tes ini juga dikenal dengan tes DNA sel bebas atau tes prenatal non-invasif. Dikatakan non-invasif karena prosedurnya yang sederhana dan tidak memerlukan tindakan pembedahan atau pengambilan jaringan. Selain itu, tes ini juga tidak menimbulkan risiko terhadap kehamilan.

Dibandingkan dengan tes USG, tes NIPT lebih akurat. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association, akurasi tes ini adalah sebesar 95,4 persen untuk bayi laki-laki dan 98,6 persen untuk bayi perempuan. Kelebihan lainnya, tes NIPT sudah dapat dilakukan sejak usia kandungan 7 minggu untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Berbeda dengan pemeriksaan USG yang baru dapat mendeteksi jenis kelamin pada usia kehamilan 14 minggu.

Selain untuk mengetahui jenis kelamin, tes NIPT juga dapat digunakan untuk mengetahui ayah biologis janin, mengetahui jenis rhesus golongan darah janin, mendeteksi dini penyakit kelainan darah seperti hemofilia, mendeteksi kelainan genetik seperti Down Syndrome  atau hiperplasia adrenal kongenital, dan mengetahui adanya kelainan bawaan pada janin seperti kelainan pada organ vital.

Jika Bunda memiliki riwayat keluarga yang mengidap kelainan genetik, maka tes NIPT cocok untuk membantu Bunda mendeteksi komplikasi yang berpotensi muncul pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan selama masa kehamilan maupun setelah melahirkan.

3. Amniosentesis

Metode untuk mengetahui jenis kelamin bayi berikutnya adalah amniosentesis. Metode ini dilakukan dengan menggunakan cairan ketuban Bunda sebagai sampel. Pengambilan cairan ketuban dilakukan dengan menusukkan jarum suntik pada perut Bunda dan mengambil cairan ketubannya. Tentu saja Bunda tak perlu khawatir akan kesakitan, sebab Bunda akan dibius terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan.

Amniosentesis biasanya dilakukan pada usia kandungan antara 15 hingga 20 minggu. Dokter tidak menyarankan untuk melakukan tes ini jika usia kandungan di bawah 15 minggu karena berisiko menyebabkan komplikasi kehamilan. Tak hanya untuk mengetahui jenis kelamin janin, amniosentesis juga bisa digunakan untuk mengetahui kondisi genetik janin secara umum.

Bunda akan disarankan melakukan tes amniosentesis jika Bunda memiliki beberapa kondisi seperti hasil tes USG menunjukkan adanya kecurigaan kelainan pada janin, tes NIPT menunjukkan janin mengalami kelainan genetik, pada kehamilan sebelumnya Bunda memiliki anak dengan riwayat down syndrome atau kelainan organ vital, Bunda atau pasangan memiliki riwayat kelainan genetik, dan Bunda hamil pada usia 35 tahun atau lebih.

4. Chorionic Villus Sampling (Tes CVS)

Cara mengetahui jenis kelamin bayi berikutnya adalah dengan mengambil sampel jaringan pada plasenta yang dikenal dengan vilus korionik, sejenis jaringan pada plasenta. Dengan melakukan pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui kondisi kromosom janin.

Tujuan utama Bunda melakukan tes CVS adalah untuk mendeteksi dini jika bayi Bunda dicurigai menderita kelainan genetik tertentu. Namun, metode ini juga dapat dilakukan sebagai cara mengetahui jenis kelamin bayi.

CVS dapat Bunda lakukan jika ingin mengetahui kondisi genetik dengan lebih cepat. Sebab, tes ini sudah bisa dilakukan di usia kandungan 11 hingga 15 minggu, yaitu lebih cepat daripada tes amniosentesis dan tes NIPT. Seperti halnya amniosentesis, tes CVS juga disarankan jika Bunda hamil pada usia 35 tahun ke atas dan memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga atau pada anak sebelumnya.

Selain untuk mengetahui jenis kelamin bayi, tes CVS juga dapat mengetahui kelainan gender seperti interseks, yaitu bayi yang lahir dengan dua jenis kelamin yang ambigu. Hal ini penting dilakukan agar orang tua dapat mempersiapkan diri tentang bagaimana cara membesarkan anaknya sesuai jenis kelamin Si Kecil.

Walaupun ada berbagai macam cara mengetahui jenis kelamin bayi, sebaiknya Bunda tetap berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai cara mengetahui jenis kelamin dalam kandungan yang sesuai dengan Bunda. Sesuaikan dengan keuangan juga ya Bun! Selain itu, penting untuk tetap mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi agar tumbuh kembang bayi dalam kandungan lebih optimal.