Penyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Anak

Morinaga Platinum ♦ 3 Agustus 2021

 Penyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Anak

Diare merupakan masalah umum yang seringkali mengganggu kesehatan Si Kecil. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebab dan cara menanganinya. ditandai dengan tinja yang encer dan frekuensi buang air besar yang meningkat, seringkali membuat Si Kecil tidak nyaman dan rentan terhadap dehidrasi. 

Bunda, yuk, telusuri lebih dalam bagaimana Bunda dapat mengatasi masalah diare pada anak melalui artikel ini.

Gejala Diare yang Perlu Bunda Perhatikan 

Gejala diare pada anak dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, seperti berikut ini:

  • Tinja lebih encer dari biasanya. 
  • Frekuensi buang air besar meningkat, bahkan kadang-kadang tanpa dapat mengontrolnya.
  • Mengalami kram atau sakit perut.
  • Diare yang parah dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, mata yang cekung, kulit kering, kurangnya urin, atau urin yang berwarna gelap.
  • Si Kecil mungkin merasakan mual atau bahkan muntah sebagai respons terhadap diare yang dialaminya.
  • Pada beberapa kasus, diare dapat disertai dengan demam, terutama jika disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
  • Kelihangan nafsu makan, lemas, dan kelelahan.
  • Adanya perubahan pada warna dan bau tinja. 
  • Si Kecil mungkin menjadi lebih rewel, iritatif, atau merasa tidak nyaman karena kondisi yang dialaminya.

Gejala di atas dapat bervariasi dalam tingkat keparahan tergantung pada faktor penyebabnya. Penting untuk memperhatikan gejala dan memberikan perhatian medis jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai dengan gejala dehidrasi yang signifikan, atau jika anak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan lainnya.

Jenis Diare

Melansir dari situs Kementerian Kesehatan, ada dua jenis diare berdasarkan lamanya kondisi ini berlangsung, yaitu:

Diare Akut

Merupakan kondisi yang terjadi tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 1-2 hari, yang disebabkan karena mengonsumsi makanana atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, infeksi virus, atau parasit. 

Penanganannya bisa dilakukan dengan menjaga agar Si Kecil tetap tehidrasi, memberikan makanan ringan yang mudah dicerna, dan menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala.

Diare Kronis

Kondisiini berlangsung lebih lama, yaitu selama beberapa minggu, yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pencernaan, alergi makanan, sindrom iritasi usus besar, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, penyakit celiac, atau penyakit usus lainnya.

Penyebab Diare pada Anak 

Diare merupakan kondisi umum yang sering terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

Infeksi Virus: Rotavirus, norovirus, dan adenovirus adalah penyebab umum diare pada anak. Infeksi virus dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung atau melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Infeksi Bakteri:  Bakteri Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Campylobacter, dan Shigella dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan anak dan diare. 

Infeksi Parasit: Parasit seperti Giardia lamblia atau cacing usus dapat menyebabkan diare. Penularannya dapat terjadi melalui air atau makanan yang terkontaminasi.

Alergi Makanan: Mengonsumsi makanan yang dapat memicu diare juga bisa menyebabka Si Kecil diare Bun. 

Efek Samping Obat: Beberapa obat atau antibiotik tertentu dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan anak dan menyebabkan diare sebagai efek samping.

Intoleransi Laktosa: Ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik (gula dalam susu), maka dapat menyebabkan diare.

Efek Makanan atau Minuman Tertentu: Konsumsi makanan pedas, berlemak tinggi, atau minuman berkafein dapat merangsang saluran pencernaan anak dan menyebabkan diare.

Penyakit Serius: Diare juga bisa menjadi gejala dari penyakit serius seperti penyakit radang usus, penyakit celiac, atau kondisi medis lainnya.

Cara Mengatasi Diare pada Anak

Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menangani kondisi Si Kecil, yaitu:

Pemberian Cairan

Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Berikan cairan seperti air putih, larutan elektrolit oral, atau larutan rehidrasi yang direkomendasikan oleh dokter. Hindari minuman yang mengandung kafein atau tinggi gula.

Perhatikan Asupan Makanan

Berikan makanan yang ringan dan mudah dicerna seperti nasi putih, roti, sereal, buah-buahan yang dimasak, atau sup rendah lemak. Hindari makanan pedas, berlemak, atau yang sulit dicerna.

Hindari Makanan Pemicu

Jika Bunda menyadari bahwa ada makanan tertentu yang memicu kondisi Si Kecil, hindari makanan tersebut sampai gejalanya membaik. Termasuk makanan pedas dan berminyak. 

Berikan Obat Sesuai Anjuran Dokter

Jangan memberikan obat tanpa konsultasi dokter, terutama pada anak-anak. Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, dokter mungkin meresepkan obat tertentu.

Cukup Istirahat

Istirahat yang cukup merupakan bagian penting, karena dapat membantu proses pemulihan Si Kecil. Ketika ia istirahat, tubuhnya dapat fokus untuk melawan infeksi atau penyebab diare. Selain itu, istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi stres pada tubuh anak dan mempercepat proses penyembuhan.

Perhatikan Kebersihan

Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setiap kali sesudah bersentuhan dengan benda yang kotor penting untuk mencegah penyebaran infeksi.

Pantau Tanda-tanda Dehidrasi

Perhatikan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, kurangnya urin, mata yang cekung, kulit kering, atau kelemahan yang tidak wajar. Jika terjadi tanda-tanda dehidrasi, segera hubungi dokter.

Ingatlah bahwa pemberian perawatan pada anak-anak yang mengalami diare harus disesuaikan dengan usia dan kondisinya. Jika diare persisten atau disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan, segera temui dokter untuk penanganan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter?

Berikut adalah beberapa situasi di mana sebaiknya Anda membawa anak ke dokter:

  • Jika anak mengalami mulut kering parah, mata cekung, kurangnya urin, atau urin berwarna gelap.
  • Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau sangat parah, dan tidak membaik dengan penanganan di rumah.
  • Jika disertai dengan demam tinggi yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
  • Muntah parah, darah dalam tinja, nyeri perut hebat, penurunan kesadaran, atau gejala lain yang mencemaskan.
  • Bayi di bawah 6 bulan atau balita yang mengalami diare sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.
  • Jika anak memiliki kondisi medis tertentu, seperti gangguan pencernaan atau gangguan kekebalan, segera konsultasikan dengan dokter.

Mengamati tanda-tanda ini dan mendapatkan bantuan medis ketika diperlukan sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan perawatan yang tepat dan meminimalkan risiko komplikasi yang mungkin terjadi karena diare.

Pencegahan 

Berikut beberapa cara pencegahan yang bisa Bunda terapkan di rumah bersama Si Kecil:

Cuci Tangan

Ajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain di luar rumah. Penggunaan sabun dan air mengalir sangat penting untuk mengurangi penyebaran infeksi.

Kebersihan Makanan

Pastikan makanan yang dikonsumsi anak bersih dan matang. Hindari memberikan makanan mentah atau kurang matang yang berisiko menyebabkan infeksi.

Minum Air Bersih

Pastikan anak meminum air bersih yang aman, terutama jika Bunda berada di tempat yang airnya tidak terjamin kebersihannya. Hindari minuman dari sumber yang tidak terpercaya atau air yang mungkin terkontaminasi.

Imunisasi

Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap, termasuk vaksinasi terhadap penyakit seperti rotavirus, dapat membantu melindungi mereka dari infeksi yang dapat menyebabkan diare.

Agar Bunda dapat memberikan perlindungan sejak dini, ketahui jadwal masing-masing imunisasi dalam artikel berikut yuk: Jadwal Imunisasi Anak Anjuran IDAI, Sudahkah Bunda Tahu?

Hindari Kontak dengan Penyakit Menular

Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit atau mengalami infeksi dapat membantu mencegah penularan penyakit.

Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan di sekitar anak, seperti membersihkan permukaan yang sering disentuh dan peralatan makan, dapat membantu mengurangi risiko paparan terhadap kuman atau bakteri.

Pola Makan Sehat

Memberikan makanan sehat dan seimbang kepada anak dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

Perhatikan Kesehatan Pribadi

Jika Si Kecil memiliki riwayat intoleransi makanan tertentu atau sensitivitas terhadap makanan tertentu, hindari makanan tersebut.

Perhatikan Kebersihan di sekitar Hewan Peliharaan

Jika ada hewan peliharaan di rumah, pastikan untuk mencuci tangan setelah berinteraksi dengan mereka untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

Menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik, menjaga pola makan yang sehat, dan memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitar dapat membantu mengurangi risiko terkena diare. 

Tetapi, meskipun melakukan pencegahan, tetap penting untuk segera konsultasikan dengan dokter jika anak mengalami diare yang berkepanjangan atau disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan.

Bila Si Kecil memiliki alergi susu sapi yang membuatnya selalu diare setelah minum susu, berikan anak susu hipoalergenik. Susu hipoalergenik dapat membantu mengurangi risiko reaksi alergi dan meminimalkan gejala alergi seperti diare setelah konsumsi susu. Simak yuk manfaat dan rekomendasi susu hipoalergenik di sini: Mengenal Susu Hipoalergenik, Jenis dan Manfaatnya

Referensi:

  • Hopkins Medicine. Diarrhea in Children. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children. (Diakses pada 14 Desember 2023).
  • Kids Health. Diarrhea. https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html. (Diakses pada 14 Desember 2023).
  • Kemenkes. Hal-Hal yang Harus Diketahui Para Orang Tua Seputar Diare Pada Anak. https://ayosehat.kemkes.go.id/hal-hal-yang-harus-diketahui-para-orang-tua-seputar-diare-pada-anak (Diakses pada 21 Maret 2024).