6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya

Morinaga Platinum ♦ 20 Juli 2023

6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya

Aspek perkembangan anak usia dini menjadi dasar penting dalam membentuk kecerdasan, kepribadian, dan kemampuan mereka di masa mendatang. Keenam aspek ini ialah perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan fisik-motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan seni. 

Jika anak tidak mencapai atau mengalami hambatan dalam salah satu dari keenam aspek tersebut, hal itu dapat mengakibatkan tantangan dalam tumbuh kembang mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar anak untuk memberikan dukungan dan stimulasi perkembangan terbaik. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, pastikan Bunda membaca artikel ini sampai selesai ya. 

6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Berikut ini 6 aspek perkembangan anak usia dini ini dan contohnya: 

1. Nilai Agama dan Moral

Aspek perkembangan pertama dan yang paling utama untuk diajarkan kepada Si Kecil adalah nilai agama dan moral. Hal ini berfokus dalam menanamkan nilai-nilai dasar, norma-norma yang berlaku hingga kesadaran. Si Kecil perlu mengenal agama dan menjalankan ibadah agar lebih memahami arah hingga tujuan mereka dengan baik sejak dini.

Tidak hanya itu, belajar agama dan moral banyak manfaat serta menanamkan sikap-sikap baik pada Si Kecil seperti menolong sesama, bersikap jujur, sopan, menghormati orang yang lebih tua, hingga toleransi dengan penganut agama yang berbeda. 

Harapannya, Si Kecil akan tumbuh dengan persepsi yang tepat dan benar. Oleh karena itulah, orang tua memiliki peran penting dalam memulainya sedari dini.

2. Fisik-Motorik

Sesuai dengan namanya, aspek fisik motorik ini merupakan segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan perkembangan tubuh di kecil. Apa saja?

  • Perkembangan fisik dan perilaku keselamatan. Hal ini meliputi tinggi badan, lingkar kepala, dan berat badan yang sesuai dengan ukuran anak seumuran. 
  • Si Kecil juga memiliki motorik halus baik yang meliputi kemampuan mereka dalam menggunakan alat untuk ekspresi diri dan juga eksplorasi. Contohnya yaitu menggunakan pensil, bermain dengan boneka dan lain sebagainya.
  • Tidak hanya itu, Si Kecil juga perlu memiliki motorik kasar yang baik. Hal ini meliputi kemampuan tubuh dalam berkoordinasi antar anggota tubuh. Contohnya yaitu menjaga keseimbangan, lincah, dan juga lentur sesuai peraturan. Bunda dapat melatih motorik kasar Si Kecil dengan mengajak mereka berolahraga.

Yuk, Bunda, pahami tahap-tahapan perkembangan motorik pada anak ini di halaman berikut: 7 Tahap Perkembangan Motorik Anak dan Cara Menstimulasinya

3. Kognitif

Aspek perkembangan kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran sehingga jangan heran jika pertumbuhan pada area ini memiliki jangkauan yang sangat luas.

Salah satu tanda bahwa aspek kognitif Si Kecil berkembang ialah dia mampu berpikir logis dengan mengenal perbedaan, klasifikasi, perencanaan, pola, inisiatif, dan sebab akibat. Sebetulnya Si Kecil dapat mempelajari ini bahkan sejak ia masih berusia 3 bulan lho, melalui mainan yang dimainkannya.

Beberapa contoh pelajaran lain yang didapatkan Si Kecil untuk mengembangkan aspek kognitif antara lain:

  • Mampu berpikir logis dengan mengenal perbedaan, klasifikasi, perencanaan, pola, sebab akibat dan inisiatif
  • Si Kecil dapat menyebutkan, mengenal, dan juga menggunakan lambang-lambang seperti abjad dan angka. Tidak hanya itu, tahap ini juga akan membantu Si Kecil untuk menggambarkan ulang banyak hal yang pernah mereka lihat.
  • Pembelajaran yang paling penting adalah Si Kecil dapat belajar memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan fleksibel, praktis, dan juga diterima secara sosial. Si Kecil juga dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan baik di sekolah maupun rumah.

Dengan kemampuan berpikir logis dan pemahaman baik tentang abjad dan angka di atas, perkembangan dalam aspek kognitif ini akan mendukung kecerdasan intelektualnya, Bunda. Untuk mengukur hasil dari perkembangan kognitif, Bunda dapat mengevaluasinya melalui tes IQ. 

4. Bahasa

Bahasa menjadi aspek perkembangan anak yang bisa Bunda amati dan latih sejak dini. Si Kecil dapat mengerti berbagai hal yang dimaksud oleh orang tua seperti cerita, aturan, perintah dan juga menghargai bacaan. 

Tidak sampai di situ, bahasa juga meliputi bagaimana cara Si Kecil berbahasa dengan baik seperti tanya jawab, memahami bentuk dan juga bunyi dari masing-masing huruf juga angka. 

Cari tahu selengkapnya seputar perkembangan bahasa anak di artikel berikut ini yuk: Kenali Tahapan Perkembangan Bahasa Anak

5. Sosial-Emosional

Perkembangan emosi anak usia pada usia dini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena berperan penting dan terkait erat dengan pengenalan diri Si Kecil juga orang sekitar. Berbagai macam hal yang masuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut:

  • Si Kecil akan lebih senang jika bermain dengan teman sebayanya, memahami perasaan, merespon pembicaraan, berbagai mainan dengannya, mendengarkan ucapannya, hingga belajar menghargai hak dan pendapat orang lain sehingga Si Kecil akan tetap berlaku sopan.
  • Tidak hanya itu, aspek ini juga mengajarkan Si Kecil arti dari tanggung jawab, hak-hak, hingga aturan bagi mereka dan orang lain. 
  • Selain hubungan dengan orang lain maupun teman sebayanya, hal ini akan membantu Si Kecil untuk memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan mereka, mengendalikan diri, hingga menyesuaikan diri untuk berinteraksi dengan orang lain.

Bunda, ketahui lebih lengkap ciri-ciri kecerdasan emosional pada anak di sini: Kenali Ciri-ciri Kecerdasan Emosional pada Si Kecil.

6. Seni

Aspek terakhir pada perkembangan anak adalah seni. Setiap anak yang terlahir bersifat imajinatif dan memiliki sisi seni mereka sendiri. 

Si Kecil akan tertarik untuk mengekspresikan diri dan juga mulai mengeksplorasi diri dalam banyak hal dari sisi kesenian. Contohnya yaitu musik, lukisan, kerajinan, drama dan masih banyak lagi yang lainnya.

Cara Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini

Berikut ini beberapa contoh stimulasi untuk mencapai aspek perkembangan anak usia dini yang optimal: 

Membaca dan Bercerita

Stimulasi ini termasuk dalam aspek perkembangan bahasa. Membaca buku anak atau menceritakan cerita membantu memperluas kosakata anak, meningkatkan pemahaman bahasa, dan merangsang kemampuan mereka dalam berkomunikasi.

Aktivitas Seni Kreatif

Merupakan bagian dari perkembangan seni. Aktivitas seni seperti mewarnai, melukis, atau membuat kerajinan tangan membantu anak mengekspresikan kreativitas mereka, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan memperluas imajinasi mereka.

Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya

Aspek ini terkait dengan perkembangan sosial-emosional. Mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya membantu mereka belajar tentang berbagi, bekerja sama, serta memahami emosi dan perilaku sosial.

Rutinitas Harian yang Konsisten

Stimulasi ini mempengaruhi aspek kognitif anak. Rutinitas yang konsisten membantu anak memahami konsep waktu, mengembangkan kemandirian, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merencanakan dan mengatur aktivitas sehari-hari.

Kegiatan Fisik dan Gerak

Terkait dengan perkembangan fisik-motorik. Melibatkan anak dalam aktivitas fisik, seperti berjalan, melompat, atau berlari, membantu perkembangan koordinasi, kekuatan otot, dan keterampilan motorik kasar mereka.

Melalui berbagai stimulasi ini, orang tua dan pengasuh dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mereka dalam berbagai aspek perkembangan yang penting untuk masa depan mereka.

Contoh Permainan yang Mencakup 6 Aspek Perkembangan

Berikut ini daftar permainan yang baik untuk mendukung perkembangan anak:

Meremas Kertas

Salah satu permainan yang bisa Bunda coba bersama Si Kecil yaitu melipat kertas. Meski terkesan sepele, tetapi kegiatan melipat kertas dapat melatih keterampilan motoriknya, lho. Kegiatan sederhana ini bisa melatih gerakan-gerakan jarinya Bun. Caranya pun mudah. Cukup sediakan beberapa lembar kertas. Bunda bisa meminta Si Kecil untuk membuat bola dengan cara meremas dan mengepal kertas tersebut. Bunda pun bisa mengajak Si kecil untuk membuat persegi empat, pesawat, hingga perahu. 

Bermain Puzzle

Untuk mengembangkan kemampuan kognitif Si Kecil, Bunda bisa mengajak Si kecil untuk bermain puzzle. Puzzle adalah permainan menyusun bentuk atau gambar tertentu. Permainan ini dapat mengembangkan kemampuan kognitif karena permainan ini  membutuhkan koordinasi mata dan tangan. Tangan Si Kecil akan dilatih untuk merespon apa yang ia lihat.

Cara Memantau Perkembangan Anak Usia Dini

Secara berkala Bunda perlu melihat perkembangan Si Kecil sebagai langkah untuk deteksi dini terhadap gangguan pada perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial. Inilah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menganalisis perkembangan Si Kecil:

Observasi

Lakukan pengamatan terhadap perilaku, cara berinteraksi, dan kemampuan Si Kecil dalam aktivitas sehari-hari. Setiap kali Bunda menemukan indikator perkembangan pada Si Kecil, buatlah catatan yang menunjukkan waktu pertama kali melihat perubahan tersebut.

Untuk informasi lebih lanjut tentang apa saja perkembangan anak setiap tahunnya, yuk baca artikel ini: Memahami Perkembangan Anak dari Tahun ke Tahun.

Buat Checklists

Bunda bisa menggunakan checklist perkembangan dan kesehatan anak yang dikeluarkan oleh lembaga, seperti American Academy of Pediatrics dan World Health Organization.

Umumnya media yang digunakan berupa tabel atau grafik tumbuh kembang anak sesuai dengan usia Si Kecil. Dari tabel ini, Bunda bisa membuat checklist terkait apa saja perkembangan yang seharusnya sudah mulai tampak dari Si Kecil.

Konsultasi dengan Dokter

Dokter dapat memberikan penilaian secara akurat terhadap perkembangan Si Kecil. Mereka akan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan serangkaian tes untuk menilai perkembangan kognitif, linguistik, motorik, dan emosional pada Si Kecil.

Cek Tumbuh Kembang

Pengecekan ini umumnya meliputi pengukuran lingkar kepala, tinggi dan berat badan Si Kecil. Hasil dari pengukuran ini dapat digunakan untuk menilai apakah Si Kecil tumbuh sesuai dengan usianya atau tidak.

Perhatikan Interaksi Sosial dan Emosional

Amati bagaimana Si Kecil berinteraksi dengan teman lainnya. Lihat pula bagaimana Si Kecil mengekspresikan dan mengelola emosi ketika mengalami kondisi di mana dia butuh adaptasi dengan lingkungan baru.

Masalah pada Perkembangan Anak yang Perlu Diwaspadai

Tak hanya memahami aspeknya saja, Bunda juga perlu mewaspadai beberapa masalah yang kemungkinan muncul seiring dengan perkembangan Si Kecil, seperti berikut ini:

Gangguan Perkembangan Motorik

Gangguan pada perkembangan motorik ini bisa dialami Si Kecil dari dua aspek motorik, yaitu motorik kasar dan halus. Dilihat dari aspek motorik kasar, maka gangguan yang perlu diwaspadai adalah Si Kecil belum bisa mengendalikan gerakannya secara stabil atau seimbang, gangguan terhadap refleks tubuhnya, dan juga gangguan tonus otot (jumlah tegangan dan resistensi yang diperlukan terhadap gerakan otot).

Jika Si Kecil sudah berumur 1 atau 2 tahun dan belum bisa berdiri atau berjalan dengan stabil, Bunda perlu memperhatikan apakah kakinya dalam keadaan seimbang atau tidak. Sebab beberapa anak memang mengalami masalah kestabilan karena ketidakseimbangan pada bentuk tungkainya, misalnya karena tungkainya berbentuk seperti huruf O. 

Sedangkan untuk gangguan motorik halus yang perlu diwaspadai pada Si Kecil adalah gangguan yang melibatkan otot-otot kecil, koordinasi mata dan tangan. Contoh dari gangguan motorik halus seperti, Si Kecil masih suka menggenggam di usianya yang sudah memasuki 4 bulan serta lebih dominan hanya menggunakan satu tangan tertentu (kiri atau kanan) sampai umur 1 tahun, dan setelah usianya mencapai 1 tahun lebih 2 bulan Si Kecil masih melakukan eksplorasi oral seperti memasukkan benda kedalam mulutnya.

Gangguan Perkembangan Kognitif

Beberapa gejala yang umumnya ditemui sesuai dengan usia Si Kecil adalah seperti berikut:

  • Usia 2 bulan, Si Kecil kurang memperlihatkan bentuk ketertarikan pada suatu benda atau seseorang yang Si Kecil sering temui
  • Usia 4 bulan, Si Kecil tidak bisa mengikuti gerakan benda tertentu
  • Usia 6 bulan, Si Kecil tidak bisa merespons suara yang ia dengar atau mencari sumber suara yang ia dengar
  • Usia 9 bulan, Si Kecil belum mengeluarkan satu kata pun seperti mama atau biasa disebut babbling
  • Usia 24 bulan, Si Kecil belum mampu mengucapkan kata yang memiliki arti tertentu, seperti makan
  • Usia 36 bulan, Si Kecil belum mampu merangkai kata (minimal 3 kata)

Mengapa gejala begini bisa terjadi? Lihat penyebabnya yuk, Bunda, pada halaman ini: Gangguan Kognitif: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya

Gangguan Perkembangan Sosial Emosional

Beberapa gangguan yang bisa ditemui pada aspek sosial emosional sesuai usia Si Kecil, seperti berikut:

  • Usia 6 bulan, Si Kecil belum mampu mengekspresikan perasaan senang yang ia rasakan
  • Usia 9 bulan, Si Kecil jarang kali mengoceh atau mengeluarkan suara dan juga belum mampu mengekspresikan wajah terhadap perasaan yang ia alami
  • Usia 12 bulan, Si Kecil belum mampu merespon ketika namanya dipanggil
  • Usia 24 bulan, Si Kecil masih kesulitan untuk menggabung minimal 2 kata
  • Segala usia, Si Kecil belum mampu berinteraksi atau bersosialisasi terhadap rangsangan yang diberikan dari sekitarnya.

Ada lagi jenis gangguan di mana Si Kecil sudah mampu berinteraksi, namun kesulitan untuk berinteraksi dengan tepat. Ini terjadi pada anak yang mengalami penyakit ADHD.

Gangguan Perkembangan Bahasa

Untuk gangguan pada perkembangan bahasa pada Si Kecil dapat dilihat dari ketidakmampuan Si Kecil untuk menunjukkan kesenangan terhadap suatu benda atau seseorang terdekatnya, hal ini kemungkinan terjadi sampai dengan usia 20 bulan. Lalu Ayah dan Bunda pun seringkali tidak mengerti ucapan dari Si Kecil yang sudah menginjak 30 bulan, hal ini juga perlu diwaspadai karena menunjukan adanya gangguan perkembangan bahasa. 

Itulah enam aspek perkembangan anak usia dini serta contohnya, dan masalah gangguan pada perkembangan anak yang wajib Bunda ketahui.

Untuk mengembangkan aspek-aspek ini, Si Kecil memerlukan seluruh indra yang dimilikinya ya, Bunda. Ini sebabnya Bunda perlu sekali untuk mengetahui bagaimana menstimulasi kelima indra yang dimiliki Si Kecil. 

Berdasarkan keenam aspek inilah, Bunda dapat memutuskan dan mengambil langkah yang tepat sehingga Si Kecil dapat berkembang dengan baik. Menerapkan aspek-aspek tersebut sedini mungkin dapat membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat baik jasmani maupun rohani. 

Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Jika Si Kecil telah berusia balita, Bunda dapat meningkatkan kemajuan perkembangan anak dengan memasukkannya ke sekolah pendidikan anak usia dini. Perlunya ialah Bunda membantu Si Kecil menjadi pribadi yang senang untuk belajar. Kesenangan untuk belajar ini diperoleh dari keterampilan emosional, keterampilan social, dan keterampilan kognitif.

Ada beberapa keterampilan yang dapat dipelajari Si Kecil dalam pendidikan anak usia dini, yaitu:

  • Keterampilan bahasa dan literasi, yaitu belajar berkomunikasi melalui gestur, suara, dan kata
  • Keterampilan berpikir, yaitu belajar memahami bagaimana kerja banyak hal
  • Keterampilan mengendalikan diri sendiri, yaitu belajar mengekpresikan dan mengelola emosi dalam cara yang tepat
  • Kepercayaan pada diri sendiri, supaya Si Kecil tertarik pada tantangan, meskipun hanya sesederhana tantangan sosial untuk berbagi atau berteman dengan orang baru

Nah, jika Bunda belum sempat memasukkan Si Kecil ke PAUD, Bunda dapat juga memantau perkembangan anak dengan memanfaatkan tool Morinaga MI Play Plan (MIPP). Selain memantau perkembangan anak, tool ini juga bisa Bunda gunakan untuk mengidentifikasi kecerdasan dominan yang dimiliki Si Kecil. Bunda juga dapat melakukan stimulasi melalui ide permainan sesuai dengan kecerdasan Si Kecil.

Jika Bunda sudah mengetahui kecerdasan mana yang dimiliki Si Kecil, selanjutnya Bunda dapat menstimulasi kecerdasan tersebut secara konsisten dengan kembali menggunakan layanan Morinaga MI Play Plan (MIPP) beberapa bulan lagi. Cari tahu lebih banyak tentang Morinaga MI Play Plan (MIPP) yuk.

Referensi:

  • GGI Insight. Early Childhood Development Stages: A Comprehensive Understanding. https://www.graygroupintl.com/blog/early-childhood-development-stages. (Diakses pada 16 Desember 2023).
  • Rasmussen University. Early Childhood Development Milestones: What You Should Know. https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/early-childhood-development/. (Diakses pada 16 Desember 2023).