Bagaimana Jika Bunda Tidak Bisa Menyusui?

Morinaga Platinum ♦ 1 Juni 2017

Bagaimana Jika Bunda Tidak Bisa Menyusui?

Bagi Si Kecil, ASI adalah makanan terbaik. ASI memiliki beragam kandungan gizi baik yang dapat memenuhi kebutuhannya. Tak ada hal lain yang lebih diinginkan Bunda selain dapat memberikan yang terbaik untuk Si Kecil. Namun, ada kondisi atau keadaan tertentu yang terjadi pada Bunda maupun Si Kecil sehingga Bunda tidak memungkinkan untuk menyusuinya.

Kondisi Bunda

Kasus khusus pada Bunda, misalnya:

  1. Bunda memiliki kondisi HIV positif, karena dikhawatirkan Si Kecil dapat tertular oleh virus HIV yang terdapat di dalam ASI.
  2. Bunda sedang menjalani pengobatan tertentu, seperti epilepsi, kejiwaan, depresi, dan lainnya. Di mana obat-obatan yang dikonsumsi dapat memengaruhi Si Kecil.
  3. Bunda tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup dikarenakan oleh operasi pengecilan payudara, kelainan hormon, dan lain-lain.
  4. Puting payudara Bunda terinfeksi virus herpes simpleks. Informasi lengkap mengenai herpes, yuk Bun baca: Penyebab herpes dan cara menanganinya.
  5. Bunda mengalami penyakit yang berat, seperti eklampsia (suatu komplikasi kehamilan yang serius), psikosis (suatu gangguan kejiwaan yang serius), kanker, dan lain-lain.
  6. Bunda ketergantungan narkoba.

Kondisi Si Kecil

Keadaan tertentu pada Si Kecil, misalnya:

  1. Si Kecil lahir dengan kelainan genetik di mana tubuhnya tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mencerna susu, misalnya galaktosemia (suatu kondisi di mana Si Kecil tidak dapat mencerna satu jenis gula yang disebut galaktosa), maple syrup urine disease (gangguan yang terjadi akibat kekurangan enzim yang melibatkan metabolisme asam amino), dan fenilketonuria (penyakit genetika yang membuat tubuh tidak bisa mencerna fenilalanin).
  2. Si Kecil lahir prematur sehingga membutuhkan kalori, lemak, dan protein yang lebih banyak daripada bayi yang lahir cukup bulan. Oleh karena kondisi tersebut, Si Kecil membutuhkan tambahan susu formula khusus bayi prematur.
  3. Si Kecil berisiko mengalami hipoglikemia (gula darah rendah), misalnya bayi dengan berat badan lahir rendah dan bayi dengan Bunda penyandang diabetes.
  4. Si Kecil mengalami dehidrasi.
  5. Si Kecil mengalami berat badan turun lebih dari 10%.
  6. Si Kecil kuning karena kelebihan bilirubin. Ketahui tentang tanda bayi kuning yang normal di sini: Ciri-ciri Penyakit Bayi Kuning dan Cara Perawatannya

Apabila satu dari kondisi di atas terjadi pada Bunda dan Si Kecil, jangan dulu berkecil hati. Jika Bunda masih bisa menyusui, tetaplah berusaha. Berapa pun jumlah ASI yang Bunda susui kepada Si Kecil pasti bermanfaat untuknya.

Bunda bisa berkonsultasi pada konselor laktasi atau dokter spesialis anak atas kondisi yang terjadi. Apabila tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh untuk Bunda bisa tetap memberikan ASI atau Si Kecil membutuhkan asupan tambahan, dokter spesialis anak bisa saja merekomendasikan pemberian susu formula.

Umumnya Si Kecil yang berusia tiga hari dapat mengonsumsi 30 ml susu sekali minum. Biasanya setiap hari Si Kecil bisa mengonsumsi 150-200 ml susu formula per kilogram berat badannya. Jumlah per kali minum akan bertambah seiring dengan pertumbuhan Si Kecil. Dengan demikian, semakin besar berat badannya, semakin banyak pula jumlah susu formula yang dibutuhkan.

Saat memberikan susu formula, penting untuk diperhatikan kebersihan tangan, sendok, botol susu, dan peralatan lainnya yang digunakan dalam pembuatan susu formula. Gunakan air minum yang telah dipanaskan hingga mendidih untuk membuat susu. Kegagalan dalam mematuhi aturan dasar ini dapat meningkatkan risiko infeksi bagi Si Kecil.