Cara Efektif Mengatasi Anak Tantrum dan Ciri Umumnya

Morinaga Platinum ♦ 2 Februari 2024

Cara Efektif Mengatasi Anak Tantrum dan Ciri Umumnya

Tantrum adalah kondisi ketika Si Kecil menunjukkan amarah, menangis, berteriak, melempar benda, atau menunjukkan perilaku lain yang tiba-tiba dan tidak terkendali. Apa yang ditunjukkan Si Kecil ini sebenarnya normal karena termasuk bagian dari perkembangannya.

Kondisi ini tidaklah mudah untuk ditangani dan perlu kesabaran dan keahlian agar Si Kecil bisa segera tenang kembali. Oleh karena itu, agar tepat dalam menangani kondisi ini, Bunda perlu mengetahui cara mengatasi anak tantrum. Simak selengkapnya yuk.

Anak Tantrum Umumnya di Usia Berapa?

Tantrum termasuk bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya mulai muncul pada usia sekitar 1 hingga 3 tahun. Ini adalah periode ketika Si Kecil mulai mengeksplorasi dunia sekitarnya, tetapi kemampuan komunikasi verbalnya belum sepenuhnya berkembang. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan keinginan, rasa frustrasi, atau ketidaknyamanan dapat menyebabkan anak mengalami tantrum.

Ketika kemampuan komunikasi Si Kecil sudah meningkat dengan baik dan mampu mengungkapkan keinginannya, umumnya tantrum sudah mulai berkurang. Biasanya hal ini terjadi ketika ia memasuki usia 4 tahun.

Ciri Anak Tantrum

Ciri-ciri tantrum pada Si Kecil dapat bervariasi, tetapi umumnya melibatkan ekspresi emosi yang kuat dan perilaku yang tidak terkontrol. Berikut adalah beberapa ciri umumnya:

  • Merengek, menangis, dan berteriak.
  • Menendang, memukul, dan mencubit.
  • Mengayunkan tangan dan kaki.
  • Menahan napas.
  • Meregangkan tubuh atau melemaskannya.
  • Menolak berinteraksi.
  • Perubahan ekspresi wajah.

Ciri yang ditunjukkan di atas merupakan hal yang normal terjadi pada Si Kecil. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk bisa menghadapi perubahan perilakunya dengan tepat.

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Jika tantrum terjadi, apa yang sebaiknya Bunda lakukan? Simak beberapa kiat dari Royal College of Psychiatry, Inggris, yaitu:

Tetap Tenang

Usahakan agar Bunda tidak terbawa emosi. Bunda tidak sendiri, kondisi ini umum dihadapi oleh sebagian besar orang tua lain. Percaya bahwa Bunda bisa menghadapinya dengan baik.

Hindari Respons Negatif

Saat Si Kecil tantrum, tetaplah tenang dan lanjutkan aktivitas. Sesekali lihat dan pastikan Si Kecil dalam kondisi baik dan tidak melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya. Hindari merespons secara negatif seperti memarahinya. Ini bisa menjadikan situasi tersebut pengalaman buruk untuknya.

Konsisten dengan Peraturan

Apakah tantrum dipicu oleh amarah Si Kecil yang keinginannya tidak dituruti Bunda? Salah satu kunci mengatasi tantrum adalah dengan menjelaskan manfaat dari adanya peraturan tersebut dan pentingnya perilaku yang baik. Contoh, Si Kecil tantrum karena masih ingin bermain gawai (gadget) sedangkan peraturannya adalah 15 menit. Tetap terapkan peraturannya, namun Bunda bisa menjelaskan alasannya dengan baik begitu ia sudah tenang.

Amati Saat Si Kecil Mulai Tenang

Ketika tantrumnya sudah mulai reda, bicara pada Si Kecil dengan tenang dan penuh kehangatan. Dengan demikian, Si Kecil juga akan lebih tenang dan melanjutkan aktivitasnya dengan baik. Ini juga merupakan saat yang tepat untuk Bunda menjelaskan hal yang sudah terjadi dan bagaimana Si Kecil sebaiknya menyikapinya.

Kunci utama penanganan tantrum pada Si Kecil terletak pada perlakuan yang konsisten saat hal tersebut terjadi. Ini perlu dilakukan agar Si Kecil belajar bahwa ada alasan jelas di balik suatu aturan dan mengapa ia harus mengikutinya.Tak hanya itu, penting juga bagi Bunda untuk memahami fase-fase tantrum pada Si Kecil sehingga Bunda dapat menanganinya dengan baik. Untuk mengetahui apa saja fasenya, baca artikel berikut yuk: Fase Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya.

Untuk menunjang proses belajar tersebut, Bunda bisa memberikan nutrisi yang mengandung DHA, kolin, dan zat besi. Ketiga nutrisi ini akan mempercepat daya tangkap dan meningkatkan konsentrasi Si Kecil saat belajar.  

Jika tantrum sering terjadi atau masih terjadi meski Si Kecil sudah tidak balita lagi, Bunda bisa berkonsultasi pada dokter atau psikolog. Diskusikan kemungkinan penyebabnya serta cara penanganannya.

Referensi:

  • Cleveland Clinic. Temper Tantrums. Diakses pada tanggal 12 Januari 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums
  • Johns Hopkins Medicine. Temper Tantrums. Diakses pada tanggal 12 Januari 2024. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/temper-tantrums