15 Jenis Imunisasi Dasar Lengkap untuk Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 1 Agustus 2017

15 Jenis Imunisasi Dasar Lengkap untuk Si Kecil

Imunisasi dasar lengkap adalah metode medis untuk mencegah penyakit menular dengan memberikan vaksin kepada Si Kecil sehingga membuat tubuhnya menjadi resisten terhadap penyakit tertentu. Ketika Si Kecil menerima vaksin, ia diberikan jenis bakteri atau virus tertentu yang telah dilemahkan, tujuannya untuk memicu sistem kekebalan tubuhnya memproduksi antibodi.

Melalui imunisasi, Si Kecil menjadi lebih tahan terhadap penyakit menular seperti cacar monyet, pertussis, polio, dan campak. Bahkan jika ia terkena penyakit, gejalanya cenderung lebih ringan dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi. 

Lantas, apa saja jenis imunisasi yang dibutuhkan Si Kecil agar mendapatkan perlindungan yang optimal. Yuk, simak informasi dalam artikel ini.

Jenis Imunisasi Dasar Lengkap IDAI

Setiap tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan jadwal imunisasi baru. Dan pada 2023, IDAI mengeluarkan jadwal 15 jenis imunisasi yang harus diberikan kepada Si Kecil usia 0 sampai 18 tahun. Jenis imunisasi terus mengalami revisi sesuai dengan kondisi di masyarakat.

1. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B (HB) monovalen disuntikkan kepada Si Kecil segera setelah ia lahir, biasanya dilakukan sebelum 24 jam setelah proses kelahiran. Penyuntikan ini didahului dengan pemberian vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

Untuk Si Kecil dengan berat lahir kurang dari 2 kg, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda hingga ia usia 1 bulan, kecuali jika Si Kecil tersebut lahir dari ibu yang HBsAg positif atau dinyatakan sehat. Dalam hal ini, imunisasi HB dapat diberikan segera setelah lahir, tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer, dan Si Kecil tetap memerlukan tambahan 3 dosis vaksin (total 4 dosis).

Untuk Si Kecil yang lahir dari ibu HBsAg positif, pemberian vaksinasi hepatitis B dan Hepatitis B Immunoglobulin (HBIg) harus dilakukan pada paha yang berbeda dan perlu segera dilakukan setelah ia lahir tanpa mempertimbangkan berat badannya.

Efektivitas HBIg menurun jika diberikan setelah 48 jam, tetapi masih dapat diberikan hingga 7 hari setelah kelahiran. Si Kecil juga perlu diperiksa kadar anti-HBs pada usia 9-12 bulan. Jika dosis terakhir vaksinasi terlambat, pemeriksaan tes anti-HBs dilakukan 1-2 bulan setelah dosis terakhir.

2. Polio

Vaksin polio oral (bOPV) biasanya diberikan kepada Si Kecil dengan cara diteteskan ke dalam mulut saat ia akan pulang dari rumah sakit bersalin. Jadwal pemberian vaksin polio yang lengkap terdiri dari pemberian bOPV saat lahir, dilanjutkan dengan 3 kali pemberian bOPV dan minimal 2 kali pemberian IPV. Jadwal pemberian ini sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan untuk anak usia 4 dan 9 bulan.

Selain itu, pemberian vaksin OPV kepada bayi yang lahir dari Ibu dengan HIV atau Si Kecil yang terinfeksi HIV harus disesuaikan dengan panduan medis.

3. BCG

Pemberian vaksin BCG dilakukan setelah Si Kecil lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Bayi yang lahir dari Ibu dengan Tuberkulosis (TB) aktif memiliki penanganan khusus terkait imunisasi BCG. Biasanya, pemberian vaksin BCG ditunda hingga bayi tidak terbukti terinfeksi TB. Namun, bayi tersebut masih diberikan terapi pencegahan TB.

Imunisasi BCG dapat diberikan pada Si Kecil yang berusia 3 bulan atau lebih jika hasil uji tuberkulin menunjukkan negatif. Jika uji tuberkulin tidak tersedia, BCG masih dapat diberikan.

4. DTP

Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Vaksin yang diberikan bisa DTwP atau DTaP, juga dapat kombinasi dengan vaksin lain. Untuk vaksin DTaP dapat diberikan pada Si Kecil yang berusia 2, 3, 4 bulan. Namun, vaksin ini juga bisa diberikan di usia 2, 4, 6 bulan.

Pemberian booster pertama dilakukan di usia 18 bulan, kemudian pemberian akan dilanjutkan ketika Si Kecil berusia 5-7 tahun dan 10-18 tahun. Apabila Si Kecil demam setelah melakukan vaksin DTP, simak artikel berikut ini untuk penanganannya: Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi

5. Hib

Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (Hib) diberikan dalam bentuk kombinasi sesuai dengan jadwal vaksin pentavalen atau heksavalen DTwP (Difteri, Tetanus, dan pertussis) atau DTaP (Difteri, Tetanus, dan a-cellular Pertussis). Jadwal pemberian vaksin ini biasanya dilakukan pada:

  • Usia 2, 4, dan 6 bulan, atau
  • Usia2, 3, dan 4 bulan
  • Usia 18 bulan

6. PCV

Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) diberikan di usia 2, 4, dan 6 bulan. Sedangkan untuk booster diberikan saat Si Kecil berusia 12-15 bulan. Jika vaksin belum diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan minimal selisih pemberian 1 bulan dan kemudian diikuti dengan booster pada usia 12-15 bulan dengan selisih 2 bulan dari dosis sebelumnya. Untuk Si Kecil yang belum menerima vaksin pada usia 1-2 tahun, diberikan 2 kali dengan minimal selisih 2 bulan.

Jika vaksin belum diberikan pada usia 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan selisih 2 bulan, sedangkan PCV13 diberikan 1 kali. Untuk Si Kecil yang berusia lebih dari 5 tahun dan memiliki risiko tinggi terkena infeksi pneumokokus dan belum pernah menerima vaksin PCV, sangat disarankan untuk mendapatkan 1 dosis PCV13. Program imunisasi nasional untuk PCV umumnya dilakukan pada usia 2, 3, dan 12 bulan.

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV ini? Mari simak jawabannya di sini: Apa Itu Imunisasi PCV, dan untuk Apa Diberikan?

7. Rotavirus

Vaksin RV monovalen (RV1) diberikan dalam 2 dosis, yaitu dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu dan dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu atau paling lambat pada usia 24 minggu.

Sementara itu, vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, dengan interval antara dosis 4-10 minggu. Dosis ketiga harus diberikan paling lambat pada usia 32 minggu. Sejak tahun 2022, vaksin rotavirus monovalen (RV1) secara bertahap dimasukkan ke dalam program nasional.

Itulah beberapa jenis imunisasi yang penting untuk diberikan kepada Si Kecil. Lalu bagaimana jika pemberian imunisasinya terlambat? Untuk mengetahui jawabannya, baca artikel berikut yuk: Jadwal Imunisasi Anak dan Manfaatnya

8. Influenza

Vaksin influenza bisa diberikan pada Si Kecil ketika ia berusia 6 bulan. Untuk yang berusia 6 bulan hingga 8 tahun, diperlukan 2 dosis vaksin yang mengandung antigen yang sama, dengan interval 4 minggu di antara dosis pertama dan kedua. Sedangkan untuk Si Kecil yang berusia 9 tahun ke atas, cukup diberikan satu kali saja.

Selanjutnya, setiap tahunnya, vaksin influenza perlu diulang sekali pada bulan yang sama menggunakan vaksin yang tersedia, tanpa memperhatikan jenis vaksin South (SH) atau North hemisphere (NH).

9. Campak (MR/MMR)

Vaksin MR (measles dan rubella) diberikan melalui suntikan subkutan dan biasanya dimulai pada usia 9 bulan. Dosis kedua vaksin MR diberikan pada usia 15-18 bulan, sedangkan dosis ketiga diberikan pada usia 5-7 tahun.

Jika di usia 12 bulan Si Kecil belum mendapat vaksin MR, ia dapat diberikan vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella) mulai usia 12-15 bulan untuk dosis pertama, dan dosis kedua dapat diberikan pada usia 5-7 tahun.

Vaksin MMRV (measles, mumps, rubella, dan varicella) dapat diberikan pada Si Kecil usia 2 tahun atau lebih untuk mengurangi risiko terjadinya kejang demam setelah vaksinasi.

10. JE

Vaksin Japanese Encephalitis (JE) diberikan kepada anak-anak yang tinggal di daerah endemis atau akan bepergian ke daerah endemis selama 1 bulan atau lebih. Dosis pertama vaksinasi dimulai pada usia 9 bulan. Kemudian, dosis penguat (untuk yang tinggal di daerah endemis) biasanya diberikan 1-2 tahun setelah dosis pertama untuk memberikan perlindungan jangka panjang.

11. Varisela

Vaksin varisela diberikan mulai usia 12-18 bulan. Untuk Si Kecil yang berusia 1-12 tahun, vaksin ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval antara dosis sekitar 6 minggu hingga 3 bulan. Sedangkan pada Si Kecil usia 13 tahun atau lebih, interval antara dosisnya sekitar 4 hingga 6 minggu.

12. Hepatitis A

Vaksin hepatitis A biasanya diberikan pada kepada Si Kecil yang berusia 12 bulan atau lebih dan diberikan dalam 2 dosis. Interval antara dosis pertama dan kedua adalah sekitar 6-18 bulan. Seperti yang Bunda ketahui, hepatitis A umumnya menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dan dapat dicegah dengan vaksinasi.

13. Tifoid

Vaksin tifoid polisakarida direkomendasikan ketika Si Kecil mulai berusia 2 tahun. Untuk menjaga kekebalan yang optimal, vaksin ini perlu diulang setiap 3 tahun. Tifoid itu sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi dan vaksin ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

14. Human Papiloma Virus (HPV)

Vaksin Human Papillomavirus (HPV) diberikan kepada anak perempuan dalam rentang usia 9-14 tahun dengan ketentuan sebanyak 2 dosis dan diberikan dengan interval 6-15 bulan. Selain itu, vaksin ini juga umum diberikan untuk anak Sekolah Dasar (SD), yang mana dosis pertama diberikan pada kelas 5 dan dosis kedua diberikan pada kelas 6.

Untuk yang memulai vaksinasi pada usia 15 tahun ke atas, diperlukan 3 dosis vaksin HPV dengan jadwal yang berbeda tergantung pada jenis vaksin yang digunakan. Jadwal vaksin bivalen adalah pada bulan 0, 1, dan 6. Sementara jadwal vaksin quadrivalent atau nonavalent adalah pada bulan 0, 2, dan 6.

15. Dengue

Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) diberikan kepada anak-anak berusia 9-16 tahun dalam 3 dosis dengan interval 6 bulan. Vaksin ini direkomendasikan bagi anak yang pernah mengalami penyakit dengue yang terkonfirmasi melalui deteksi antigen (dengue rapid test NS-1 atau PCR ELISA) atau tes serologi IgM anti dengue.

Untuk Si Kecil yang tidak pernah mengalami sakit dengue, disarankan untuk dilakukan tes serologi IgG anti dengue. Sementara itu, vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan kepada anak seropositif maupun seronegatif berusia 6-45 tahun melalui suntikan sebanyak 2 dosis dengan interval 3 bulan.

Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap

Pemberian vaksin pada Si Kecil memiliki banyak manfaatnya. Oleh karena itu, Bunda perlu mengikuti anjuran yang sudah dikeluarkan oleh IDAI agar kesehatan Si Kecil terjaga. Berikut manfaat vaksin:

  • Melindungi dari serangan penyakit
  • Meningkatkan kekebalan tubuh
  • Meningkatkan status kesehatan
  • Mengurangi kecemasan orang tua terhadap penyakit berbahaya

Pastikan untuk pemberian vaksin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar dampaknya benar-benar optimal dalam memberikan perlindungan dan kekebalan.

Jadi, agar proses tumbuh kembang Si Kecil optimal selain memastikan imunisasi yang lengkap, Bunda juga perlu memastikan asupan nutrisinya tercukupi. Dengan menerapkan hal ini, dapat menghindarkan Si Kecil dari gangguan-gangguan yang dapat mengancam pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mengetahui apa saja nutrisi yang diperlukan Si Kecil, yuk baca artikel berikut: Daftar Nutrisi Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Bunda Penuhi.

Referensi:

  • IDAI. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. Diakses pada tanggal 21 Maret 2023. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai
  • Kemkes. Pentingnya Imunisasi bagi Anak. Diakses pada tanggal 21 Maret 2023. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak