Kenali Sebab Stres pada Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 1 Mei 2017

Kenali Sebab Stres pada Si Kecil

Tak disangka ternyata stres juga bisa dialami oleh anak-anak. Stres pada anak tidak mengenal usia, mulai dari balita hingga remaja bisa dilanda stres. Namun, umumnya stres pada balita umumnya tidak bersumber pada dirinya, melainkan menggambarkan kondisi mental dari pengasuhnya. Sebuah survei nasional di Amerika Serikat yang dilakukan oleh WebMD memerlihatkan bahwa 72 persen responden berperilaku negatif karena mengalami stres dan 62 persen menunjukkan gejala sakit fisik yang terkait dengan stres, seperti sakit kepala dan nyeri perut.

Apa saja yang dapat menyebabkan Si Kecil stres? Beberapa hal yang dapat menyebabkan stres pada Si Kecil, antara lain:

Aktivitas Belajar

Kadang orangtua tidak menyadari betapa aktivitas sehari-hari anak di sekolah melelahkan dan menghabiskan energinya. Belum lagi tekanan yang Si Kecil dapat dari aktivitas belajar seperti pengambilan nilai ujian. “Menguji kemampuan anak ternyata dapat memberikan tekanan cukup berat pada mereka,” tukas Marian Earls, MD, dokter tumbuh kembang anak di North Carolina, Amerika. Mungkin awalnya orangtua berniat baik dengan mengikutsertakannya les, namun justru membuatnya kelelahan. Tanyakan pada Si Kecil bagaimana perasaannya terhadap aktivitas yang ia jalani. Gali keinginannya. 

Kurang Tidur

Si Kecil membutuhkan istirahat yang cukup setelah beraktivitas seharian. Kurang tidur bisa berdampak pada mood, memori, dan kemampuan Si Kecil mengolah informasi. Pada saat waktu istirahat, jauhkan Si Kecil dari TV atau gawai (gadget) lainnya. Menurut The National Sleep Foundation, 3 dari 4 anak berusia antara 6-17  tahun memiliki setidaknya satu gawai di kamar tidur mereka. Ini dapat berakibat anak kehilangan waktu istirahat setidaknya 1 jam tiap malam karena masih berkutat dengan gawainya.

Ikuti panduan waktu tidur yang baik agar anak mendapat istirahat yang cuku, baca di sini: Berapa Lama Waktu Tidur yang Baik dan Ideal untuk Anak?

Pergaulan

Apabila Si Kecil sulit bergaul dan kurang populer di kalangan teman-temannya, ini bisa menjadi beban. Perbedaan status sosial ekonomi juga bisa membuat Si Kecil minder jika berada dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan keadaannya. Risak atau bullying, baik verbal maupun nonverbal, juga berisiko membuat Si Kecil merasa stres. Tunjukkan dukungan Ayah dan Bunda agar ia lebih percaya diri dalam menjalani kesehariannya di sekolah dan lingkungan.

Masalah Keluarga

Masalah dalam keluarga juga dapat menjadi salah satu beban utama. Keluarga yang seharusnya memberikan kedamaian dan perlindungan menjadi terganggu karena adanya ketidakharmonisan antar orangtua, antara sesama anggota keluarga, atau ketika mengalami kehilangan anggota keluarga karena kematian atau perceraian.

Menurut Adele Cadieux, psikolog anak di Helen DeVos Children's Hospital di Grand Rapids, Si Kecil yang mengalami stres akan mengalami perubahan mood serta perilaku. "Mereka juga sering bicara dengan nada negatif. Gejala fisik pun tidak terhindarkan, sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, mengalami gangguan tidur dan makan," jelasnya lebih lanjut.

Apabila ada indikasi Si Kecil mengalami stres, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk membantunya:

  • Perbaiki pola asuh. Bila selama ini cenderung otoriter atau sebaliknya serba boleh, sebaiknya ubah pola asuh agar Si Kecil tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang berlebihan.
  • Buat kedekatan dan komunikasi terbuka dengan Si Kecil. Kedekatan Ayah dan Bunda dengan Si Kecil akan membantunya lebih terbuka sehingga ia leluasa menceritakan keluh kesahnya.
  • Pastikan Si Kecil mendapat nutrisi yang dibutuhkan serta cukup tidur. Anak yang cukup tidur cenderung tidak mudah tersinggung dan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi stres sekolah.

Kasih sayang Ayah dan Bunda sangat dibutuhkan Si Kecil. Hal tersebut dapat membantunya terhindar dari stres. Terus dukung, latih dan asuh Si Kecil agar ia dapat menikmati hari-harinya dengan gembira.