Kenali Gejala Asma pada Anak dan Penyebabnya

Morinaga Platinum ♦ 1 April 2017

Kenali Gejala Asma pada Anak dan Penyebabnya

Asma adalah gangguan pernapasan kronis yang ditandai oleh peradangan pada saluran pernapasan, menyebabkan penyempitan dan kesulitan bernapas serta gejala seperti batuk dan mengi. Penyebabnya dapat bervariasi dan melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. 

Anak akan memiliki risiko terkena asma lebih tinggi akibat faktor lingkungan seperti paparan alergen (debu, serbuk sari, dan tungau debu), polusi udara, infeksi saluran pernapasan, paparan asap rokok, serta riwayat keluarga. Untuk informasi selengkapnya, yuk baca di sini.

Penyebab Asma Pada Anak

Asma pada anak adalah kondisi pernapasan kronis yang dapat menyebabkan penyempitan saluran napas, peradangan, dan produksi lendir berlebihan. Ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan asma pada anak:

Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga

Faktor genetik memainkan peran penting dalam predisposisi terhadap asma. Anak dengan riwayat keluarga asma atau alergi mungkin lebih rentan terhadap mengembangkan kondisi ini.

Alergi

Alergi seperti alergi makanan, alergi debu, alergi serbuk sari, dan alergi bulu hewan peliharaan dapat memicu reaksi inflamasi pada saluran napas dan menyebabkan serangan asma.

Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi virus saluran pernapasan dapat memicu peradangan saluran napas dan meningkatkan risiko serangan asma pada anak-anak yang rentan. Riwayat infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia atau bronkitis juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan asma pada anak.

Perlu untuk lebih memahami bronkitis, salah satu jenis infeksi saluran pernapasan pada anak, dan cara-cara mengelolanya. Mari temukan informasi lebih lanjut tentang gejala, pengobatan, dan apakah bronkitis menular pada anak berikut ini: Bronkitis pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Polusi Udara

Polusi udara dalam bentuk debu, partikel, dan zat kimia tertentu dapat merangsang peradangan saluran napas dan memicu serangan asma. Selain itu, paparan asap rokok, baik saat anak dalam kandungan maupun setelah lahir, dapat meningkatkan risiko perkembangan asma pada anak.

Gejala Asma pada Anak

Selesma (batuk pilek) pada Si Kecil wajar terjadi. Tetapi sampai batas mana kondisi tersebut dikatakan wajar? Bunda harus waspada apabila Si Kecil memerlihatkan gejala berikut:

  • Si Kecil sering batuk-batuk, terutama saat bermain, malam hari, dan ketika tertawa atau menangis.
  • Batuk yang dialami Si Kecil sulit dan lama sembuh
  • Si Kecil cepat lelah saat bermain
  • Si Kecil mengalami sesak napas atau bernapas dengan cepat
  • Si Kecil sering mengeluarkan suara “ngik ngik” ketika mengembuskan napas.
  • Si Kecil sering mengalami bronkitis (radang saluran pernapasan) berulang.

Faktor yang Meningkatkan Risiko Anak Terkena Asma

Kemudian, Si Kecil akan lebih mudah terkena asma apabila ia memiliki beberapa faktor risiko, antara lain:  

  • Memiliki berat badan lahir yang rendah, kurang dari 2500 gram
  • Ada riwayat keluarga yang memiliki alergi
  • Telah memiliki alergi lain, misalnya rinitis alergi, dermatitis atopik, dan lain-lain.
  • Sering terkena infeksi pernapasan atas.
  • Terpapar asap rokok, baik selama dalam kandungan maupun setelah lahir.

Apabila Si Kecil memiliki satu atau beberapa gejala di atas, konsultasikanlah kepada dokter. Ia akan memeriksa Si Kecil untuk memastikan diagnosis asma. Gejala asma dapat memburuk, oleh karena itu diagnosis sejak dini menjadi sangat penting agar Si Kecil dapat diterapi lebih cepat.

Pengobatan Asma Pada Anak

Biasanya dokter akan memberikan obat untuk meredakan juga mengontrol gejala asma agar tidak mudah kambuh. Untuk Si Kecil yang masih balita, pengobatan yang umumnya diberikan adalah berupa penguapan dengan atau tanpa obat. Nebulizer bisa membantu Bunda untuk meredakan batuk pilek atau asma Si Kecil. Larutan garam fisiologis yang diuapkan bisa mengencerkan lendir dan dahak.

Hal yang perlu dilakukan Bunda berikutnya adalah mencari faktor pencetus asma Si Kecil. Pencetusnya bisa bermacam-macam, antara lain makanan, debu, suhu udara hingga emosi. Hindari faktor pencetus agar asmanya tidak kambuh. Jika asma Si Kecil mudah kambuh karena kelelahan atau kepanasan, beritahu guru Si Kecil perihal kondisi tersebut. Ia mungkin bisa mendapat dispensasi untuk kegiatan tertentu.

Selain itu, tunjang daya tahan tubuh Si Kecil dengan memberikannya makanan yang kaya gizi. Berikan nutrisi yang mengandung laktoferin dan nukleotida yang berfungsi dalam meningkatkan antibodi untuk melawan penyakit dan infeksi.