Dampak Depresi Pada Janin Saat Bunda Hamil

Morinaga Platinum ♦ 3 Januari 2020

Dampak Depresi Pada Janin Saat Bunda Hamil

Stres saat hamil kerap kali dirasakan oleh ibu hamil. Perubahan hormon, kecemasan dan kegelisahan akan masa depan kadang menjadi alasan utamanya. Memang selama hamil, perubahan hormon dapat memengaruhi zat kimia pada otak yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan. Ternyata jika tidak ditangani dengan baik dan berkepanjangan, stres yang dialami ibu hamil ini akan berpengaruh pada perkembangan janin dalam kandungan. Apalagi penelitian dari Psychological Science menemukan bahwa janin usia enam bulan sudah bisa terpengaruh oleh emosi ibu. Dan efeknya bisa sangat berbahaya pada pembentukan sikap dan perilaku anak ketika ia tumbuh besar nanti.

Berikut ini beberapa dampak yang akan berpengaruh pada Si Kecil saat Bunda merasa stres pada saat hamil. Simak, ya!

  1. Gangguan terhadap tumbuh kembang janin

Stres yang dialami ibu hamil sudah terbukti akan menurunkan tumbuh kembang janin dalam kandungan. Susan Andrews, PhD, penulis buku Stress Solutions for Pregnant Moms: How Breaking Free From Stress Can Boost Your Baby’s Potential mengatakan Ibu hamil yang mengalami stres akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau prematur. Selain itu, Susan juga mengatakan adanya kaitan antara stres saat hamil dengan peningkatan risiko gangguan tumbuh kembang bayi, seperti ADHD dan autisme. Ingin mengenal ADHD lebih detail? Yuk baca: Mengenal ADHD dan pengobatannya.

  1. Gangguan terhadap perkembangan otak janin

Stres kronis yang dialami selama hamil bisa berkontribusi terhadap kelainan proses pembentukan otak janin lho, Bun. Risiko yang bisa Si Kecil dapatkan adalah peningkatan risiko gangguan mental pada janin di kemudian hari, kata Ann Borders, MD, MPH, MSc, seorang ahli Obstetri dan Ginekologi, NorthShore University HealthSystem. Bahaya banget kan, Bun.

  1. Memengaruhi pertumbuhan bayi

Pada saat stres, Bunda akan mengeluarkan hormon bernama kortisol. Kadar hormon yang berlebihan ini akan memengaruhi kesehatan bayi yang masuk ke ketuban melalui plasenta. Nah, akibatnya pertumbuhan bayi akan jadi semakin tidak normal. Akibatnya, janin bisa mengalami lahir prematur karena lahir terlalu cepat.

  1. Pasokan oksigen yang berkurang untuk janin

Bunda, selain kortisol stres juga bisa meningkatkan epinephrine dan norepinephrine. Produksi kedua hormon tersebut jika berlebih bisa membuat penyempitan pembuluh darah dan mengurangi suplain oksigen ke rahim. Perkembangan janin dalam kandungan yang akan terganggu. Menurut American Journal of Epidemiology tahun 2009, nantinya janin bakal kekurangan oksigen dan pertumbuhannya pun terganggu.

Pentingnya Tahu Cara Mengatasi Stres

Nah, setelah Bunda tahu dampak stres bagi janin sangat berbahaya, sebaiknya Bunda juga tahu cara mengatasinya. Mungkin Bunda bisa curhat dengan orang yang terpercaya, ceritakan apa pun yang Bunda cemaskan dan rasakan agar semua emosinya keluar. Atau berbagi pengalaman dengan sesama ibu hamil juga bisa menjadi solusi bagi mengatasi rasa tertekan yang Bunda alami.

Selain itu, Bunda juga bisa melakukan olahraga secara rutin. Kegiatan ini bisa memperbaiki suasana hati dan menyalurkan hormon yang tidak diinginkan. Jangan lupa penuhi nutrisi dengan pola makan yang baik dan seimbang. Vitamin, mineral, asam folat, dan zat besi jangan terlewat. Lalu pastikan minum air putih minimal 1,5 liter per hari. Jika perlu, Bunda bisa minum suplemen kehamilan yang direkomendasikan oleh dokter.

Dan satu hal yang paling penting adalah melakukan relaksasi. Cobalah pelajari teknik pernapasan dan meditasi. Berpikirlah positif untuk menghindari stres. Atau nonton film lucu adalah cara relaksasi yang menyenangkan.

Mungkin Bunda punya kegiatan tersendiri yang bisa melepas stres saat hamil sehingga bisa membantu perkembangan janin dalam kandungan. Apa pun caranya, pastikan Bunda tetap semangat dan bahagia agar janin pun selalu sehat dan lahir selamat serta sempurna.