Bijak dalam Menghadapi Fase Tantrum Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 1 April 2017

Bijak dalam Menghadapi Fase Tantrum Si Kecil

Kebanyakan orangtua pasti pernah melewati fase tantrum Si Kecil. Atau setidaknya pernah melihat kejadian tantrum di area publik. Biasanya tantrum Si Kecil sering terjadi di pusat perbelanjaan atau tempat umum saat Si Kecil menginginkan sesuatu, namun Bunda menolaknya dan tangisnya pun pecah. Merasa tangisannya tidak membuat keinginannya terpenuhi, Si Kecil pun semakin gencar menangis meraung-raung ditambah dengan berguling-guling di lantai. Pada saat itu, biasanya Bunda akan merasa malu karena merasa mengganggu kenyamanan sekitar.

Sebelum memahami cara bijak menghadapinya, Bunda harus ketahui dulu mengapa Si Kecil bisa mengalami tantrum.

Tantrum adalah salah satu perilaku umum yang terjadi pada anak usia satu hingga empat tahun. Biasanya didasari oleh keterbatasan Si Kecil berkomunikasi dan menyampaikan keinginannya. Ia lantas merasa frustrasi karena merasa kesulitan mengungkapkan maksud atau perasaannya, ditambah Ayah dan Bunda tidak mengerti dan tidak menuruti keinginannya. Emosi yang membubung tinggi ini kemudian meledak menjadi tantrum.

Menurut situs Pediatrics of Florence, 87% anak usia 18-24 bulan mengalami tantrum karena ingin menyampaikan sesuatu namun terhalang oleh kemampuan komunikasi yang masih terbatas. Serta, alasan 50% anak usia 42-48 bulan tantrum adalah karena mereka merasa tertekan atau dalam kondisi kelelahan.

Apa saja yang termasuk bentuk tantrum?

Aktivitas tantrum bisa bermacam-macam, mulai dari menangis kencang, berteriak, memukul, menendang, berguling-guling di lantai, dan lain-lainnya. Tantrum masih termasuk wajar jika timbul dalam frekuensi yang jarang. Namun, jika semakin sering terjadi, ada kemungkinan tanda gangguan dalam masa pertumbuhan Si Kecil. Hasil riset dari Washington University oleh Andy C. Belden, PhD, memerlihatkan bahwa anak usia pra-sekolah yang mengalami tantrum lebih dari 5 kali sehari selama beberapa hari dalam satu bulan di luar rumah, berisiko menderita penyakit psikis di kemudian hari. Jadi, bila Si Kecil sering sekali tantrum – bahkan menjadi kebiasaan – Ayah dan Bunda harus mencari penyebabnya untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Lalu, apa yang harus dilakukan saat Si Kecil tantrum?

Menghadapi Si Kecil yang sedang tantrum membutuhkan cara-cara yang bijak dan tepat, Bun. Yang pertama adalah jangan memarahi Si Kecil.  Alih-alih menjadi patuh, Si Kecil malah mengulangi perbuatannya itu.

Ketahui dulu cara mengatasi tantrum ya, Bunda. Mulai dari cari tahu penyebabnya, sampai membedakan apakah Si Kecil betul-betul menangis atau hanya mau cari perhatian. Baca di sini yuk, untuk mengenal cara mengatasi tantrum: Fase Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya

Menenangkan Si Kecil

Coba Bunda duduk di sampingnya, sambil menenangkan Si Kecil dengan cara instruksikan untuk mengambil napas dalam-dalam, lalu jelaskan bahwa perilakunya tersebut bukanlah perbuatan yang baik.

Validasi perasaan atau emosi Si Kecil

Cara berikutnya adalah validasi perasaan Si Kecil dengan menuturkan apa yang sedang dirasakannya, misalnya Bunda dapat mengatakan “Bunda tau kakak kesal ya karena masih mau main, rasanya nggak enak,” dan lain sebagainya. Menurut psikolog anak Belinda Agustya M.Psi,PSI, cara ini bukan hanya sekedar basa basi agar tantrum Si Kecil cepat selesai, tapi untuk memperkuat pesan bahwa Bunda benar-benar memahami perasaan Si Kecil. Teknik yang bisa Bunda lakukan misalnya, melakukan kontak mata sejajar dengan Si Kecil, menghindari kata “tapi” saat menjelaskan masalah, menunjukkan emosi yang sesuai dengan yang dirasakan Si Kecil, serta hindari bertanya “kamu kenapa?” atau “kenapa marah?” kepada Si Kecil. Dengan teknik ini, secara jangka panjang Si Kecil akan berkurang tantrumnya serta hubungan Bunda dan Si Kecil semakin hangat.

Bunda dan Ayah bersikap tenang

Terakhir, yang perlu Bunda dan Ayah perhatikan saat menangani Si Kecil tantrum adalah tetap tenang. Karena dengan ketenangan tersebut Ayah dan Bunda bisa memikirkan solusi yang baik sekaligus Si Kecil  semakin mengerti dan belajar melatih emosinya agar lebih stabil.

Selama periode emasnya, perkembangan kecerdasan emosi sangat penting untuk mendukung Si Kecil meraih potensi terbaiknya kelak. Oleh karena itu, Bunda perlu tahu lebih lengkap seputar kecerdasan emosi dan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangannya. Bunda bisa langsung kunjungi Morinaga Multiple Intelligence Play Plan. Selain informasi seputar kecerdasan emosi, Bunda juga bisa temukan beragam ide aktivitas edukatif yang menyenangkan untuk menstimulasi kecerdasan Si Kecil, lho. Jangan lupa, selesai bermain lakukan evaluasi kecerdasan majemuk Si Kecil untuk ketahui hasilnya, ya. Yuk, segera kunjungi situsnya, Bun!