Tanda Bayi Kuning yang Normal dan Tidak Normal

Morinaga ♦ 2 Juli 2020

Tanda Bayi Kuning yang Normal dan Tidak Normal

Bayi kuning termasuk kondisi umum yang dialami oleh bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena meningkatkan kadar bilirubin dalam darah dan tubuh Si Kecil belum mampu mengurai zat tersebut sehingga muncul warna kuning pada kulit dan mata.

Terdapat dua kondisi pada bayi kuning, yaitu normal dan tidak normal. Bunda perlu memahami perbedaan keduanya karena jika masalah yang dialami Si Kecil cukup parah, maka ia perlu penanganan medis. Ingin tahu penjelasan lengkapnya? Yuk baca artikel ini.

Apa Itu Bayi Kuning?

Dalam istilah kedokteran, kondisi bayi kuning disebut sebagai ikterus neonatorum atau penyakit kuning. Pada bayi yang baru lahir, penyakit kuning kerap terjadi dan bukan sesuatu hal yang membahayakan. Hal ini biasa terjadi disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin dalam darah sehingga melebihi normal. Akibatnya, kulit dan bagian putih mata (sklera) Si Kecil menjadi kuning.

Apakah Bayi Kuning Berbahaya?

Penyakit kuning cukup sering terjadi, terutama pada Si Kecil yang lahir prematur dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi Si Kecil, jika itu kondisi yang normal.

Bayi kuning biasanya akan hilang dalam hitungan beberapa minggu, tetapi Bunda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan terbaiknya. Hal ini sangat penting dilakukan karena di beberapa kasus, misalnya kondisi yang dialami Si Kecil parah, terdapat risiko jika tidak segera diatasi, misalnya kerusakan pada otak.

Faktor Utama Penyebab Bayi Kuning

Penyebab utamanya disebabkan oleh penumpukan zat bilirubin di dalam aliran darah. Bilirubin ini sendiri merupakan hasil buangan dari metabolisme sel darah merah.

Ketika Si Kecil dalam kandungan, plasenta berfungsi untuk menghilangkan zat ini dari tubuh Si Kecil. Lalu setelah bayi lahir, organ hatilah yang akan mengambil alih tugas tersebut.

Namun, hal ini tidak dapat terjadi secara instan. Karena hati Si Kecil masih belum berkembang sempurna sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan fungsinya secara efisien.

Inilah yang menyebabkan tingkat bilirubin menjadi agak lebih tinggi saat bayi baru lahir. Kondisi ini disebut sebagai penyakit kuning fisiologis (ikterus fisiologis) dan hal tersebut normal terjadi pada Si Kecil.

Kadang-kadang, bisa juga ikterus terjadi karena Si Kecil kekurangan ASI. Bagaimana ini bisa terjadi? Mari lihat di sini ya, Bun: Penyakit Bayi Kuning: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasinya

Namun selain itu, ada lagi penyebab lain Si Kecil dapat mengalami kondisi bayi kuning, yaitu:

  • Ketidakcocokan golongan darah (ketidakcocokan rhesus) antara Bunda dan Si Kecil.
  • Bentuk sel darah abnormal (seperti anemia sel sabit).
  • Pendarahan internal.
  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Kerusakan hati.
  • Kekurangan enzim tertentu.
  • Sel darah merah bayi yang tidak normal.
  • Terlahir prematur.
  • Terdapat masalah pada sistem pencernaan bayi.

Perbedaan Tanda Bayi Kuning Normal dan Tidak Normal

Untuk membedakan mana kondisi bayi kuning normal dan tidak normal dapat dilihat dari gejala-gejalanya.

Tanda Bayi Kuning Normal

Untuk bayi kuning normal (ikterus fisiologis) memiliki beberapa ciri yang perlu dikenali, antara lain:

  • Terjadi sekitar 24 jam setelah lahir.
  • Urin berwarna kuning pekat.
  • Tinja berwarna pucat.

Tanda Bayi Kuning Tidak Normal

Sedangkan untuk tanda bayi kuning yang tidak normal (ikterus patologis) dapat dikenali dari ciri berikut:

  • Tetap terlihat kuning setelah satu minggu dan warna kuning menyebar hingga ke lengan atau kaki.
  • Lesu dan lemas
  • Tidak ingin menyusu.
  • Memiliki lengan dan tangkai yang “keplek” (floppy arms and legs).
  • Demam (suhu di atas 38 derajat celcius atau lebih)

Sempatkan lihat ciri-ciri bayi kuning lengkapnya di sini yuk: Ciri-ciri Bayi Kuning, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Jika beberapa gejala-gejala di atas terjadi ada Si Kecil, maka Bunda sebaiknya segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Penanganan Bayi Kuning

Penanganan awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur kadar bilirubin yang ada dalam darah Si Kecil. Tingkat bilirubin akan menentukan pengobatan apa yang paling tepat untuk diberikan. Pada kondisi bayi yang baru lahir, kadar normal bilirubin seharusnya di bawah 5 mg/dL. Berikut kadar bilirubin yang tinggi sesuai dengan usia Si Kecil:

  • Lebih dari 10 mg/dL pada usia kurang dari 1 hari.
  • Lebih dari 15 mg/dL pada bayi usia 1-2 hari.
  • Lebih dari 18 mg/dL pada bayi usia 2-3 hari.
  • Lebih dari 20 mg/dL pada bayi usia lebih dari 3 hari.

Adapun beberapa penanganan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Terapi sinar (fototerapi).
  • Transfusi imonuglobulin.
  • Transfusi pergantian darah.

Untuk kasus ikterus bayi ringan, Si Kecil tidak memerlukan terapi khusus atau tindakan medis. Karena kondisi ini dapat sembuh dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu. Namun jika sudah masuk dalam kondisi ikterus sedang atau berat, perlu mendapatkan penanganan intensif dari rumah sakit.

Pencegahan Bayi Kuning

Bunda dapat mencegah kenaikan bilirubin pada Si Kecil dengan cara memberikan asupan nutrisi yang cukup. Pastikan ASI yang diterima Si Kecil sebanyak 8-12 kali dalam 24 jam. Ini untuk membantu Si Kecil mengeluarkan bilirubin pada tubuhnya melalui urin dan tinja.

Selain itu, menjemur bayi di bawah matahari pagi juga membantu mencegah terjadinya penyakit kuning (ikterus neonatus). Lakukan dengan berbagai posisi yang berbeda-beda agar kulit Si Kecil terkena sinar matahari secara merata. Waktu terbaik untuk menjemur Si Kecil antara jam 7 hingga 9 pagi. Perlu diingat, jangan sampai mata Si Kecil menatap langsung ke matahari karena hal ini dapat merusak matanya.

Mengingat ASI memiliki peran penting dalam menangani atau mencegah bayi kuning, maka Bunda juga perlu mengenali seperti apa tanda Si Kecil yang cukup ASI. Dengan mengetahui ini, tentu akan membantu Bunda dalam memastikan nutrisinya. Untuk informasi selengkapnya, baca artikel ini yuk: Tanda Bayi Kurang ASI dan Cara Mengatasinya.

Referensi:

  • Klikdokter. Tubuh Bayi Berwarna Kuning, Haruskah Khawatir?. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/tubuh-bayi-berwarna-kuning-haruskah-khawatir
  • Cleveland Clinic. Jaundice in Newborns. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22263-jaundice-in-newborns
  • Mayo Clinic. Infant jaundice. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865