Psikologi Perkembangan Anak: Ketahui Faktor dan Tahapannya

Morinaga Platinum ♦ 10 Agustus 2021

Psikologi Perkembangan Anak: Ketahui Faktor dan Tahapannya

Seiring dengan berkembangnya fisik Si Kecil, tahukah Bunda bahwa sisi psikologi Si Kecil juga berubah? Menyaksikan perkembangan fisik dan psikologi Si Kecil adalah salah satu hal yang penting bagi orang tua ya Bun.

Kendati begitu, belum banyak orang tua yang terbiasa dengan literasi terkait psikologi perkembangan Si Kecil. Sehingga, seringkali Bunda merasa kebingungan jika perilaku Si Kecil tampak tidak lazim. Biah lebih paham, ketahui apa yang dimaksud dengan psikologi perkembangan anak, faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, dan tahapan perkembangannya dalam artikel ini, yuk. 

Apa yang Dimaksud dengan Psikologi Perkembangan Anak?

Menurut  Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi, psikologi perkembangan anak adalah salah satu dari sekian banyak cabang psikologi yang penting untuk orang tua ketahui. Tidak heran, cabang psikologi ini menjadi cabang yang paling banyak dipelajari. Secara khusus, psikologi perkembangan anak mempelajari tentang pikiran dan perilaku Si Kecil.

Pikiran dan perilaku Si Kecil terdiri atas prenatal hingga remaja. Dengan begitu, psikologi perkembangan anak tidak hanya membahas tentang perkembangan fisik Si Kecil, tapi juga mental, emosional, dan sosial mereka.

Seringkali, Si Kecil dipandang sebagai orang dewasa dalam tubuh yang lebih kecil. Padahal, menurut seorang filsuf dan ilmuwan Jean Piaget, anak-anak sebenarnya memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologi Anak

1. Konteks Budaya

Dilansir dari Verywellmind, budaya tempat Si Kecil hidup menjadi salah satu faktor yang membentuk seperangkat nilai, kebiasaan, asumsi bersama, dan cara hidup yang dapat mempengaruhi perkembangan anak sepanjang hidupnya. 

Budaya akan memainkan peran dalam menentukan cara Si Kecil dan orang tua berhubungan, jenis pendidikan diterima, dan jenis pengasuhan anak yang diberikan.

2. Konteks Sosial

Faktor konteks sosial yaitu terletak pada hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa yang dapat berpengaruh pada cara anak berpikir, belajar, dan berkembang. Sehingga, keluarga, sekolah, dan teman sebaya merupakan bagian penting dari konteks sosial.

3. Konteks Sosial Ekonomi

Selain dua faktor tersebut, konteks sosial ekonomi juga memainkan peran penting dalam perkembangan Si Kecil. Adanya faktor ini didasarkan pada sejumlah aspek yang berbeda termasuk biaya pendidikan yang dimiliki, besaran pendapatan yang diperoleh, dan pekerjaan yang dimiliki.

Umumnya, Si Kecil yang dibesarkan di lingkungan keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap peluang. Sementara mereka yang berasal dari lingkungan keluarga dengan status sosial ekonomi rendah memiliki akses yang lebih sedikit ke hal-hal seperti perawatan kesehatan, nutrisi berkualitas, dan pendidikan.

Dengan perbedaan sosial ekonomi ini, Si Kecil yang tumbuh di lingkungan dengan status sosial rendah cenderung memiliki masalah terhadap percaya diri yang kurang, minder, dan susah bersosialisasi.

Aspek Psikologis Perkembangan Anak

Aspek psikologis perkembangan anak meliputi perkembangan dan pencapaian, perilaku, serta emosi dan sosial. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing aspek:

Perkembangan dan Pencapaian

Aspek ini mencakup pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, dan kognitif anak. Misalnya, anak mencapai tonggak perkembangan seperti merangkak, berjalan, mengucapkan kata-kata pertama, dan mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah.

Perilaku

Aspek perilaku melibatkan pola-pola tindakan dan respons yang ditampilkan oleh anak. Ini meliputi perilaku sosial seperti berbagi, bekerja sama, dan mengikuti aturan, serta perilaku yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, seperti eksplorasi, imitasi, dan kepatuhan.

Emosi dan Sosial

Aspek ini melibatkan pengembangan emosi dan kemampuan anak dalam mengelola dan mengekspresikan perasaan mereka. Anak belajar mengenali dan mengungkapkan emosi seperti sukacita, sedih, marah, dan cemburu. Mereka juga mulai membentuk hubungan sosial dengan orang lain, mengembangkan keterampilan sosial, dan belajar memahami perspektif orang lain.

Ketiga aspek ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Perkembangan dan pencapaian anak memengaruhi perilaku mereka, sementara perilaku dan interaksi sosial berkontribusi pada perkembangan emosi anak. 

Memahami aspek-aspek psikologis ini membantu orang tua, pendidik, dan profesional yang bekerja dengan anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak secara holistik.

Selain aspek psikologi, penting juga untuk memahami aspek perkembangan fisik, kognitif, serta sosial-emosional pada anak usia dini. Simak di sini, ya: 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya

Tahapan Perkembangan Psikologi Anak

Perkembangan psikologi anak terbagi ke dalam beberapa proses. Masing-masing proses atau fase mewakili perkembangan psikologi yang mereka alami. Tidak heran, beberapa anak mengalami kesulitan berkembang dari sisi psikologi dalam prosesnya. Lantas, apa saja tahapan perkembangan psikologi anak?

1. Bayi (Lahir – 2 Tahun)

Untuk pertama kalinya, mengurus Si Kecil adalah pengalaman yang sangat menyenangkan sekaligus menantang bagi orang tua. Umur 0 hingga dua tahun pada Si Kecil, menjadi waktu yang tepat untuk mengembangkan ikatan batin yang akan bertahan seumur hidup. 

Dalam fase ini, orang tua memiliki peran penting untuk membantu Si Kecil agar dapat memiliki hubungan yang positif dengan orang lain. Pada tahap ini, Si Kecil memiliki perilaku yang unik dan orang tua mesti terbiasa untuk memahami, menghormati, mendukung, dan kemampuan mereka.

2. Batita (18 bulan – 3 Tahun)

Si Kecil yang berusia 18 bulan hingga 3 tahun dianggap sebagai langkah pertama atau fase baru dalam perkembangan hidupnya. Sehingga, pada tahap ini mereka mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya.

Si Kecil mulai belajar berbagai nama objek yang membuatnya tertarik, banyak bertanya, dan berani berkata “tidak”. Tantangan utama pada proses ini ialah menghadapi ‘regulasi emosional’ atau perilaku yang sulit dikendalikan.

Kendati begitu, orang tua dapat membantu agar Si Kecil lebih mudah mengatur emosinya. Pasalnya, meski secara alami Si Kecil yang masih balita sudah bisa berkata “tidak”, Tetapi ia juga harus diajarkan cara menerima kata “tidak” dari orang lain.

3. Prasekolah (3-6 Tahun)

Pada tahap prasekolah, umumnya Si Kecil terbiasa dengan kebiasaan untuk bermain. Sehingga, di tahap ini orang tua mesti memastikan bahwa semua jenis permainan yang dimiliki oleh Si Kecil dapat mendorong perkembangan bahasa, sosialisasi, dan kreativitasnya.

Tidak hanya itu, pada tahap pra sekolah Si Kecil juga harus berinteraksi secara terstruktur dengan teman sebayanya. Selain itu, pada tahap ini Si Kecil juga harus memiliki mental yang siap untuk berkompetisi di lingkungan sosial. 

Dalam hal ini, orang tua berperan sebagai ‘pelatih’ yang memberikan dukungan dan bimbingan. Selain itu, orang tua juga berperan sebagai ‘guru’ untuk membimbing mereka dalam menguasai pembelajaran dasar dan mendorong diskusi aktif tentang konsep ataupun keterampilan baru.

4. Usia sekolah (6-12 Tahun)

Pada usia sekolah, orang tua akan menyaksikan Si Kecil mengeksplor aktivitas baru dan mendapatkan prestasi. Tidak sedikit orang tua yang mengakui bahwa tahap ini juga termasuk tahap yang menyenangkan untuk disaksikan. 

Pada tahap ini pula, Si Kecil membutuhkan pengawasan lebih banyak dari biasanya. Pasalnya, dalam tahap ini Si Kecil sedang bersiap untuk menghadapi kehidupan yang lebih mandiri.

Oleh karena itu, Si Kecil mulai belajar membuat pilihan yang baik dan melatih sikap disiplin. Sehingga, orang tua bisa memberikan beberapa tugas dan mengajarkan tentang sikap sosial yang baik. Bunda dapat menggunakan kata-kata mutiara kepada Si Kecil ketika mengajarkan perilaku sosial ini, sebab kata-kata mutiara memberikan makna yang bijaksana. Mari Bunda, lihat contoh kata mutiara ini di sini: Pesan dalam Kata Mutiara untuk Anak

Setelah memberikan tugas, tidak lupa orang tua mengucapkan pujian dan dukungan tentang tugas yang telah diselesaikannya. Ketika Si Kecil melakukan kesalahan, biarkan mereka belajar dari risiko yang telah diambil.

Nah itulah psikologi perkembangan anak serta faktor dan tahapan perkembangan psikologi anak yang penting untuk Bunda ketahui. Selain itu, latih juga mental Si Kecil agar berani menerima kegagalan, yuk.