Cara Menyimpan ASI yang Benar Setelah Dipompa

Morinaga Platinum ♦ 2 Februari 2024

Cara Menyimpan ASI yang Benar Setelah Dipompa

Memahami cara menyimpan ASI yang benar setelah dipompa sangatlah penting untuk menjaga kualitas, daya tahan, dan keamanannya. Jika tidak dilakukan dengan benar, akan berisiko membuat membuat ASI tidak lagi aman untuk dikonsumsi Si Kecil. 

Dengan cara memompa dan menyimpan ASI juga memberikan Bunda fleksibilitas dan kemudahan, dibandingkan harus menyusui Si Kecil langsung melalui payudara setiap saat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu mulai dari suhu lemari es dan freezer, kebersihan, volume susu, hingga waktu pemompaannya.

Ikuti panduan penyimpanan ASI selengkapnya berikut ini.

Berapa Lama ASI Dapat Bertahan?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah durasi ketahanan ASI berdasarkan prosedur penyimpanannya:

  • Pada suhu ruangan sekitar 25°C atau lebih dingin, ASI dapat bertahan hingga 4 jam. 
  • Jika disimpan dalam dalam kotak pendingin dengan es batu atau ice pack, ASI dapat bertahan hingga 24 jam. 
  • ASI di dalam kulkas dengan suhu 4°C atau lebih rendah, dapat bertahan hingga 4 hari.
  • Sedangkan jika dibekukan di dalam freezer pada suhu -18°C atau lebih rendah, dapat bertahan dalam rentang waktu 6 hingga 12 bulan.
  • Adapun untuk ASI beku yang dicairkan, dapat bertahan hingga 2 jam pada suhu ruangan dan 24 jam pada suhu kulkas 4°C.
  • Sisa ASI yang tidak dihabiskan, hanya bisa bertahan selama 2 jam dan tidak dapat disimpan untuk diminum lagi di lain waktu.

Cara Menyimpan ASI

Berikut ini adalah beberapa tips umum dari CDC yang perlu diperhatikan dalam proses penyimpanan ASI:

Gunakan Botol atau Plastik Khusus ASI

Agar ASI tetap segar dan berkualitas, pilihlah botol kaca atau plastik khusus yang telah terbukti aman untuk menyimpan ASI dan dan bebas dari bahan-bahan berbahaya atau bahan bebas bisphenol A (BPA).

Hindari menggunakan botol atau plastik biasa yang tidak dirancang khusus untuk menyimpan ASI, karena bisa mempengaruhi kualitas dan kesegarannya.

Jaga Kebersihan Botol dan Tangan

Sebelum menyimpan ASI, pastikan botol yang akan digunakan bersih dan steril. Bunda bisa merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit di dalam air panas yang mendidih selama sekitar 5 hingga 10 menit, atau gunakan alat sterilisasi khusus.

Selain itu, pastikan untuk mencuci tangan bunda dengan air dan sabun sebelum menyentuh ASI atau botol yang akan digunakan ya.

Perhatikan Cara Penyimpanan

  • Pastikan botol atau plastik kemasan tidak terlalu penuh. Sisakan ruang kosong sekitar 2,5 cm agar ASI bisa mengembang saat dibekukan. 
  • Kemudian, segera dinginkan atau masukan ASI ke freezer dalam waktu kurang dari satu jam setelah dipompa dari payudara.
  • Jangan menyimpan ASI di pintu freezer karena suhu di bagian itu lebih tidak stabil.
  • Jangan tuang ASI ke dalam cetakan batu es atau ice cube dan menaruhnya ke dalam freezer. Sebab ice cube memiliki rongga terbuka yang memungkinkan bakteri masuk dan merusak kualitas ASI.

Namun, untuk ASI perah yang tidak ingin langsung dibekukan, tempatkan lagi kemasan plastik penampung ASI perah ke dalam kontainer atau kotak kemasan lain. Pasalnya, kemasan plastik lebih berisiko mengalami kebocoran.

Cantumkan Tanggal Penyimpanan

Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam ASI diperah pada botol atau plastik yang digunakan untuk menyimpannya. Ini penting agar Bunda tahu ASI mana yang harus digunakan lebih dahulu untuk menghindari pemborosan.

Jangan Campurkan ASI Lama dan Baru

Hindari mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI segar yang baru dipompa. Simpan ASI dalam porsi yang kecil sesuai kebutuhan, sehingga tidak ada sisa ASI yang harus dibuang.

Cara Mencairkan ASI Beku

Jika Bunda sebelumnya menyimpan ASI di dalam freezer, berikut panduan untuk mencairkannya agar bisa Si Kecil konsumsi dengan aman.

Cek Label Tanggal

Sebelum menghangatkan ASI yang telah dibekukan, pastikan untuk memeriksa label tanggal penyimpanan dan cairkan ASI yang paling lama terlebih dahulu.

Gunakan Alat Penghangat ASI Elektrik atau Air Hangat

Jika Bunda ingin menghangatkan ASI beku, gunakan alat penghangat ASI elektrik yang telah dirancang khusus untuk itu. Alat ini akan membantu menghangatkan ASI dengan suhu yang tepat tanpa merusak kualitas nutrisinya.

Jika tidak memiliki alat penghangat, Bunda juga bisa merendam botol atau plastik ASI dalam air hangat. Jangan menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI, karena suhu yang tidak merata dapat merusak nutrisi penting dalam ASI dan dapat membakar mulut bayi.

Jangan Langsung Disimpan Dalam Suhu Ruang

ASI yang telah dibekukan sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruang. Letakkan terlebih dahulu di ruang pendingin pada kulkas selama 24 jam, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas untuk meningkatkan suhunya secara perlahan.

Jangan Bekukan Ulang ASI yang Sudah Dihangatkan

ASI yang telah dihangatkan sebaiknya langsung diberikan pada Si Kecil dalam waktu 2 jam. Jangan menyimpannya kembali dalam freezer setelah dihangatkan, karena hal ini dapat mengurangi kualitas dan keamanan ASI.

Dengan cara ini, Bunda bisa menyimpan dan menghangatkan ASI perah dengan benar untuk Si Kecil. Ingat, ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, dan dengan cara yang tepat, Bunda dapat memastikan Si Kecil tetap mendapatkan manfaat penuh dari ASI.

Selamat mencoba, Bunda, dan semoga Si Kecil selalu sehat dan bahagia!

Referensi:

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Proper Storage and Preparation of Breast Milk. https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm (Diakses 11 Januari 2024)
  • NHS. Storing breast milk. https://www.nhs.uk/start-for-life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/expressing-your-breast-milk/storing-breast-milk/ (Diakses 11 Januari 2024)