Waspadai Bahaya di Balik Manisnya Gula

Morinaga Platinum ♦ 1 Mei 2017

Waspadai Bahaya di Balik Manisnya Gula

Makanan dan minuman manis sangat digemari oleh kebanyakan anak-anak. Tetapi, apa yang disukai Si Kecil belum tentu bermanfaat bagi kesehatannya. Mengonsumsi jenis makanan dan minuman yang banyak mengandung gula tentu bisa menimbulkan berbagai jenis masalah kesehatan, seperti gigi berlubang, obesitas, hingga diabetes mellitus.

Pada 2016 lalu, The American Heart Association melalui jurnal mereka, Circulation, merilis rekomendasi baru mengenai batasan konsumsi gula tambahan bagi anak-anak yaitu menjadi maksimal enam sendok teh per hari. Rekomendasi ini berlaku untuk anak-anak berusia dua hingga delapan belas tahun. Enam sendok teh gula tambahan ini kira-kira setara dengan 100 kalori atau 25 gram. “Rekomendasi kami sama untuk semua anak yang berusia antara dua hingga 18 tahun. Maksimal enam sendok teh gula tambahan per hari adalah batas yang sehat untuk anak. Anak yang mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan cenderung tidak mau mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayur,” jelas Miriam Vos, MD, PH, nutrition scientist dan associate professor of pediatrics di Emory University School of Medicine di Atlanta, Amerika Serikat.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian di atas juga merekomendasikan bahwa gula tambahan tidak perlu dimasukkan ke dalam pola makan anak berusia di bawah dua tahun. Kebutuhan kalori mereka lebih sedikit dibandingkan anak yang lebih besar dan orang dewasa. Jadi, buat apa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan karena tidak berkontribusi apa pun dalam pemenuhan gizi baik yang mereka butuhkan. Pembiasaan dini untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis akan berguna untuk anak-anak dalam jangka panjang karena mereka akan terbiasa dengan standar rasa makanan sehat.

Rekomendasi tersebut hanya berlaku untuk gula tambahan seperti gula pasir, madu, dan lainnya, bukan gula alami yang terdapat dalam makanan karbohidrat kompleks seperti buah-buahan, sereal, dan susu rendah lemak. Si Kecil tentunya masih tetap membutuhkan karbohidrat (gula) sebagai energi untuk belajar, bermain, dan beraktivitas. Sehingga makanan dengan karbohidrat kompleks tidak dihilangkan dari menu makanan sehari-harinya.

Minuman soda dan minuman dengan tambahan gula sebagai pemanis merupakan penyumbang gula terbesar dalam menu makanan Si Kecil. Satu kaleng minuman soda dapat mengandung 8 sendok teh gula. Konsumsi gula berlebihan dalam jangka waktu tertentu dapat berakibat pada gigi berlubang, obesitas, diabetes melitus, darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit lainnya yang menjadi faktor risiko penyakit jantung dan stroke. Untuk mengenali risiko dan pencegahan yang tepat, simak bahaya obesitas pada anak berikut ini: Waspadai Bahaya Obesitas pada Si Kecil

Oleh karena itu, hindari memberikan makanan dan minuman manis kepada Si Kecil. Untuk camilan, Bunda bisa memberikannya buah potong. Juga jangan izinkan Si Kecil mengonsumsi minuman soda serta jus kemasan. Sebagai gantinya, berikan air mineral atau jus buah buatan sendiri yang tidak ditambahkan gula yang lebih menyehatkan.

Bunda juga dapat memenuhi kebutuhan Si Kecil akan sumber energi dengan memberikan susu yang mengandung cukup karbohidrat. Bunda dapat memilih susu yang mengandung karbohidrat berupa laktosa, karena selain dapat memberikan energi, laktosa juga punya banyak manfaat lain untuk tubuh Si Kecil lho. Yuk, lihat fungsi dari laktosa ini di sini: Laktosa untuk Si Kecil, Manfaat, Makanan, dan Intoleransi

Sebagai menu untuk makan besarnya Bunda dapat menyajikan sereal gandum atau ikan. Selain itu, Bunda juga dapat menawari Si Kecil untuk makan daging rendah lemak, atau kacang-kacangan dan polong-polongan. 

Sayuran dan produk susu rendah lemak juga dapat menjadi alternatif yang baik loh, Bunda. Dengan meminimalisasi kadar gula dan lemak pada menu, tentu Si Kecil akan terhindar dari risiko obesitas di kemudian hari. 

Menerapkan gaya hidup sehat memang butuh adaptasi. Tetapi, bukan berarti gaya hidup sehat ini tidak mungkin dilakukan. 

Bunda perlu membiasakan Si Kecil sejak dini untuk bergaya hidup sehat ini. Agar Si Kecil memiliki pola makan sehat, yang akan terus dibawanya hingga dewasa. Tentu, ini adalah investasi yang tak ternilai untuk Si Kecil kelak.

Bunda, tahukah Bunda bahwa Bunda dapat memberikan susu yang rendah gula juga kepada Si Kecil? Yuk, lihat contoh susu-susu untuk anak 3 tahun yang rendah gula di sini: Rekomendasi Susu Pertumbuhan untuk Anak 3 Tahun ke Atas