Setiap anak tentu memiliki kemajuan tumbuh kembang yang berbeda termasuk dalam hal belajar bicara. Tahapan belajar bicara pada anak biasanya dimulai dari usia 6-9 bulan. Di usia ini, Si Kecil akan mulai bisa babbling atau mengulang suku kata yang sama, seperti “ma-ma-ma-ma” atau “pa-pa-pa”. Lalu saat Si Kecil memasuki usia 12 bulan atau satu tahun, ia pun sudah biasa mengucap “mama” atau “papa” dan mulai bisa mengeluarkan satu atau dua kata yang bermakna. Setelah itu, kosa kata Si Kecil pun akan bertambah seiring pertumbuhannya sampai ia benar-benar bisa berbicara.
Tahapan belajar berbicara Si Kecil merupakan salah satu proses yang perlu diperhatikan orang tua. Namun, Bunda juga perlu ingat bahwa tahapan kemajuan perkembangan setiap anak berbeda dan tak sedikit anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau yang biasa disebut dengan Speech Delay.
Speech Delay merupakan salah satu gangguan komunikasi yang wajar terjadi pada Si Kecil di masa pertumbuhannya. Namun jika hal ini dibiarkan, Speech Delay dapat menjadi gangguan serius yang berpengaruh pada kecerdasan dan juga perilaku Si Kecil di masa depan.
Speech Delay juga dapat dikatakan sebagai gangguan yang paling umum terjadi pada anak usia 3-16 tahun. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh National Centre for biotechnology Information, prevalensi gangguan Speech Delay pada anak berkisar 1 hingga 32 persen pada populasi normal.
Untuk mengidentifikasi Speech Delay pada anak, Bunda perlu memperhatikan beberapa tanda yang dapat menjadi gejala Speech Delay pada Si Kecil, seperti:
Speech Delay pada anak dapat diakibatkan oleh beberapa kemungkinan. Berikut ini beberapa penyebab Speech Delay yang dapat terjadi pada Si Kecil:
Keterlambatan bahasa merupakan kondisi ketika Si Kecil kesusahan dalam menyusun frasa yang dapat dimengerti. Sementara keterlambatan berbicara adalah sebaliknya, yaitu saat Si Kecil berkomunikasi non-verbal, tetapi tidak dapat mengucapkan banyak kata.
Baca juga: Kenali Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Si Kecil
Salah satu faktor penyebab Speech Delay pada anak adalah masalah pada mulut, lidah atau langit-langit mulut Si Kecil. Kondisi ini disebut juga dengan istilah ankyloglossia yang menyebabkan lidah tidak bebas bergerak karena frenulum lidah yang terlalu pendek. Kondisi ini akan menyulitkan Si Kecil untuk membuat suara tertentu terutama huruf D, L, R, S, T, Z, dan Th. Hal ini pun akan menyulitkan bayi kesulitan dalam saat menyusu.
Si Kecil yang tidak dapat mendengar dengan baik cenderung memiliki permasalahan dalam berbicara. Salah satu gejala gangguan pendengaran pada Si Kecil terlihat ketika ia tak mampu menamai objek tapi baru bisa memahaminya saat orang lain memberitahunya lewat gerakan.
Autisme dapat menjadi salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan bicara atau Speech Delay. Beberapa tandanya antara lain adalah frasa yang berulang-ulang, perilaku berulang, gangguan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan interaksi sosial, dan penurunan kemampuan bicara dan berbahasa.
Penyebab lain yang dapat menyebabkan Si Kecil mengalami Speech Delay adalah masalah psikologis. Dalam kasus ini, Bunda dapat mengatasinya dengan membawa Si Kecil ke psikolog anak agar Si kecil dapat menjalani terapi dan juga mendapatkan stimulasi yang tepat.
Mengobrol dengan Si Kecil merupakan salah satu terapi anak Speech Delay yang cukup efektif. Selain itu, cara ini juga dapat meningkatkan keakraban antara Bunda dan Si Kecil. Hal ini sebaiknya dilakukan sejak Si Kecil masih bayi. Ajak Si Kecil mengobrol kapanpun dan dimanapun. Contohnya seperti mengajaknya untuk menyebutkan nama-nama benda yang dilihat, tebak warna, dan lain-lain. Saat mengobrol dengan Si Kecil, Bunda tidak perlu menggunakan kalimat yang panjang. Gunakan kalimat kalimat sederhana yang mudah dimengerti Si Kecil sehingga ia tidak kesulitan menjawab pertanyaan Bunda.
Salah satu cara mengatasi Speech Delay pada anak dapat dilakukan dengan membacakan cerita atau dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik. Hal ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosakata Si Kecil.
Seiring perkembangan teknologi, terkadang gadget menjadi benda yang sulit sekali dipisahkan dari Si Kecil. Tapi ternyata, penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat menurunkan kemampuan bicaranya. Menurut para ahli, anak berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak menggunakan gawai dalam bentuk apapun, kecuali untuk tujuan video call atau panggilan video. Untuk Si Kecil yang berusia 2-5 tahun, penggunaan gadget sebaiknya maksimal 2 jam per hari, itu pun harus dibawah pengawasan orang tua.
Baca juga: Pendidikan Teknologi untuk Si kecil dalam Era VUCA
Terapi untuk mengatasi Speech Delay lainnya adalah dengan membiasakan minum dengan menggunakan sedotan. Minum dengan sedotan dapat membantu menguatkan otot-otot mulut Si Kecil sehingga kemampuan berbicaranya menjadi semakin meningkat. Tapi jangan lupa gunakan sedotan yang bisa dipakai ulang (reusable) dan juga ramah lingkungan ya, Bun!
Ketika Si Kecil belum mulai mengoceh atau tidak belum berkata apapun pada usia 1 tahun, sebaiknya Bunda membawa Si Kecil ke dokter spesialis anak atau psikolog anak untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Itulah beberapa informasi dan penjelasan lengkap mengenai Speech Delay yang perlu Bunda ketahui. Deteksi dan waspada lebih dini mengenai kecenderungan Speech Delay tentu menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengatasi keterlambatan bicara pada Si Kecil. Gangguan Speech Delay yang tidak ditangani dengan semestinya dapat berdampak besar pada kehidupan Si Kecil di masa depan. Selain itu, jangan lupa untuk berikan nutrisi terbaik kepada Si Kecil agar ia tumbuh dengan optimal. Semoga bermanfaat, Bunda!
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Kenali Speech Delay pada Si Kecil dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?