Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Posisi Menyusui Bayi yang Benar saat Pemberian ASI

Morinaga Platinum ♦ 18 Januari 2022

Posisi menyusui bayi yang benar berpengaruh terhadap proses kelancaran pemberian ASI. Apabila dilakukan dengan tidak tepat, bisa membuat Bunda tidak nyaman dan bayi berpotensi kekurangan ASI. Menyusui bayi membutuhkan waktu dan latihan agar Bunda terbiasa dan mengetahui posisi yang cocok. Simak informasi selengkapnya, yuk.

Posisi Menyusui Bayi yang Benar

Dituliskan dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kegagalan menyusui biasanya dikarenakan salah posisi dan pelekatan bayi ke payudara.

Kesalahan ini bisa membuat puting ibu menjadi lecet, sehingga ibu menjadi segan untuk menyusui. Tak hanya itu, hal tersebut juga berdampak pada berkurangnya produksi ASI, yang pada akhirnya membuat bayi malas untuk menyusu.

Lantas, bagaimana cara menyusui dengan benar? Ya, menyusui dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring. Bunda dapat menyesuaikannya dan mengutamakan kenyamanan. 

Sebelum menyusui, pastikan telah mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir. Kemudian perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Ini berguna sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

Posisi menyusui duduk

Ibu dapat duduk dengan santai dan kaki tidak boleh menggantung. Posisikan bayi dengan benar. Pegang bayi dengan satu lengan dan letakkan kepalanya dekat dengan lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

Bunda harus memastikan perut bayi menempel ke tubuh ibu dan mulut bayi berada di depan puting ibu. Lengan bayi yang terletak di bawah dapat merangkul tubuh ibu dan jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi, sedangkan lengan yang atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.

Pastikan telinga dan lengan yang di bagian atas berada dalam satu garis lurus. Setelah bibir bayi terbuka lebar, segera dekatkan kepala bayi ke puting ibu, dan masukkan areola ke dalam mulut bayi.

Bunda perlu memperhatikan peletakan dan memastikannya sudah dalam kondisi yang benar. Dirilis dari laman IDAI, berikut ini ciri pelekatan yang benar:

  • Dagu menempel ke payudara ibu
  • Mulut terbuka lebar
  • Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi
  • Bibir bayi terlipat keluar
  • Pipi bayi tidak boleh kempot/cekung (pipi jadi cekung tanda menghisap terlalu dalam)
  • Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
  • Ibu tidak kesakitan dan bayi merasa tenang

Posisi menyusui tiduran atau berbaring

Posisi ini dilakukan dengan cara berbaring menyamping dan meletakkan bantal untuk menyangga kepala Bunda.

Dekatkan kepala Si Kecil dengan payudara agar bisa membuka mulut lebar-lebar. Jika perlu, Bunda dapat menyangga kepala dengan satu tangan dan meletakkan guling kecil di belakang punggung anak agar lebih nyaman.

Pastikan posisi telinga, bahu, dan pinggul anak dalam kondisi sejajar dan tidak tertekuk. Usahakan kaki bayi menyentuh tubuh ibu. Bunda bisa menekuk kaki dan menempatkan bantal di antara kedua lutut.

Posisi Menyusui yang Benar Agar Bayi Tidak Gumoh

Bunda perlu mengetahui posisi menyusui yang betul untuk mencegah Si Kecil gumoh lho. Karena gumoh dapat membuat ASI yang sudah Bunda susukan menjadi terbuang dan batal terserap oleh Si Kecil. Lihat yuk, penjelasan tentang apa itu gumoh di sini: Perbedaan Muntah dan Gumoh pada Bayi serta Cara Mengatasinya

Untuk mencegah gumoh, Bunda dapat memposisikan bayi dengan tegak selama 30 menit setelah minum susu. Pastikan tidak ada yang menekan bagian perut bayi dan sendawakan bayi.

Jangan pernah memaksakan bayi untuk minum susu lebih banyak dari yang diinginkan. Sebagai antisipasi agar frekuensi gumoh tidak berlebihan, perhatikan cara-cara mencegahnya, yaitu:

Posisikan tubuh bayi tetap tegak setelah makan

Saat bayi selesai makan, posisikan tubuhnya tetap tegak selama setengah jam atau lebih, untuk membuat makanan atau susu yang baru dikonsumsi tetap berada di bawah. Jika bayi harus berbaring, letakkan beberapa bantal untuk menopang tubuhnya sehingga badannya tetap tegak.

Hindari tekanan pada perut bayi

Pastikan tidak ada tekanan pada perut bayi setidaknya selama 30 menit setelah makan. Usahakan untuk menghindari pemakaian celana dan popok yang terlalu ketat. 

Bantu bayi untuk bersendawa

Bunda dapat membuat bayi bersendawa agar udara yang terlanjur masuk dapat keluar, dengan cara mengambil jeda di tengah waktu minum susu atau setelah selesai minum susu. Sandarkan tubuh bayi ke dada agar posisinya tegak, tetapi jangan sampai perutnya tertekan.

Perhatikan lubang pada dot

Jika bayi minum susu menggunakan botol atau dot, gunakan dot dengan lubang yang pas. Lubang yang terlalu besar bisa menyebabkan bayi tersedak karena aliran susu terlalu cepat, sedangkan ukuran lubang dot yang terlalu kecil akan membuat bayi kesulitan mengisap susu dan malah menghisap udara.

Menyusui di ruangan yang tenang

Usahakan untuk selalu menyusui di ruangan tertutup yang tenang dan bebas dari gangguan apa pun. Bayi yang menyusu dalam keadaan panik akan cenderung menelan udara berbarengan dengan susu yang masuk dan berpotensi mengalami gumoh setelahnya.

Cara Membangunkan Bayi untuk Menyusui

Sementara itu, mungkin Bunda akan mengalami saat di mana harus tetap menyusui tapi bayi sedang tidur. Bayi baru lahir rata-rata harus disusui antara 8-12 kali dalam satu hari atau setiap 2-3 jam sekali. Lantas, bagaimana cara yang tepat menyusui bayi saat sedang tidur?

Jika bayi sedang tidur saat waktunya menyusu, Bunda harus membangunkannya secara perlahan. Tunggu hingga terlihat tanda-tanda Si Kecil bangun seperti mata bergerak atau terdengar suara rengekan.

Rengkuh bayi, usap lembut tubuhnya dan ajak berbicara hingga terbangun. Bila perlu, Bunda dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengganti popok atau memijat tubuhnya perlahan sampai benar-benar terbangun dari tidurnya.

Bayi yang terlalu mengantuk biasanya sering tertidur selama menyusu. Jika ini terjadi, Bunda perlu mengubah posisi menyusu dengan lembut. Gerakan ini akan mendorong bayi terbangun dan kembali menyusu.

Perlu diperhatikan, jangan biasakan mengajak Si Kecil bermain di malam hari. Bunda harus ingat bahwa menyusui malam hari bisa dilakukan hanya jika bayi terbangun dan menangis. 

Cara ini dapat membantu mengajarkan bayi sedari dini untuk terlelap sepanjang malam, membuat Bunda dapat beristirahat dengan lebih panjang dan tenang.

Menyusui bisa menjadi salah satu pengalaman menantang dan bermanfaat yang dialami Bunda. Saat sudah mulai terbiasa menyusui Si Kecil, Bunda dapat mencoba sejumlah variasi posisi. Bereksperimen dengan berbagai jenis posisi yang memungkinkan Si Kecil menyusu dengan sukses dan tetap membuat Bunda merasa nyaman. Pada akhirnya, Bunda dan Si Kecil akan segera menyadari bahwa menyusui merupakan cara yang santai dan bagus untuk menjalin ikatan.

Menyusui Si Kecil dengan posisi yang benar memastikan bahwa ia mendapatkan asupan ASI yang dibutuhkannya. Sebaliknya, apabila tidak menerapkan pelekatan bayi pada payudara dengan benar, Si Kecil berpotensi kekurangan ASI, lho. Untuk mengetahui apakah bayi Bunda sudah cukup ASI atau belum, simak artikel berikut ini: Tanda Bayi Kurang ASI dan Cara Mengatasinya

Lihat Artikel Lainnya