Penting! Inilah Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 23 Oktober 2020

Penting! Inilah Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil

Perkembangan anak mulai dari ia bayi hingga usia kanak-kanak merupakan tahapan yang paling penting, termasuk perkembangan kognitifnya. Perkembangan kognitif anak mengacu kepada kemampuan Si Kecil untuk memahami sesuatu dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap kecerdasan anak.

Pakar psikologi dari Swiss yang bernama Jean Peaget telah mengembangkan teori perkembangan kognitif pada anak sejak tahun 1927-1980. Dalam teorinya mengungkapkan bahwa cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa karena cara berpikirnya yang memang belum matang dan pengetahuannya pun masih terbatas. Dalam penelitiannya, Peaget juga menyatakan bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual dan pertambahan umur akan memengaruhi Si Kecil dalam memahami ilmu pengetahuan.

Tahap perkembangan kognitif pada Si Kecil oleh Peaget dibagi menjadi 4 tahapan.

Periode sensorimotor (0-2 tahun)

Setiap bayi yang lahir selalu dibekali dengan reflex bawaan dan dorongan untuk ekplorasi lingkungan sekitarnya. Pada ada masa ini, kemampuan Si Kecil masih terbatas dengan gerakan reflex dan panca inderanya saja. Jadi semua gerakan yang ia lalukan merupakan respon motorik sederhana terhadap sensorik yang ia terima dari sekitar.

Tahapan sensorimotor oleh Peaget masih dibagi lagi menjadi 6 sub-tahapan, diantaranya:

1.      Skema reflex

Tahap ini dimulai dari bayi yang baru lahir hingga umur 6 minggu dan hanya ditunjukkan dengan gerakan reflex, spontan, dan tidak disengaja. Misalnya, ketika bibirnya disentuh ia akan reflek menjulurkan lidahnya. Tindakan ini juga merupakan upaya Si Kecil untuk mengenali sekitarnya.

2.      Reaksi sirkular primer

Pada tahap ini, Si Kecil akan melakukan gerakan-gerakan yang berulang, misal memasukkan tangannya ke dalam mulut jika ia sedang lapar atau gelisah. Menurut Peaget tahapan ini dilakukan saat ia masuk usai 6 minggu hingga 4 bulan.

3.      Reaksi sirkular sekunder

Jika Si Kecil sudah mulai bisa menggerakkan beberapa mainan yang ada digenggamannya, misal mainan yang ada digenggamannya itu apabila digoyangkan akan mengeluarkan bunyi, maka ia akan melakukan gerakan tangannya berulang kali. Kalau Si Kecil sudah melakukan hal tersebut, itu artinya ia telah memasuki fase reaksi sirkuasi sekunder. Biasanya tahapan ini dialami saat Si Kecil telah masuk usia 4- 9 bulan.

4.      Koordinasi reaksi sirkular sekunder

Tahapan ini akan dialami oleh Si Kecil yang telah masuk usia 9-12 bulan. Ia sudah mulai bisa  mengulang kembali gerakan yang ia pelajari dan diingat sebelumnya dengan cara yang lebih terkoordinasi. Misalnya, ia memukulkan mainan yang ada digenggamannya ke benda lain yang ada di sekitarnya. Ia bisa melakukan aktivitas ini secara berulang untuk memenuhi tujuannya yakni bunyi yang dihasilkan dari kedua benda tersebut.

5.      Fase reaksi sirkular tersier

Reaksi sirkular tersier mengacu kepada kesenangan dan keingintahuan Si Kecil pada hal-hal baru yang ia temui. Ia akan mulai tertarik dengan berbagai obyek yang ada disekitarnya dan melakukan apa yang bisa ia lakukan terhadap barang tersebut. Misal: ia menemukan remote, maka ia kan mencoba mencet-mencet tombol remote-nya. Tahap ini biasanya dialami oleh Si Kecil yang telah masuk usia 12-18 bulan.

6.      Awal representasi simbolik

Ini merupakan tahap sensorimotorik tahap akhir dan biasanya berlangsung di usia 18-24 bulan. Di tahapan ini fungsi mental Si Kecil mulai bertransisi dari sensorimotor menjadi kemampuan kognitif. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara mendidik Si Kecil untuk mengoptimalkan perkembangan kognitifnya. Selengkapnya, baca di sini yuk: Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas dan Kreatif

Baca Juga: Asah Kemampuan Motorik Dasar Si Kecil Dengan Cara Ini

Periode pra-operasional

Periode pra-operasional merupakan tahap kedua dari empat tahapan perkembangan kognitif Peaget. Tahap ini akan dialami oleh Si Kecil yang berusia 2-7 tahun. Di tahap ini Si Kecil sudah mulai masuk dalam lingkungan sosial, hanya saja ia belum mengerti logika, tidak dapat dimanipulasi dengan informasi dan sangat egosentris. Ia hanya mengerti dari sudut pandangnya sendiri dan masih kesulitan memandang dari sudut pandang orang lain.

Di tahap ini, Si Kecil mulai mengembangkan keterampilan bahasanya dan mulai mempresentasikan sesuatu menggunakan kata-kata atau gambar. Ia juga sudah bisa mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warnanya.

 Baca Juga: Stimulasi Kemampuan Bicara Si Kecil Usia 1-3 Tahun

Periode operasional konkrit

Pada masa ini, Si Kecil sudah mampu melakukan pengurutan mulai dari mengurutkan ukuran dan bentuk. Contohnya, saat ia dikasih benda yang berbeda ukuran, maka ia bisa mengurutkan dari benda yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Di tahap ini, sikap egosentrisnya juga mulai berkurang. Ia sudah mulai bisa melihat dari sudut pandang orang lain.

Periode operasional formal

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam teori perkembangan kognitif Peaget. Tahapan ini akan dialami pada anak yang telah masuk usia 11 tahun hingga dewasa. Dalam tahap ini, anak sudah mulai bisa berpikir abstrak, menalar logis, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ia peroleh. Masuk di tahap ini, Si Kecil juga mulai mengenal cinta, bukti logis, dan nilai. Si Kecil tidak hanya melihat segala sesuatu dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Jika dilihat dari faktor biologis, tahapan ini juga menandakan Si Kecil telah masuk ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosialnya.

Faktor penunjang perkembangan kognitif anak

Perkembangan kognitif pada anak dipengaruhi oleh dua faktor penunjang utama, yakni keturunan dan lingkungan. Namun, selain kedua faktor penunjang itu perkembangan kognitif anak juga bergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi Si Kecil. Ya, tidak memungkiri bahwa nutrisi dan stimulasi ikut ambil andil proses tumbuh kembang Si Kecil agar lebih optimal termasuk perkembangan kognitifnya.

Jika Si Kecil masih dalam usia 1-3 tahun, Bunda bisa memberikan susu pendamping Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus sedangkan untuk anak usia 3-12 tahun, Si Kecil bisa mengonsumsi susu Morinaga Chil School MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus. Keduanya memiliki inovasi unggulan berupa sinergi nutrisi untuk mendukung faktor Kecerdasan Multutalenta, Pertahanan Tubuh Ganda, dan Tumbuh Kembang Optimal sehingga Si Kecil dapat tumbuh lebih optimal dan menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta.

Baca Juga: 4 Nutrisi Penting untuk Optimalkan Kecerdasan Si Kecil