Penyebab Kista Ovarium dan Cara Mendeteksi Gejala Awal

Morinaga Platinum ♦ 19 Oktober 2020

Penyebab Kista Ovarium dan Cara Mendeteksi Gejala Awal

Kista ovarium adalah benjolan atau kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Ukurannya sangat beragam, mulai dari yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop hingga berukuran besar. Umumnya, benjolan ini tidak berbahaya bahkan bisa hilang dengan sendirinya tanpa perawatan serius. Namun, jika tidak terdeteksi sejak awal, kista akan terus berkembang menjadi sangat besar dan ganas. Pada beberapa kasus, kista bisa berubah menjadi kanker. Oleh karena itu, mengetahui cara cek kista sendiri sangat disarankan agar bisa mendapatkan penangan lebih awal.

Cara Cek Kista Ovarium Sendiri

Pada dasarnya, pertumbuhan benjolan pada ovarium tak dapat dicegah. Alasannya karena kista akan tetap tumbuh setiap seorang wanita mengalami menstruasi. Berikut cara cek kista sendiri yang bisa Bunda terapkan yaitu:

  1. Waspada siklus menstruasi yang tak teratur
  2. Memeriksa benjolan pada bagian pinggul
  3. Metode uji pencitraan (USG, MRI, atau CT Scan)
  4. Tes biopsi

Selain cara cek kista sendiri yang telah disebutkan diatas, ada dua hal yang perlu Bunda perhatikan, yaitu:

  1. Selalu mengamati perubahan yang terjadi pada tubuh Bunda. Apalagi pada bagian organ reproduksi yang seringkali luput dari perhatian Bunda. 
  2. Lakukan gerakan menekan bagian pinggul untuk mengetahui jika ada benjolan yang muncul. 

Jika Bunda mengalami salah satu gejala di atas segera kunjungi tenaga kesehatan untuk hasil diagnosa yang lebih akurat. Biasanya, pemeriksaan pertama yang bisa dilakukan ialah dengan pemeriksaan USG.

Selain cek kista sendiri,  langkah pencegahan dengan gaya hidup sehat, Bunda juga dapat melakukan deteksi awal guna menghambat pertumbuhan benjolan tersebut. Bunda bisa mengonsumsi makanan bernutrisi, olahraga secara teratur, dan selalu jaga kebersihan organ reproduksi terutama saat dan setelah masa menstruasi.

Ciri-Ciri Kista Ovarium yang Perlu Bunda Ketahui Untuk Cek Kista Sendiri

Pada kondisi kista yang berukuran kecil dan bersifat jinak, Bunda akan merasakan gejala-gejala berikut:

  1. Perut kembung dan terasa penuh
  2. Nyeri pinggul dan punggung bagian bawah
  3. Masalah saat buang air kecil
  4. Nyeri saat berhubungan intim
  5. Pendarahan dan nyeri berlebih saat menstruasi

Jika ukuran kista sudah lebih besar dan menjadi ganas, gejala yang Bunda alami seperti:

  1. Rasa sakit menusuk di bagian pinggul
  2. Demam dan pusing akut, bahkan hingga tak sadarkan diri
  3. Kesulitan pernapasan
  4. Muntah terus menerus

Selain mengetahui gejalanya, penting juga bagi Bunda untuk mengetahui jenis kista ovarium dan penyebabnya untuk membantu Bunda untuk cek kista sendiri. 

Jenis kista ovarium dan penyebabnya

1. Kista ovarium fungsional

Jenis kista ini memiliki ukuran yang cenderung kecil dan tidak berbahaya. Penyebab kista ini muncul adalah siklus menstruasi. Bisa dibilang, setiap wanita mengalami menstruasi, maka akan muncul kista yang akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu.

2. Kista ovarium patologis

Munculnya kista jenis patologis disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal pada bagian rahim. Beberapa kasus kista jenis patologis masih dalam tahap ringan. Namun, jika tak segera diatasi, kista tersebut dapat terus berkembang dan berubah menjadi tumor ganas bahkan kanker.

Secara umum, penyakit kelainan jaringan ini bisa dialami siapa saja tanpa mengenal batasan usia. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat risiko bahaya kista yang dialami. Berikut penjelasannya:

Faktor yang Memengaruhi Risiko Kista Ovarium

1. Usia

Meski dapat terjadi pada siapa pun dan usia berapa pun, penyakit ini ternyata lebih banyak ditemukan pada wanita dewasa usia 30-50 tahun. Risikonya akan terus bertambah seiring seorang wanita memasuki masa menopause.

2. Kehamilan

Seorang ibu hamil, lebih rentan mengalami kista ovarium terutama saat memasuki trimester kedua. Karena kista yang terbentuk saat rahim memproduksi sel telur akan tetap ada selama masa kehamilan. Sehingga kista dapat berkembang dan sering kali luput dari deteksi Bunda.

3. Endometriosis

Kondisi ini terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk pada bagian luar rahim, misalnya tuba falopi, ovarium, kandung kemih, vagina, rektum, bahkan sampai usus besar. Jika ini terjadi, benjolan berisi darah dapat terbentuk pada jaringan tersebut. Benjolan yang terbentuk ini disebut dengan endometrioma.

4. Mengonsumsi obat kesuburan

Risiko terkena penyakit kista ovarium akan lebih besar jika Bunda sedang menggunakan obat penyubur kandungan. Hal ini disebabkan oleh keseimbangan hormon yang berubah akibat konsumsi obat tersebut. Kista yang terbentuk akibat konsumsi obat kesuburan, biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan jumlah yang banyak. Kondisi ini juga disebut sebagai sindrom hiperstimulasi ovarium.

Setelah mengetahui macam-macam dan penyebab kista rahim serta faktor apa saja yang meningkatkan risikonya, Bunda bisa lebih waspada terhadap diri sendiri dengan cara cek kista sendiri sejak awal. 

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk mendeteksi kista adalah dengan selalu mengamati perubahan yang terjadi pada tubuh Bunda. Apalagi pada bagian organ reproduksi yang seringkali luput dari perhatian Bunda. Lakukan gerakan menekan bagian pinggul untuk mengetahui jika ada benjolan yang muncul. Jika Bunda mengalami salah satu gejala di atas segera kunjungi tenaga kesehatan untuk hasil diagnosa yang lebih akurat. Biasanya, pemeriksaan pertama yang bisa dilakukan ialah dengan pemeriksaan USG. Untuk itu, cari tau cara membaca hasil USG, yuk