Cara Merawat Bayi Baru Lahir yang Benar, Bunda Harus Tahu

Morinaga Platinum ♦ 28 Desember 2021

Cara Merawat Bayi Baru Lahir yang Benar, Bunda Harus Tahu

Umumnya tugas merawat bayi baru lahir dikerjakan oleh tenaga medis yang menolong proses persalinan. Namun, Bunda juga perlu memahami apa saja langkah-langkahnya agar mampu memastikan Si Kecil ditangani dengan baik.

Setelah proses persalinan, biasanya Bunda disarankan untuk memulai inisiasi menyusui dini. Dalam kurun 30 menit setelah proses menyusui, bayi perlu dibawa ke inkubator untuk dihangatkan. Kemudian bayi akan disuntik vitamin K, lalu dokter akan memeriksa bayi untuk mencari tahu apakah bayi ini sehat atau punya kelainan bawaan.

Jika Si Kecil sudah dinyatakan sehat, baru Si Kecil yang baru lahir ini dapat langsung tidur bersama ibunya. Untuk detail penjelasan terkait hal ini, yuk baca panduan berikut.

Cara Merawat Bayi Baru Lahir

Untuk merawat bayi baru lahir ada beberapa hal yang harus Bunda pahami, mulai dari memastikan kebersihannya, melakukan skin to skin, hingga inisiasi menyusui dini. Berikut penjelasan lengkapnya.

Membersihkan Hidung dan Mulutnya dari Lendir Ibunya 

Ketika Si Kecil baru lahir, umumnya wajahnya masih berlumuran lendir dari rahim Bunda. Lendir ini mungkin akan menyulitkannya bernafas. Sehingga dokter dan bidan akan mengusap lendir tersebut dari hidung dan mulut Si Kecil dulu.

Memastikan Bayinya Menangis

Bayi yang baru lahir harus menangis, karena menangis menunjukkan bahwa Si Kecil ini bisa bernafas. Jika Si Kecil ternyata tidak menangis, maka dokter dan bidan akan segera menolong merangsang tangisannya dengan pijat jantung. 

Mengeringkan Kulit Bayi

Badan Si Kecil yang baru lahir umumnya masih basah berlumuran lendir ibunya. Oleh karena itu, bidan segera mengeringkan kulit Si Kecil dari lendirnya. Ini akan memudahkan Si Kecil untuk diperiksa kalau-kalau ada kelainan pada tubuhnya.

Memberikan Oksigen dan Pijat Jantung

Oksigen ini diberikan jika dokter memang mendapati Si Kecil kesulitan bernafas. Jika Si Kecil sudah diberikan oksigen, namun masih belum menangis juga, dokter segera memijat jantungnya untuk merangsangnya bernafas. Jika Si Kecil sudah bernafas, baru Si Kecil aman untuk didekapkan pada Bunda.

Menciptakan Kontak Skin to Skin

Kontak skin to skin segera diciptakan antara Si Kecil dan Bunda untuk mempermudah stimulasi kecerdasan pada Si Kecil. Skin to skin menciptakan rasa aman pada Si Kecil, sehingga Si Kecil dapat mempelajari dunia barunya dengan lebih cepat. Lagipula, skin to skin juga mempercepat kemampuan Si Kecil untuk belajar menyusu pada Bunda.

Memulai Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi menyusui dini (IMD) dapat mengurangi angka kematian bayi dan membantu mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Melakukan IMD dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena akan mendapatkan ASI pertama atau kolostrum yang mengandung zat-zat kekebalan tubuh.

Tak perlu cemas jika selama proses IMD bayi belum sampai melakukan kegiatan menyusui yang sesungguhnya, dikarenakan proses ini sendiri telah meningkatkan peluang keberhasilan menyusui. Ketahui manfaat Inisiasi Menyusui Dini di sini yuk: Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Pada situasi tertentu, bila bayi tidak bugar atau kondisi setelah dilahirkan belum stabil, terkadang IMD tidak dapat dilakukan karena bayi harus segera mendapatkan perawatan lebih lanjut. Apabila hal ini terjadi, ibu dapat sukses menyusui dengan memerah ASI selama bayi belum dapat menyusu secara langsung.

Hal-hal yang Dikerjakan Setelah Si Kecil Dinyatakan Sehat

Rawat gabung

Rawat gabung yaitu perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu. Rawat gabung bermanfaat mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung kapanpun dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi.

Pemberian ASI dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning pada bayi, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi, meminimalisir depresi pada ibu pasca persalinan, dan meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

Waktu tidur bayi

Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi dapat tidur sampai 20 jam dalam sehari, yang terpecah dalam periode-periode tidur dari 20 menit hingga 4 jam.

Agar Si Kecil tetap nyaman, usahakan membuat kamar tidur bersuhu sejuk yakni suhu yang tidak terlalu dingin atau terlalu panas, serta memperoleh cahaya dan ventilasi yang cukup.

Bunda dapat memperhatikan alas yang digunakan untuk Si Kecil dengan menggunakan alas yang rata, tidak terlalu lembut, serta jauhkan benda-benda yang dapat menutupi kepala bayi.

Saat bayi tidur, disarankan untuk memposisikannya secara terlentang. Ini dapat mencegah terjadinya sindrom kematian bayi secara mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). 

Perawatan tali pusat

Biarkan tali pusat terbuka dan mengering dengan sendirinya, tak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Bayi yang tali pusatnya belum puput, upayakan agar tidak dalam kondisi basah dan tetap menjaga kebersihannya.

Tali pusat tidak perlu dibersihkan menggunakan sabun maupun cairan lainnya, cukup biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering. Bunda juga tidak perlu memberikan minyak, bedak, maupun jamu-jamuan pada tali pusat, karena akan membuatnya basah dan lembab.

Ketika memakaikan popok, usahakan agar tali pusat tidak tertutup popok agar tidak terkena atau tercemar air seni dan tinja, serta menghindari terjadinya infeksi.

Akan tetapi apabila tali pusat kotor, segera cuci bersih menggunakan air dan sabun, kemudian keringkan dengan kain bersih. Pastikan tangan dalam keadaan bersih ketika ingin merawat tali pusat Si Kecil.

Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Saat ditemui tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak pada pusat atau kulit disekitarnya, berbau busuk, maupun terlihat bernanah, segera kontrol ke dokter terdekat.

Memandikan bayi

Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan karena masih mempunyai lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan. Ini berfungsi menjaga suhu bayi.

Setelah 6 jam kelahiran, bayi dapat dilap dengan air hangat dan sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon.Jika tali pusat sudah lepas, bayi bisa dimandikan dengan dimasukkan ke air hangat dan jangan sampai kepala bayi terendam. Sebaiknya usahakan untuk tidak memandikan terlalu pagi maupun terlalu sore. Bunda dapat memakai sabun dan sampo khusus bayi.

Saat melakukan perawatan kulit bayi, meminimalisir penggunaan zat-zat yang berkontak dengan kulit karena kulit bayi masih sangat sensitif.

Tiap kali baru selesai memandikan Si Kecil, Bunda perlu memeriksa kulitnya, apakah ronanya masih merata ya, Bunda. Jika Bunda melihat kulit Si Kecil yang baru lahir ini berwarna kuning, Bunda perlu waspada untuk mencari tanda lain apakah Si Kecil mengalami kuning. 

Kenapa bayi sampai bisa kuning? Yuk, lihat penjelasannya di sini: Bayi Kuning: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya

Memilih Pakaian Bayi

Bunda dapat memilihkan pakaian berbahan lembut, menyerap air, dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan dan popok atau celana. Jika cuaca dingin, dapat dipakaikan selimut dan topi.

Sebaiknya tidak perlu terus menerus menggunakan sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang menjadi salah satu media bagi bayi dapat belajar.

Membedong dapat membatasi gerak bayi dan sebisa mungkin hindari pemakaian gurita karena bayi lebih banyak bernapas menggunakan otot-otot perut.

Pola Buang Air

Normalnya, bayi akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah itu, bayi akan BAK sebanyak 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. BAK yang baik berwarna jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari hitam pekat menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan di usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, maka harus dilakukan evaluasi kecukupan asupan ASI. 

Bunda tidak perlu khawatir jika menemukan darah pada kemaluan bayi perempuan saat awal-awal kelahiran. Keadaan ini masih dianggap normal karena bayi terpengaruh oleh hormon ibu.

Membersihkan Kemaluan Bayi

Untuk membersihkan kemaluan bayi, lakukan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih atau handuk basah. Jangan membersihkan dari bagian bawah anus ke kemaluan.

Mengenali Isyarat Lapar

Bayi yang lapar akan menunjukkan beberapa tanda, seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara mengecap-ngecap.

Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi dan sebaiknya tidak dijadwal. Normalnya, bayi akan menyusu selama 5-30 menit dan jika di luar itu lakukan evaluasi proses menyusui. Bayi yang kurang ASI bisa Bunda kenali tanda dan cara mengatasinya di artikel berikut ini: 5 Tanda Si Kecil Kurang ASI dan Cara Mengatasinya

Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan menggunakan sendok atau cangkir, agar saat ibu sudah kembali bersama bayi maka bayi tetap bisa menyusu dengan ibu.

Mengenali isyarat lapar ini akan bermanfaat sekali daripada menunggunya sampai terlanjur menangis ketika lapar. Karena dalam beberapa minggu, akan ada kemungkinan terjadi hari di mana bayi menangis terus meskipun sudah disusui, padahal sedang kena kolik. Yuk, Bunda, lihat penjelasan apa itu kolik di sini:  Ciri Kolik pada Bayi yang Bisa Membuat Bunda Cemas

Membersihkan Mata, Telinga, dan Hidung Bayi

Mata bayi dapat dibersihkan dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari hidung ke luar. Apabila menemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti merah, bengkak, atau mengeluarkan nanah, segera bawa bayi ke dokter.

Sementara itu, kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Adapun lubang hidung bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.

Jika Si Kecil sudah berusia beberapa hari dan Bunda telah dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan tidur Si Kecil sehari-hari, Bunda bisa mempertimbangkan untuk mencukur rambut Si Kecil ya, Bunda. Tradisi Indonesia memang umumnya menyarankan rambut bayi yang baru lahir untuk dicukur. Yuk, Bunda, lihat cara mencukur rambut Si Kecil di sini: Cara Mencukur Rambut Bayi Sendiri di Rumah

Setelah membaca ulasan singkat di atas mengenai perawatan bayi yang baru lahir, Bunda dapat mengerti dan memperhatikan hal-hal yang dapat dilakukan dalam merawat Si Kecil. Selamat menjalani momen-momen bahagia menjadi orangtua!

Selain mengetahui cara merawat bayi baru lahir, Bunda juga perlu memperhatikan tumbuh kembang Si Kecil tiga bulan pertama setelah ia dilahirkan. Hal ini penting agar Bunda tahu pertumbuhannya normal atau tidak. Untuk lebih jelasnya, baca artikel berikut yuk: Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-3 Bulan

Referensi:

  • WHO. Caring for a newborn. Diakses pada tanggal 20 November 2023. https://www.who.int/tools/your-life-your-health/life-phase/newborns-and-children-under-5-years/caring-for-newborns
  • IDAI. Perawatan Bayi Baru Lahir. Diakses pada tanggal 20 November 2023. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir