Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Cara Mengatasi Tanda Kolik pada Bayi 1-2 Bulan

Morinaga Platinum ♦ 7 Februari 2022

Kolik pada bayi adalah kondisi ketika bayi menangis hingga berjam-jam dan sulit untuk ditenangkan. Tanda kolik pada bayi dapat dikenali dari tangisannya yang sampai tiga jam berturut-turut sehari. Untuk mengatasi kolik ini, Bunda dapat menenangkannya dengan menepuk punggungnya sambil berjalan-jalan.

Kondisi ini sebenarnya wajar dialami Si kecil yang baru lahir ya, Bunda. Menangisnya ini bisa selama 3 hari dalam seminggu.

Gejala Kolik pada Bayi

Pada umumnya, kolik terjadi pada bayi ketika menginjak usia 2 minggu hingga 4 bulan. Beberapa gejala kolik yang biasa muncul, di antaranya:

  • Durasi menangis selama tiga jam dalam satu hari.
  • Bayi bisa menangis 3 kali atau lebih dalam satu minggu.
  • Bayi menangis lebih dari tiga minggu.
  • Kaki terangkat mengarah ke perut
  • Kedua tangan bayi terangkat dengan posisi mengepal
  • Wajah bayi terlihat kemerahan saat menangis

Meskipun kondisi tersebut membuat Bunda menjadi waswas, nyatanya Bunda tidak perlu khawatir jika bayi mengalami kolik. Pasalnya, kondisi ini tidak berbahaya dan bukanlah merupakan suatu penyakit. Gejala kolik akan menghilang seiring dengan pertambahan usia Si Kecil,  dan penanganan kolik pada Si Kecil juga tidak memerlukan terapi obat.

Selain mengenali ciri-ciri kolik pada Si Kecil, Bunda juga perlu untuk membedakan mana tangisan yang disebabkan oleh kolik dan mana yang bukan. Bunda perlu mewaspadai tangisan yang mirip tangisan kolik tapi disertai tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan. Jika menemukan tanda-tanda dibawah ini, maka Bunda perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter. Berikut adalah tanda-tandanya:

  • Usia bayi sudah lebih dari 4 bulan
  • Bunyi tangisan bayi bernada tinggi
  • Tubuh bayi terlihat lemah saat diangkat
  • Tidak ada pertambahan berat badan pada bayi
  • Pola buang air kecil dan buang air besar bayi tidak normal
  • Nafsu makan bayi hilang
  • Beberapa bagian kulit bayi terlihat pucat atau membiru
  • Ubun-ubun bayi tampak menonjol
  • Bayi terlihat susah bernapas

Selain itu, Bunda juga perlu memastikan bahwa tangisan Si Kecil tidak disebabkan oleh alergi susu sapi atau ketidakcocokan dengan susu sapi.

Penyebab dan Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Penyebab spesifik kolik pada bayi masih belum diketahui secara jelas. Akan tetapi, kondisi ini bisa terjadi ketika bayi mengalami rasa ketidaknyamanan pada perutnya, mengingat pada usianya mencerna makanan merupakan hal yang sulit. Kondisi terdapat gas berlebih dalam saluran pencernaan, rasa lapar, atau terlalu kenyang juga mungkin menjadi penyebab kolik.

Selain itu, gangguan pencernaan pada bayi, kondisi bayi lahir prematur yang memiliki sistem pencernaan belum matang, asam lambung yang naik ke atas, dan alergi makanan yang mengandung protein tertentu kemungkinan juga menjadi penyebab kolik.

Kolik juga dapat terjadi ketika bayi merasakan situasi yang tidak menyenangkan baginya, contohnya suhu ruangan terlalu panas atau dingin. Selain itu, ibu yang perokok, atau perkembangan sistem syaraf yang belum baik, juga diduga dapat meningkatkan risiko bayi terkena kolik.

Walaupun kolik tidak berbahaya, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama. Bunda dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasi kolik pada Si Kecil berikut ini:

  • menggendong bayi ketika menangis.
  • Bedong bayi.
  • Menepuk punggung dengan posisi bayi tengkurap.
  • Mengajak bayi jalan-jalan ketika sedang menangis.
  • Pijat bayi dan baluri tubuh dengan minyak telon.
  • Mandikan bayi dengan air hangat.
  • Berikan larutan air gula. Caranya, 1 sendok teh gula pasir dilarutkan dengan 100 ml air. Kemudian, berikan larutan tersebut pada bayi sebanyak 1-2 ml. Rasa manis berfungsi guna meredakan sakit pada bayi.
  • Jika diperlukan, tenangkan bayi dengan memberikan dot.
  • Berikan nyanyian atau suara pelan seperti “sshh sshh…” pada bayi
  • Tempatkan bayi di kursi goyang khusus atau baby bouncer.

Selain itu, terdapat beberapa metode lain yang diketahui dapat membantu mengatasi kolik pada Si Kecil adalah fisioterapi, akupunktur, terapi pijat dan chiropractic. Namun, sebelum Bunda memutuskan untuk mencoba metode tersebut, sebaiknya konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. 

Penting diingat ketika Si Kecil mengalami kolik, hindari menggoyangkan tubuh bayi dengan keras dan cepat. Cara ini tidak bisa meredakan tangisan Si Kecil, namun justru dapat mengancam kesehatannya karena bisa mengakibatkan terjadi shaken baby syndrome.

Cara Mencegah Kolik pada Bayi

Gejala kolik pada bayi akan berkurang ketika Si Kecil memasuki usia sekitar 3-4 bulan. Namun demikian, ada baiknya Bunda harus mengerti cara mencegah kolik pada bayi berikut ini:

Posisi Tegak Ketika Menyusu

Tips pertama berhubungan dengan cara Bunda dalam menyusui si Kecil. Untuk mencegah kolik, Bunda perlu memposisikan Si Kecil dengan tegak jika sedang menyusu agar peluang udara tertelan saat menyusu menjadi lebih sedikit dibandingkan posisi bayi membungkuk.

Menyendawakan Bayi

Setelah bayi selesai menyusu, bayi perlu untuk disendawakan tujuannya agar mencegah banyak gas masuk ke lambung. Jika tidak, maka hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kolik. Berdasarkan klikdokter, cara menyendawakan bayi adalah:

  1. Bayi digendong, letakan dada bayi di bahu Bunda dengan posisi bayi menghadap belakang.
  2. Kepala bayi disangga atau ditopang dengan tangan Bunda.
  3. Elus punggung bayi pelan-pelan sampai bersendawa. 

Cek Dot Susu

Cara mencegah kolik pada Si Kecil berikutnya adalah pastikan Bunda memeriksa terlebih dahulu dot susu Si Kecil. Pilih dot yang membatasi masuknya udara saat bayi menyusu. Selain itu, Bunda bisa menggunakan dot susu anti kolik.

Botol susu tersebut telah dirancang sedemikian rupa supaya jumlah udara yang masuk ke dalam tubuh bayi selama menyusu berkurang. Bunda mungkin perlu memberikan Si Kecil jenis dot yang satu ini jika ia sering kali mengalami kembung dan gelisah usai menyusu.

Hindari Konsumsi Makanan yang Memicu Alergi

Penyebab kolik pada bayi juga bersumber dari makanan yang dikonsumsi oleh Bunda, terutama jenis produk makanan yang berbahan dasar susu seperti susu sapi, yoghurt dan keju.

Apabila Bunda mengonsumsi bahan-bahan yang disebutkan di atas, sebaiknya segera hentikan. Jika terlihat ada perubahan, maka bisa dipastikan Si Kecil mengalami alergi produk susu sapi dan tidak disarankan pemberian susu formula yang memiliki kandungan laktosa.

Jika demikian, Bunda tak perlu khawatir. Pasalnya, Bunda dapat mengganti susu Si Kecil dengan susu soya ataupun susu almond.

Susui Bayi Saat Belum Lapar

Menyusui Si Kecil saat ia lapar akan membuat udara berlebih masuk ke tubuhnya. Pasalnya, ketika Si Kecil lapar, maka ia akan menyedot susu dengan kencang atau cepat, sehingga jumlah udara yang masuk juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan risiko bayi terkena kolik semakin besar. Oleh karena itu, untuk mencegah, Bunda perlu menyusui bayi saat ia belum lapar.

Demikianlah gejala, penyebab dan cara mengatasi kolik pada bayi. Selain itu, penting bagi Bunda untuk memenuhi kecukupan nutrisi Si Kecil dengan memberikannya Morinaga Chil Kid Platinum, supaya otaknya dapat berkembang dengan sehat, daya tahan tubuhnya meningkat, dan tumbuh kembangnya dapat optimal. Semoga artikel ini bermanfaat, ya Bun! 

Lihat Artikel Lainnya