Bayi Prematur 7 bulan: Penyebab, Risiko dan Cara Mencegahnya

Morinaga Platinum ♦ 1 Januari 2020

Bayi Prematur 7 bulan: Penyebab, Risiko dan Cara Mencegahnya

Bunda pasti sering mendengar bahayanya bayi prematur 7 bulan bagi tumbuh kembang Si Kecil kelak. Berbagai gangguan kesehatan akan Si Kecil alami karena pertumbuhan janin dalam perut belum terbentuk sempurna. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin oleh dokter saat posisi janin 7 bulan dalam kandungan sangatlah penting untuk mengetahui perkembangan janin.

Jika Bunda ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai risiko dan penyebab bayi prematur 7 bulan, berikut ini Morinaga Platinum sudah merangkumnya buat Bunda. Simak, ya!

Apa itu bayi prematur?

Persalinan prematur terjadi ketika kontraksi teratur menghasilkan pembukaan serviks setelah 20 minggu dan sebelum 37 minggu kehamilan. Artinya posisi janin 7 bulan dalam kandungan sudah harus keluar dari rahim karena beberapa faktor. Ketika telah lahir, kebanyakan dari bayi prematur 7 bulan butuh alat bantu untuk bernapas. Selain itu, asupan nutrisi (ASI atau susu formula) untuk bayi prematur 7 bulan harus dilakukan melalui pipa yang dimasukkan melalui hidung atau mulut menuju perut, meski ada juga yang melalui infus.

Beberapa bayi yang lahir prematur 7 bulan juga sudah bisa menangis, melakukan gerakan meski gerakan seperti tersentak, mereka juga bisa menggenggam jari, membuka mata, dan mulai terjaga untuk periode yang pendek. Biasanya bayi prematur 7 bulan juga memiliki berat badan lahir rendah yang berujung pada berbagai gangguan kesehatan karena pertumbuhannya terganggu. 

Usia Kandungan yang Dikategorikan Prematur

Kelahiran prematur tidak hanya terjadi dalam usia kandungan 7 bulan saja, Bun. Ada 4 kategori kelahiran yang digolongkan lahir prematur di beberapa usia kandungan yang seringkali terjadi. Usia kehamilan juga akan menentukan kondisi kesehatan bayi ketika dilahirkan. Berikut usia kandungan yang tergolong bayi prematur:

  1. Late paterm, bayi lahir di usia kehamilan 34 - 36 minggu.
  2. Moderately paterm, bayi lahir di usia kehamilan 32 - 34 minggu.
  3. Very paterm, bayi lahir di usia kehamilan 28 (7 bulan) – 31 minggu.
  4. Extremely paterm, bayi lahir di usia kehamilan kurang dari 7 bulan (28 minggu).

Penyebab Bayi Lahir Prematur

Seringkali penyebab spesifik bayi prematur susah dideteksi, namun diketahui ada beberapa faktor penyebab bayi prematur. Di antaranya adalah:

  1. Kehamilan di bawah umur.
  2. Jarak kehamilan sebelumnya terlalu dekat.
  3. Persalinan prematur sebelumnya.
  4. Mengalami stres berat sampai depresi.
  5. Merokok dan mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan.
  6. Berat badan tidak memenuhi standard.
  7. Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat.
  8. Beberapa kondisi kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
  9. Cidera fisik atau trauma.
  10. Kehamilan dengan anak kembar, kembar tiga atau kelipatan lainnya.

Risiko Bayi Prematur

Semakin dini kelahiran prematur terjadi, semakin besar risiko kesehatan yang dialami Si Kecil. Karena usia kandungan sangat dibutuhkan Si Kecil di dalam kandungan untuk mengoptimalkan perkembangan organ-organ tubuhnya. Bunda perlu mengetahui apa saja risiko ketika bayi prematur 7 bulan, di antaranya adalah:

  1. Mengalami gangguan pernapasan karena pertumbuhan paru-parunya belum lengkap ketika di dalam kandungan. Paru-paru bayi prematur memiliki elastisitas yang rendah sehingga memicu gangguan suplai oksigen ke beberapa organ penting lainnya. Bayi prematur juga rentan mengalami jeda nafas yang berkepanjangan (apnea). Karena itu, umumnya bayi prematur perlu memperoleh pengobatan oksigen tertentu yang sayangnya dapat memberikan pengaruh negatif bagi indera penglihatannya. Indera penglihatan sendiri merupakan bagian dari panca indra yang berguna bagi manusia agar dapat menjalankan aktivitasnya sepanjang hidup. Mari lihat bagaimana memberikan rangsangan pada panca indera bayi agar dapat berfungsi tanpa terganggu di sini: Jenis, Fungsi, dan Cara Stimulasi Panca Indra
  2. Ketidakseimbangan cairan tubuh karena fungsi ginjal yang belum sempurna. Biasanya bayi prematur mengalami kekurangan elektrolit sehingga ia sering mengalami dehidrasi.
  3. Terjadi gangguan nutrisi karena saluran pencernaannya belum matang. Oleh karena itu, bayi prematur sangat dianjurkan untuk diberi ASI eksklusif yang mudah dicerna dan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
  4. Mengalami gangguan pernapasan karena pertumbuhan paru-parunya belum lengkap ketika di dalam kandungan. Paru-paru bayi prematur memiliki elastisitas yang rendah sehingga memicu gangguan suplai oksigen ke beberapa organ penting lainnya.
  5. Menderita hiperbilirubin atau penyakit kuning karena fungsi hati pada bayi prematur masih belum terbentuk. Proses pengaliran bilirubin menuju usus menjadi terhambat sehingga terlalu lama mengendap di dalam darah. Pengendapan inilah yang menimbulkan penyakit kuning pada bayi. Untuk info lengkap terkait penyakit ini, yuk Bun baca ciri bayi kuning dan cara mengatasinya.
  6. Bayi akan mengalami infeksi karena sel darah merah dan sel darah putih pada tubuhnya belum berkembang sempurna. Padahal sel darah putih sangat berguna untuk melawan kuman yang datang dari luar.
  7. Risiko juga terjadi pada Bunda karena komplikasi kesehatan yang dialami Si Kecil membuat Bunda akan merasa sedih. Jika rasa sedih ini bercampur dengan perubahan hormonal yang terjadi pada Bunda setelah melahirkan, maka Bunda dapat mengalami penyakit baru, yaitu baby blues syndrome. Bunda, baca dulu yuk tentang baby blues ini di sini: Ciri-ciri Baby Blues Syndrome Khas Ibu Melahirkan

Keistimewaan Bayi Prematur

Bayi yang lahir prematur memang memiliki risiko kesehatan yang lebih serius jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Namun Bunda tak perlu khawatir, bayi prematur juga memiliki keistimewaan, kok.

Memang bayi prematur cenderung memiliki masalah perkembangan otak dan hal ini yang seringkali dikhawatirkan para Bunda yang memiliki bayi prematur. Bunda tak perlu khawatir karena kelahiran prematur tidak banyak berpengaruh pada kecerdasan anak. Menurut studi yang dilakukan oleh Craig Garfield, profesor pediatri dan ilmu sosial di Northwestern Medicine, bayi yang lahir prematur bisa memiliki kecerdasan yang sama di kemudian hari. Bahkan 2,8% dari mereka tergolong mencapai status berbakat di sekolah.

Namun yang perlu diingat, stimulasi dan nutrisi sangat berperan penting untuk mencapai hal tersebut. Bunda harus lebih rajin dalam memberikan stimulasi bagi bayi yang lahir prematur. Nutrisi (ASI) juga tak boleh Bunda abaikan karena pemberian ASI terutama selama satu bulan pertama kehidupannya bisa bantu meningkatkan kecerdasan intelektualnya.

Cara Mencegah Bayi Lahir Prematur

Meskipun bayi prematur memiliki keistimewaan, namun sebaiknya kondisi ini tidak terjadi. Untuk itu Bunda perlu tahu bagaimana cara mencegah agar bayi tidak lahir prematur. Beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah bayi prematur 7 bulan dalam kandungan adalah sebagai berikut:

  1. Pertahankan berat badan yang cukup selama kehamilan.
  2. Makanlah makanan bergizi dan seimbang.
  3. Atasi stres dengan baik.
  4. Istirahat yang cukup.
  5. Lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin.

Hal yang perlu Bunda ketahui adalah posisi janin saat usia 7 sudah memasuki posisi siap lahir. Tapi ada beberapa organ yang pertumbuhannya belumlah sempurna. Ingin tahu perkembangan detail janin di usia ini? Yuk, baca: Kondisi Janin Saat Usia Kehamilan 7 Bulan.

Sehingga usia kandungan 7 bulan bukanlah waktu yang tepat untuk dilahirkan ke dunia alias prematur. Sebisa mungkin Bunda memenuhi setiap asupan nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil agar ia lahir dengan sehat ya, Bunda. Jika kondisi kesehatan bunda di usia kandungan 7 bulan baik, sudah waktunya mengetahui persiapan kehamilan memasuki usia kandungan 8 bulan.