Apakah Si Kecil jarang mengonsumsi makanan bergizi? Hati-hati ya, Bunda, karena kurang asupan gizi dapat menyebabkannya kekurangan zat besi. Bunda, kekurangan zat besi dapat membuat Si Kecil lebih gampang sakit dan menghambatnya untuk tumbuh menjadi anak yang cerdas, lho. Untuk lebih memahaminya dan mengetahui dampak lainnya serta cara mengatasinya, baca ulasan berikut sampai selesai ya.
Zat besi merupakan salah satu mineral yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Perannya adalah mengikat oksigen dalam darah, lalu menyebarkan ke seluruh tubuh. Ketika kekurangan mineral ini, tubuh tidak bisa berfungsi secara optimal.
Beberapa dampak yang terjadi pada Si Kecil saat kekurangan atas nutrisi yang satu ini:
Gejala kekurangan zat besi ini ialah Si Kecil terlihat lesu dan kurang semangat ketika bermain, meskipun tidak sedang sakit ataupun demam. Ketika berlari sebentar, ia terkadang merasa sesak napas, bahkan kakinya menjadi kram. Pada proses pembelajaran, ia cenderung mengantuk dan tidak bisa fokus, sehingga sulit konsentrasi, dan tidak mampu menyelesaikan tugasnya. Pada tubuhnya, Bunda juga dapat melihat bahwa kelopak mata dan bibirnya menjadi pucat.
Gejala lainnya ialah dirinya menjadi kurang bertenaga, bahkan saat hanya mau berjalan saja. Nafsu makannya rendah, dan merasa cepat kenyang ketika sedang makan. Bahkan meskipun ia sudah banyak makan sehari-harinya selama berbulan-bulan, berat badannya tetap tidak meningkat. Selain itu, ia juga mengalami gangguan makan berupa pika, yaitu ingin mengonsumsi sesuatu yang tidak lazim, misalnya tanah.
Bunda dapat mengetahui pasti bahwa Si Kecil ini kekurangan mineral besi dengan mengambil sampel darah untuk memeriksakan protein dalam tubuhnya yang bernama hemoglobin.
Jika kadar hemoglobinnya rendah, maka ini pertanda bahwa Si Kecil memang kekurangan mineral tersebut. Biasanya dokter akan mencari penyebabnya dengan melakukan pengecekan lebih lanjut pada indikator lain, yaitu kadar feritin, serum iron, total iron binding capacity, mean corpuscular volume, dan hematokrit.
Indikator-indikator ini dapat memeriksa apakah Si Kecil kekurangan zat besi karena kurang konsumsi asupan mineral tersebut, atau karena memang tidak ada cukup zat besi dalam darahnya, atau memang tidak ada cadangan besi ini yang cukup dalam organ limpanya.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan rutin, agar bisa mencegah defisiensi. Umumnya Bunda dapat mengeceknya sejak usia 12 bulan.
Untuk mencegah kekurangan pada mineral tersebut, Bunda dapat memberinya makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi. Ini bisa dilakukan semenjak menyiapkan MPASI Si Kecil, lalu dilanjutkan dengan menu makanan yang bernutrisi lengkap. Bahan-bahan yang mengandung besi dalam jumlah tinggi antara lain:
Bunda dapat memasak makanan tersebut sesuai kesukaan Si Kecil. Contohnya, saat sarapan, Bunda dapat menghidangkan cereal dicampur susu, dengan semangkuk semangka. Ketika makan siang, Bunda dapat menawarinya cap cay seafood, dan memberinya bubur kacang hijau sebagai camilan. Saat makan malam, Bunda bisa sajikan ayam teriyaki gurih.
Si Kecil juga harus mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C tinggi, seperti jeruk, stroberi, tomat, maupun sayur-mayur. Sebab vitamin C membantu proses penyerapan besi, sehingga mineral ini akan selalu tersedia dengan cukup.
Nah, jika Bunda khawatir bahwa Si Kecil kekurangan asupan besi, coba sajikan saja minuman susu yang tinggi akan mineral tersebuti. Yuk, lihat pilihan susunya di sini: Pilihan Susu Tinggi Zat Besi untuk Si Kecil
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ketika Si Kecil Kurang Zat Besi, Apa Dampaknya?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?