Anak Demam Tinggi? Kenali Cara Menanganinya, Yuk.

Morinaga Platinum ♦ 4 Oktober 2021

Anak Demam Tinggi? Kenali Cara Menanganinya, Yuk.

Ada banyak penyebab yang dapat mengakibatkan anak demam tinggi. Penyebab demam pada Si Kecil bervariasi, dari infeksi hingga dehidrasi. Mengetahui penyebabnya ini diperlukan untuk mengatasi demam pada Si Kecil agar tidak hilang timbul kembali.

Demam sendiri merupakan respons tubuh terhadap penyakit. Seseorang disebut demam jika suhu badannya meningkat di atas 38 derajat Celsius.

Meski demam adalah tanda baik untuk mengetahui kondisi kesehatan, Bunda perlu mencegah suhunya meningkat terlalu tinggi. Sebab, bagi anak-anak, suhu yang tinggai akan membuatnya tidak nyaman dan teriritasi.

Penyebab Anak Demam Tinggi

Suhu tubuh normal pada anak adalah 36-37,5 derajat celcius. Demam biasanya menjadi tanda ada hal asing masuk ke dalam tubuh, misalnya infeksi atau serangan bakteri. Oleh karena itu, tubuh mengeluarkan respon melawan infeksi atau bakteri dengan menaikkan suhu tubuh. Hal ini dibutuhkan untuk mengarahkan sel darah putih yang mengganggu tubuh. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan anak demam tinggi.

1. Infeksi

Infeksi seringkali menjadi penyebab anak demam tinggi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus. Adapun beberapa infeksi yang dimaksud yaitu flu, roseola, radang amandel, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan akut  (ISPA), infeksi ginjal, infeksi saluran kemih (ISK), cacar air, batuk rejan, dan herpes.

Yuk, Bunda, lihat lebih dalam lagi tentang herpes di sini: Herpes pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

2. Cuaca Panas

Demam tinggi pada anak tidak hanya disebabkan oleh infeksi, tetapi bisa juga diakibatkan karena cuaca terlalu panas saat anak beraktivitas di luar ruangan. Demam juga bisa dialami anak karena memakai baju yang terlalu tebal. Namun, kondisi ini umumnya terjadi pada bayi, terutama bayi yang baru lahir. Untuk itu, dianjurkan sebaiknya bayi menggunakan pakaian lembut, cukup tipis, dan dingin di kulit pada saat cuaca panas.

3. Efek Samping Imunisasi

Sebagian anak dan bayi juga dapat mengalami demam setelah imunisasi. Dikutip dari KlikDokter.com, imunisasi dapat menimbulkan demam pada sekitar 10 persen anak. Rasio itu dapat meningkat jadi sekitar 50 persen bila anak diimunisasi Difteri Pertusis dan Tetanus (DPT). Umumnya, demam yang dialami tergolong ringan. Mintalah petunjuk dokter atau bidan mengenai penanganan yang mungkin Si Kecil butuhkan ketika demam setelah imunisasi. Artikel berikut ini juga membahas cara mengatasi demam anak setelah imunisasi. Simak yuk:  Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi

Cara Menangani Anak Demam Tinggi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, demam bukan penyakit melainkan respon tubuh terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan. Dikutip dari KlikDokter.com, 70 persen kejadian demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus yang akan sembuh sendiri dalam 3-7 hari tanpa penanganan khusus.

Selain itu, dilansir dari KapanLagi.com, demam merupakan hal yang lumrah dialami anak berusia 12 hingga 18 bulan, karena tubuh Si Kecil masih mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya. Berikut adalah beberapa cara mengatasi anak demam tinggi yang bisa Bunda lakukan di rumah sebagai pertolongan pertama.

1. Memastikan Kebutuhan Cairan Si Kecil Tercukupi

Biasanya ketika anak demam tinggi, mereka jadi enggan makan dan minum. Padahal anak membutuhkan cairan yang cukup. Ketika demam terjadi, cairan tubuh lebih cepat menguap dikarenakan Si Kecil berkeringat atau sering buang air kecil sehingga risiko dehidrasi meningkat. Oleh sebab itu, penting untuk Bunda memastikan bahwa kebutuhan cairan Si Kecil tercukupi. 

Berikan Si Kecil makanan bergizi dan memiliki kandungan air yang tinggi. Bunda bisa mencoba sup ayam jagung ataupun memberikan buah seperti semangka, agar asupan cairan tubuhnya tercukupi. Pada bayi, Bunda harus mencukupi asupan cairan dengan memberikannya lebih banyak ASI ataupun susu formula.

2. Mengukur Suhu Tubuh Secara Berkala

Selain mencukupi asupan cairan untuk tubuh, Bunda bisa mengukur suhu tubuh secara berkala menggunakan termometer. Bunda juga bisa memakaikan Si Kecil pakaian tipis, nyaman serta lembut. Hindari menyelimuti secara berlebihan agar proses pengeluaran panas dari tubuh tidak terhalang.

Pengecekan berkala ini dapat membantu Bunda untuk deteksi awal apakah kondisi Si Kecil mulai membaik atau tidak. Tanda membaik tentu ketika suhu sudah mulai normal. Suhu normal Si Kecil ini tergantung pada usianya. Untuk selengkapnya, baca ulasan berikut yuk: Cek Suhu Normal Anak Dan Cara Mengukurnya.

3. Mengatur Suhu Ruangan

Atur pula suhu ruangan agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin dengan membuka atau menutup jendela. Ketika suhu ruangan terlalu panas, cobalah menyalakan kipas angin atau pendingin ruangan agar menjadi sejuk dan nyaman. Karena ketika suhu ruangan nyaman, anak tidak gelisah dan lebih mudah beristirahat.

4. Kompres Menggunakan Air Hangat

Bunda juga bisa melakukan kompres air hangat pada dahi Si Kecil. Saat bersentuhan dengan tubuh, air hangat akan membuat suhu tubuh sedikit menurun. Hindari menggunakan kompres dingin ya, Bun! Hal ini dapat meningkatkan suhu tubuh dan membuat anak menggigil. Perbanyak istirahat dan batasi aktivitas di luar rumah agar Si Kecil dapat sehat kembali.

 

Bagaimana Jika Anak Demam Tinggi Pada Malam Hari?

Tinggi suhu atau temperatur tubuh saat anak demam pada malam hari bukan satu-satunya faktor penentu, apakah si kecil memerlukan penanganan dokter. Mendiagnosis demam pada Si Kecil harus berdasarkan hal lain selain temperatur tubuh, yaitu kondisi fisik secara keseluruhan.

Akan tetapi, apabila demam terjadi ketika tengah malam, Bunda dan Ayah pastinya sangat cemas. Terlebih dengan rasa tidak nyaman yang tentu saja membuat Si Kecil rewel dan menangis. Sebenarnya cara mengatasi demam anak pada malam hari sama saja, seperti penanganan pada anak demam tinggi pada umumnya.

Dikutip dari KlikDokter.com, Bunda juga menggunakan bisa bawang merah untuk menurunkan demam pada anak. Caranya dengan memarut bawang merah, lalu campurkan dengan minyak kelapa atau minyak kayu putih. Kemudian, oleskan ke seluruh tubuh anak. Namun, hindari pemakaiannya jika kulit anak cenderung sensitif.

 

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Demam Tinggi

Kepanikan saat anak demam tinggi pasti Bunda dan Ayah rasakan. Tak jarang, sebagian orang tua melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi demam tanpa tahu dampaknya terhadap kesehatan anak. Bisa jadi tindakan yang Bunda lakukan akan menyebabkan gangguan kesehatan lain.

1. Jangan Memberikan Obat Sembarangan

Hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah memberikan obat. Namun, hati-hati obat tidak bisa diberikan begitu saja kepada anak. Bunda harus teliti dan cermat dalam memberikan obat pada anak untuk mengatasi demamnya. Perhatikan kandungan dan cara pakai yang ada di kemasan. Jangan memberikan obat yang biasa dikonsumsi orang dewasa, seperti aspirin. Bunda dapat meredakan demam Si Kecil dengan obat yang mengandung paracetamol dalam bentuk cair agar lebih mudah dikonsumsi.

2. Jangan Memberikan Makanan Tinggi Kadar Gula

Dikutip dari Kompas.com, ketika anak demam tinggi sebaiknya hindari memberikan makanan yang mengandung banyak gula, seperti sereal atau permen. Sebab, makanan ini bisa menimbulkan peradangan pada sistem kekebalan tubuh Si Kecil. Akibatnya, Si Kecil akan sembuh lebih lama.

 

Kapan Harus Menemui Dokter?

Ketika pertolongan pertama sudah Bunda lakukan, tetapi anak masih demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Segeralah hubungi dokter anak atau bawa ke rumah sakit. Beberapa faktor yang mengharuskan Bunda ke dokter segera adalah ketika demam lebih dari 3 hari berturut-turut, demam lebih tinggi dari 40 derajat Celcius, demam tidak turun-turun selama beberapa waktu, bayi atau anak mengalami penurunan nafsu makan dan menjadi sangat rewel, serta lesu.

Selain itu, jika terlihat tanda-tanda anak demam tinggi disertai berbagai gejala lain seperti diare, muntah, dan sembelit, terlihat lemah dan tidak bertenaga, wajah pucat, susah makan atau minum, mengalami penurunan kesadaran, bahkan mengalami kejang (step), Bunda harus langsung menuju ke Unit Gawat Darurat agar Si Kecil segera mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Agar selanjutnya anak tidak demam tinggi lagi, Bunda bisa membantu Si Kecil untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ketahui cara meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil, yuk