Inilah Tahap Perkembangan Anak Yang Wajib Bunda Pahami

Morinaga Platinum ♦ 25 Agustus 2021

Inilah Tahap Perkembangan Anak Yang Wajib Bunda Pahami

Bentuk tantangan terbesar bagi setiap orang tua yang memiliki buah hati ialah tahap perkembangan Si Kecil dari waktu ke waktu. Perlu bunda ketahui bahwa tahap perkembangan anak selalu berbeda dari waktu ke waktu.

Untuk memastikan Si Kecil dalam pertumbuhan yang baik ada baiknya Bunda mencatat segala perubahan baik kepribadian maupun kebiasan di masing-masing tahapan usia. Akan tetapi Bunda perlu mengetahui jika setiap anak mempunyai karakteristik berbeda. Pahami karakter anak usia dini dengan membaca artikel ini, yuk: Karakteristik Anak Usia Dini Ini Wajib Bunda Pahami

Sehingga penanganan yang Bunda berikan untuk setiap tumbuh kembang Si Kecil harus disesuaikan berdasarkan kebiasaan tersebut. Memahami setiap tahap perkembangan Si Kecil akan membantu  Bunda dalam memastikan jika buah hati tumbuh dengan proses optimal.

Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur

Menurut Jean Piaget, seorang ahli psikologi terkait perkembangan anak menjabarkan terdapat 4 tahapan yang akan anak-anak lalui. Tahapan tersebut mencakup kelahiran dalam jangka waktu 18 sampai 24 bulan. Kemudian tahapan pra operasional yang berlangsung dari balita hingga menginjak usia 7 tahun. 

Selanjutnya tahapan operasional konkrit yang berlaku mulai usia 7 sampai 12 tahun. Dan tahap terakhir yaitu masa remaja yang akan Si Kecil lalui. Setiap tahapan ini memiliki tanda yang mungkin saja Bunda dapat amati lewat pola perilaku maupun ciri khas yang ada pada Si Kecil. 

Perkembangan Pada Bayi Baru Lahir

Tahap perkembangan anak pertama biasanya berlangsung sejak ia baru lahir sampai usianya menginjak 1 bulan. Umumnya bayi memiliki gerakan tertentu yang mendapat stimulus dari lingkungan sekitar. 

Sejumlah tanda tumbuh kembangnya dapat Bunda amati secara langsung. Misalnya dari cara Si Kecil memberikan respon berupa gerakan, yaitu saat Bunda menyentuhkan jari ke arah bibirnya, maka Si Kecil akan membuka bagian bibirnya dan saat Si Kecil meregangkan kedua kaki maupun tangannya saat ia kaget ataupun tersentak kecil.

Dalam tahap perkembangan ini, biasanya Si Kecil bisa mengenali wajah kedua orang tuanya meskipun dari jarak dekat saja. Selain itu ia juga bisa tersenyum, mengenali bau, menggerakan kepalanya ringan ataupun menangis saat memerlukan suatu hal.

Selain itu, perkembangan psikologi anak juga sudah dimulai sejak baru lahir, loh. Psikologi perkembangan anak adalah cara untuk mempelajari perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam pikiran, perilaku, emosi, dan sosialisasi anak dari masa bayi hingga remaja. Yuk, pelajari selengkapnya di artikel ini: Psikologi Perkembangan Anak: Ketahui Faktor dan Tahapannya. 

Perkembangan yang Terjadi Pada Bayi

Saat usia Si Kecil menginjak satu hingga dua belas bulan, biasanya Si Kecil akan menunjukkan sejumlah tanda terkait perkembangannya. Di usia tiga sampai enam bulan, secara perlahan Si Kecil akan menggerakan kepalanya ataupun bermain menggunakan tangannya.

Si Kecil nantinya akan mampu duduk tanpa memerlukan tumpuan. Ia juga mulai bisa mengenali nama miliknya sendiri serta mengeluarkan suara meskipun berbentuk racauan kecil. Saat usianya menginjak sembilan menuju 12 bulan, Si Kecil mulai merangkak. Selain itu ia juga berjalan menggunakan tumpuan hingga menunjuk objek yang ia inginkan menggunakan jari telunjuk.NCari tahu tahap tumbuh kembang bayi usia 0-12 bulan selengkapnya, di artikel berikut yuk: Tahap Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan 

Perkembangan yang Berlangsung Pada Batita

Tanda dari berlangsungnya tahap perkembangan anak batita ialah di bidang kemampuan motorik. Misalnya berjalan tanpa bantuan, naik ke atas tangga yang rendah maupun melompat di tempat tertentu. Memasuki usia batita kemampuan Si Kecil juga mengalami perkembangan. Seperti menggambar lingkaran, memegang krayon, menumpuk objek, berbicara dengan kalimat pendek maupun ikut serta pada instruksi tertentu. 

Pada dasarnya kelompok pada batita sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan, diantaranya yaitu golongan usia bayi atau baduta (bawah dua tahun) dengan rentang usia 0-2 tahun, golongan batita (bawah tiga tahun dengan usia 2-3 tahun, dan golongan pra sekolah (> 3-5 tahun). Dari ketiga golongan ini perkembangan anak paling baik terjadi pada saat Si Kecil berada pada usia 12-18 bulan. Pasalnya, pada tahapn usia ini kemampuan motorik Si Kecil berkembang dengan saat baik. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan Si kecil berjalan, menggenggam benda, menyusun balok, meniru tindakan, hingga memindahkan benda.

Namun jika Si Kecil belum memiliki kemampuan ini, Bunda patut waspada, apakah Si Kecil mengalami keterlambatan dalam perkembangannya atau tidak. Untuk mengetahuinya, kenali ciri-ciri keterlambatan perkembangan dalam artikel berikut yuk: Ciri dan Cara Mencegah Keterlambatan Perkembangan Anak

Perkembangan Pada Pra Sekolah

Pada usia tiga sampai 5 tahun umumnya kemampuan di bidang motorik Si Kecil mengalami peningkatan yang cukup pesat. Biasanya dalam usia tersebut, mereka sudah mampu melakukan kegiatan secara mandiri.

Seperti memakai baju, menggambar objek berupa makhluk hidup, melempar bola tangan, melompat tali dengan baik maupun berdiri menggunakan satu kaki saja lebih dari waktu sepuluh detik. Baca bagaimana perkembangan fisik Si Kecil lewat artikel Tahap Pertumbuhan Anak Usia 1-6 Tahun, yuk.

Proses Perkembangan Di Usia Sekolah

Saat memasuki tahap perkembangan anak usia sekolah, umumnya usia Si Kecil sudah mencapai umur 6 sampai 12 tahun. Secara umum selain perkembangan fisik, pada usia tersebut kemampuan kognitif, emosi, sosial, berbicara, dan bahasa Si Kecil juga mengalami banyak perkembangan yang cukup mengagetkan, seperti sudah mempunyai rasa percaya diri, mandiri juga lebih antusias bermain dengan teman sebaya dan sudah memahami bagaimana cara mengungkapkan perasaan sayang dan empati kepada seseorang.

Meski begitu, pada usia ini Si Kecil juga rentan mengalami ADHD atau Attention-deficit hyperactivity disorder. Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, ADHD mengacu pada gangguan mental jangka panjang yang menyebabkan seorang anak berperilaku sulit memusatkan perhatian, hingga berperilaku impulsif dan hiperaktif. 

Dalam kehidupan, selain merugikan anak ADHD juga membawa masalah bagi orang tua. Jika tidak bisa menyikapinya dengan bijak, hubungan orang tua akan menjadi kurang harmonis lantaran sering terjadi konflik karena stres dan frustasi.

Mengutip dari NHS.UK hingga saat ini penyebab pasti dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak belum diketahui. Tidak ada satupun ahli kesehatan anak yang bisa mengatakan faktor penyebab terjadinya ADHD pada anak. Adapun faktor umum yang mempengaruhi terjadinya ADHA yaitu genetic, prenatal, perinatal, abnormalitas fungsi otak, proses kimia di otak hingga stressor psikososial dalam keluarga dan lingkungan.

Perkembangan Pada Usia Remaja

Adapun tahapan perkembangan anak di masa remaja memiliki pertanda tertentu. Yaitu perubahan yang tergolong cepat pada tubuh mereka. Selain itu perubahan juga terjadi pada pikiran maupun emosi miliknya. 

Saat Si Kecil menginjak usia remaja, mungkin saja Bunda mengalami kewalahan dengan tata cara sikapnya yang terkadang sulit dipahami. Pada umur hingga 14 tahun, remaja umumnya menunjukkan kemampuan di bidang pikiran mereka seperti orang dewasa.

Meskipun begitu sesaat setelahnya mereka akan meluapkan emosi yang ada dalam pikiran layaknya anak-anak dengan usia 6 tahun. Kendati demikian, Bunda tidak perlu mengalami kekhawatiran apalagi jika sampai berlebihan.

Anak-anak pada usia remaja tersebut sedang dalam tahapan tumbuh menjadi orang dewasa. Selain itu mereka juga tengah belajar menjadi individu dengan kategori independen. Sehingga ada baiknya orang tua memberikan ruang yang remaja ini butuhkan.

Kemudian berikan dukungan kepada Si Kecil saat dirinya memerlukan hal tersebut. Pasalnya dukungan ini dapat membantunya tumbuh sebagai pribadi yang baik. Inilah tahap perkembangan anak yang wajib Bunda sekalian ketahui dan menyikapinya dengan bijak tanpa berlebihan.