Imun atau daya tahan tubuh adalah salah satu hal penting bagi kesehatan manusia, tidak terkecuali anak-anak. Saat imun anak lemah, berbagai penyakit pun bisa menyerang mereka. Dilansir dari kidshealth.org, imun adalah sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melawan infeksi.
Sistem imun akan bekerja ketika tubuh merasakan adanya zat asing atau biasa juga disebut sebagai antigen. Saat itulah, sistem imun akan mengenali antigen dan membuangnya. Bukan hanya membuang antigen, sistem imun pun dapat membentuk antibodi yang akan tertinggal di tubuh. Antibodi adalah zat kimia yang ada dalam aliran darah individu. Fungsi antibodi adalah sebagai pertahanan terhadap antigen, seperti bakteri, virus, atau zat yang menyebabkan penyakit. Antibodi ini akan melawan kuman atau virus yang sama, jika kembali menyerang tubuh di kemudian hari.
Oleh karena itu, sistem imun juga biasa disebut sebagai kekebalan tubuh karena membantu manusia untuk kebal dari berbagai penyakit akibat serangan bakteri, kuman, maupun virus. Mengingat pentingnya fungsi imun pada anak, Bunda pun wajib memperhatikan sistem kekebalan tubuh Si Kecil. Yuk, kenali tanda-tanda imun anak lemah dan cara untuk mengatasinya.
Jika Si Kecil sering sakit atau terserang infeksi secara berulang, itulah tanda sistem imun anak lemah. Umumnya, tubuh anak dengan sistem imun yang baik akan mampu melawan serangan bakteri ataupun virus. Namun, imun anak bisa dikatakan lemah jika Si Kecil memerlukan bantuan antibiotik lebih dari empat kali dalam setahun.
Apa saja penyakit yang bisa menyerang saat imun anak lemah?
Bunda patut waspada jika Si Kecil kerap terserang flu. Penyakit ini disebabkan infeksi virus influenza A, influenza B, dan influenza C. Gejala flu adalah pilek atau hidung meler dengan disertai demam menggigil, tubuh terasa nyeri, mual, muntah, dan bahkan diare. Selain itu, terkadang Si Kecil juga bisa mengalami demam tinggi, lho Bun. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebab cara mengetahui demam tinggi pada Si Kecil dengan membaca konten berikut, yuk: Anak Demam Tinggi? Kenali Cara Menanganinya, Yuk.
Gejala pilek hampir sama dengan flu. Namun, penyebab kedua penyakit ini berbeda. Pilek disebabkan oleh infeksi beberapa jenis virus yang menyerang saluran pernapasan, seperti rhinovirus, coronavirus, dan adenovirus.
Diare adalah penyakit yang sering kali menyerang anak. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi pencernaan akibat infeksi virus, bakteri, atau parasit.
Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, dapat sembuh dengan sendirinya dari infeksi virus penyebab diare. Namun, ada kalanya anak memerlukan antibiotik sesuai petunjuk dokter jika diare yang menyerang disertai buang air besar berdarah atau gejala lain.
Selain ketiga penyakit itu, anak dengan sistem imun lemah juga rentan terserang tipes, cacar air, atau bahkan tuberculosis (TBC). Jika Bunda curiga Si Kecil mengalami TBC atau yang juga dikenal dengan sebutan flek paru-paru, kenali gejala dan cara mengobatinya dalam artikel ini ya: Flek Paru-paru pada Anak: Gejala dan Cara Mengobati
Lelah, lemas, dan lesu bisa menjadi pertanda sistem imun anak lemah. Sebab, saat imun melemah, energi pada anak pun turut terganggu. Pada kondisi tersebut, anak akan merasa Lelah karena tubuh mencoba menyisakan energi agar sistem imun bisa tetap bekerja melawan bakteri. Oleh karena itu, Bunda patut waspada jika mendapati Si Kecil tampak cepat letih padahal tidak banyak beraktivitas atau sedang sakit.
Gangguan pencernaan, seperti diare, sering buang gas, atau sembelit, juga bisa menjadi pertanda bahwa sistem imun anak menurun. Hal ini dikarenakan hampir 70 persen sistem imun manusia berada dalam saluran pencernaan.
Dalam sistem pencernaan terdapat bakteri baik dan mikroorganisme yang berfungsi melindungi usus dari infeksi. Keberadaan bakteri baik itu juga bermanfaat untuk mendukung sistem imun tubuh. Itulah sebabnya, anak rentan terserang virus, peradangan kronis, atau bahkan gangguan autoimun, jika jumlah bakteri baik di saluran pencernaan mereka menurun.
Bunda bisa mengajak anak sesekali berlarian di luar ruangan atau berolahraga bersama mereka. Sebab, rutin bergerak dapat menambah sistem imun anak. Dilansir dari situs IDAI, aktivitas fisik yang dilakukan Si Kecil membawa banyak manfaat bagi tubuhnya. Beberapa manfaat itu adalah mengurangi risiko obesitas, risiko penyakit pembuluh darah, dan keganasan penyakit lain.
Aktivitas fisik bertindak sebagai modulator dari sistem kekebalan tubuh. Saat Si Kecil melakukan aktivitas fisik, sitokin pro dan anti-inflamasi dilepaskan, sirkulasi limfosit meningkat, dan regenerasi sel terbentuk. Ketiga hal tersebut pada akhirnya berperan pada sistem kekebalan Si Kecil. Anak yang jarang bergerak akan kesulitan membentuk antibodi untuk melawan berbagai virus atau bakteri yang menyerang tubuh mereka.
Anak yang tidak memiliki cukup waktu tidur juga rentan terserang pilek atau flu. Sebab, tidur adalah bagian penting dari metabolisme tubuh. Tidur yang cukup akan membuat anak beristirahat dengan baik, sehingga tubuh mereka bisa siap kembali melawan berbagai infeksi di keesokan harinya.
Kekurangan nutrisi bisa membuat proses alami dalam tubuh anak melambat, termasuk dalam menghasilkan leukosit atau sel-sel darah putih yang berfungsi sebagai penghalau virus dan bakteri. Adapun kadar leukosit dalam tubuh yang terlalu sedikit akan membuat daya tahan tubuh atau imun anak lemah.
Selain itu, kekurangan asupan serat juga bisa mengganggu kesehatan pencernaan anak. Akibatnya, keseimbangan bakteri baik dalam usus terganggu dan imun anak pun akan menurun.
Makanan bernutrisi tidak hanya berperan penting dalam tumbuh kembang anak, tetapi juga untuk meningkatkan sistem imun mereka. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup demi menjaga kekebalan tubuh mereka.
Lalu, apa saja yang bisa Bunda berikan untuk mencukupi nutrisi Si Kecil? Bunda bisa mulai memberikan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Jenis-jenis makanan itu kaya akan antioksidan yang dapat menjaga daya tahan tubuh Si Kecil.
Buah dan sayur segar, seperti wortel, jeruk, stroberi, bayam, atau brokoli, sangat baik untuk meningkatkan imun anak. Selain kaya akan nutrisi, sayur dan buah juga banyak mengandung serat yang baik untuk kesehatan pencernaan Si Kecil.
Mengonsumsi gula dan garam yang berlebihan bisa mengganggu kesehatan Si Kecil. Sebab, kadar gula dan garam yang terlalu tinggi di dalam tubuh akan menurunkan sistem imun anak.
Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan jumlah konsumsi gula dan garam pada anak. Berikut ini batas konsumsi harian gula dan garam untuk anak:
Tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu Si Kecil untuk bersiap menghadapi hari. Saat tertidur lelap, sistem metabolisme tubuh anak akan bekerja optimal sehingga antibodi mereka pun akan terbentuk. Dengan begitu, sistem imun anak akan meningkat pada keesokan harinya dan mereka tidak akan mudah terserang penyakit.
Berikut ini durasi tidur yang baik untuk anak berdasarkan usia mereka:
Cara terakhir dan cukup penting untuk meningkatkan imun anak adalah dengan mengajak mereka aktif bergerak atau berolahraga. Bunda bisa mengajak anak-anak beraktivitas di luar ruangan agar tidak jenuh bermain di rumah. Berjalan-jalan pagi atau sore selama 30 menit sudah cukup untuk membuat tubuh anak bugar dan meningkatkan sistem imun mereka.
Sistem kekebalan tubuh manusia adalah sesuatu yang kompleks, baik bagi orang dewasa atau anak-anak. Oleh karena itu, memperkuat imun tubuh Si Kecil bersifat krusial. Tentu saja, Bunda tidak bisa melakukannya sendirian. Peran keluarga dan lingkungan juga akan membantu peningkatan imun tubuh SI Kecil. Selain itu, Bunda juga bisa mengandalkan dengan susu pertumbuhan Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare Triple Bifidus.
Susu pertumbuhan Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare Triple Bifidus mendukung faktor kecerdasan multitalenta Si Kecil dengan kandungan nutrisi AA & DHA, alfa laktalbumin, kolin, zat Besi, omega 6 & omega 3, vitamin B12, serta diperkaya dengan probiotik triple bifidus & prebiotik GOS untuk bantu perkuat daya tahan tubuh Si Kecil.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Imun Anak Lemah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?