Efektifkah Pola Asuh Ayah dan Bunda? Temukan Jawabannya!

Morinaga Platinum ♦ 1 September 2017

Efektifkah Pola Asuh Ayah dan Bunda? Temukan Jawabannya!

Dalam membentuk karakter Si Kecil, pola asuh memegang peran yang sangat penting, karena dengan pola asuh yang tepat, Si Kecil bisa berkembang dengan optimal. Namun, seringkali banyak Ayah dan Bunda tidak menyadari mereka melakukan kesalahan saat menerapkan pola asuhnya. Sebabnya beragam, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan Ayah dan Bunda mengenai pola asuh.

Berikut ini adalah jenis–jenis pola asuh yang efektif dan tidak efektif,

Pola Asuh Demokratis (Authoritatif)

Selama ini, pola asuh demokratis atau authoritatif dipercaya sebagai pola asuh yang terbaik. Dalam pola asuh ini, Ayah dan Bunda mau mendengarkan pendapat Si Kecil dan bisa memahami perasaannya karena lebih mementingkan alasan dibalik sikap yang ditunjukkan Si Kecil. Saat Si Kecil meraih sebuah prestasi, orangtua yang demokratis tidak segan-segan memberi pujian. Sementara saat melakukan kesalahan, Si Kecil pun akan ditegur sekaligus diberikan penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Orangtua yang demokratis juga cenderung memiliki kualitas komunikasi yang baik dengan Si Kecil.

Lalu, pola asuh seperti apa yang tidak efektif diterapkan pada Si Kecil? Simak jawabannya berikut ini:

Pola asuh otoriter

Ayah dan Bunda yang menerapkan pola asuh ini menganggap bahwa semua peraturan yang dijalankan dalam keluarga adalah untuk kebaikan Si Kecil. Oleh karena itu, Si Kecil dilindungi secara berlebihan. Hal ini tidak memberikan Si Kecil kesempatan untuk belajar menghadapi kesulitan, yang justru akan berdampak buruk baginya. Umumnya, Si Kecil yang dibesarkan dengan pola asuh ini kurang bisa mengendalikan emosi, kurang percaya diri, pemalu, tidak mandiri, dan lainnya.

Solusi untuk mengatasi Si Kecil yang memiliki karakter seperti ini, Bunda harus mengubah pola asuh dan memperbaiki kualitas pendidikan di lingkup keluarga. Solusinya, yuk baca: Cara mendidik anak menjadi mandiri.

Pola asuh penolakan

Pada tipe pola asuh ini, Ayah dan Bunda cenderung tidak ingin terlalu terlibat atau cuek. Hasilnya, Si Kecil bisa tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri, karena merasa tidak berharga dan akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Pola asuh permisif

Pola asuh yang bertolak belakang dengan pola asuh otoriter. Dalam pola asuh ini, Si Kecil terlalu bebas dan sebagian besar keinginannya dipenuhi oleh Ayah dan Bunda. Penerapan pola asuh ini dilakukan karena Ayah dan Bunda menganggap ini merupakan bentuk kasih sayang. Pola asuh permisif akan membuat Si Kecil cenderung terus menuntut haknya, egois, kurang sopan dan lainnya.

Dari dampak yang ditimbulkan ini bisa menjadi hal yang tidak baik untuk perkembangan Si Kecil. Oleh karena itu, Bunda perlu mengubah pola asuh dan pendidikan di rumah agar anak memiliki empati dan lebih sopan. Terkait mendidik anak menjadi sopan, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan. Yuk baca selengkapnya: Tips mengajarkan sopan santun pada anak.

Pola asuh Ayah dan Bunda yang berbeda

Adalah pola asuh dimana Ayah dan Bunda belum mencapai kesepakatan mengenai pola asuh yang akan diterapkan bersama sehingga dalam keluarga ada aturan yang berbeda-beda. Kondisi tersebut akan membuat Si Kecil bingung harus mengikuti aturan yang mana. Biasanya hal ini akan berakhir pada sikap Si Kecil yang berpihak hanya pada salah satu orangtua saja yaitu, yang paling sering mengikuti kemauannya.

Pola asuh karena ambisi Ayah dan Bunda

Siapa, sih, yang tidak ingin Si Kecilnya sukses? Terkadang hal tersebut justru membuat Ayah dan Bunda terlalu berambisi terhadap cita-cita Si Kecil, sehingga tidak mendengarkan keinginannya. Umumnya, ini akan membuat Si Kecil cenderung tidak semangat sekolah dan memengaruhi prestasinya.

Pola asuh membandingkan anak

Ayah dan Bunda sering membandingkan prestasi antara anak yang satu dengan yang lain. Dampaknya akan muncul pada anak yang tidak berprestasi karena ia akan tumbuh menjadi pribadi yang minder karena selalu dibandingkan dengan saudaranya.

Ketahui bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Misalnya, anak bungsu cenderung lebih manja sedangkan anak pertama sering kali lebih mandiri. Agar Bunda bisa lebih memahami karakter anak pertama dan memberikan pola asuh yang tepat, baca fakta berikut: Karakteristik dan Fakta Menarik Anak Pertama Berbasis Sains

Pola asuh hadiah

Pola asuh dengan hadiah yang dimaksud adalah jika Ayah dan Bunda menggunakan hadiah yang bersifat materi atau suatu janji ketika mengajarkan Si Kecil berperilaku seperti yang diinginkan. Ini akan membuat Si Kecil berperilaku baik hanya jika mendapatkan hadiah.

Memilih pola asuh yang tepat sangat menentukan pembentukan karakter Si Kecil. Cara apa pun yang Ayah dan Bunda pilih tentu harus disesuaikan kembali dengan masing-masing kepribadian Si Kecil, ya.

Nah, untuk lebih mengenali kepribadian dan memberikan stimulus yang tepat pada Si Kecil, Bunda dan Ayah bisa menggunakan fasilitas identifikasi kecerdasan majemuk di situs Morinaga Multiple Intelligence Play Plan. Setelahnya Bunda dan Ayah juga dapat menemukan beragam ide stimulasi yang seru dan menarik.