Deteksi Gejala Asma pada Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 1 April 2017

Angka kejadian asma bervariasi di berbagai negara, tetapi terlihat kecenderungan bahwa jumlah penderita penyakit ini mengalami peningkatan. National Health Interview Survey di Amerika Serikat memerkirakan bahwa setidaknya 6.5 juta orang di sana menderita salah satu bentuk asma. WHO pun menyebutkan dalam World Health Report bahwa asma termasuk ke dalam lima penyakit paru utama di dunia.

Para ahli menyimpulkan bahwa peningkatan angka kejadian asma tak hanya karena semakin tingginya standar kebersihan, namun juga karena semakin banyaknya polusi udara seperti debu, asap kendaraan, maupun asap rokok.

Standarisasi kebersihan yang meningkat membuat sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang dibesarkan dengan cara terlalu higienis kurang mendapatkan “latihan” untuk menghadapi infeksi kuman, sehingga sistem imunitasnya lebih tersalurkan untuk merespons reaksi alergi.

Selesma (batuk pilek) pada Si Kecil wajar terjadi. Tetapi sampai batas mana kondisi tersebut dikatakan wajar? Bunda harus waspada apabila Si Kecil memerlihatkan gejala berikut:

  • Si Kecil sering batuk-batuk, terutama saat bermain, malam hari, dan ketika tertawa atau menangis.
  • Batuk yang dialami Si Kecil sulit dan lama sembuh
  • Si Kecil cepat lelah saat bermain
  • Si Kecil mengalami sesak napas atau bernapas dengan cepat
  • Si Kecil sering mengeluarkan suara “ngik ngik” ketika mengembuskan napas.
  • Si Kecil sering mengalami bronkitis (radang saluran pernapasan) berulang.

Kemudian, Si Kecil akan lebih mudah terkena asma apabila ia memiliki beberapa faktor risiko, antara lain:  

  • Memiliki berat badan lahir yang rendah, kurang dari 2500 gram
  • Ada riwayat keluarga yang memiliki alergi
  • Telah memiliki alergi lain, misalnya rinitis alergi, dermatitis atopik, dan lain-lain.
  • Sering terkena infeksi pernapasan atas.
  • Terpapar asap rokok, baik selama dalam kandungan maupun setelah lahir.

Apabila Si Kecil memiliki satu atau beberapa gejala di atas, konsultasikanlah kepada dokter. Ia akan memeriksa Si Kecil untuk memastikan diagnosis asma. Gejala asma dapat memburuk, oleh karena itu diagnosis sejak dini menjadi sangat penting agar Si Kecil dapat diterapi lebih cepat.

Biasanya dokter akan memberikan obat untuk meredakan juga mengontrol gejala asma agar tidak mudah kambuh. Untuk Si Kecil yang masih balita, pengobatan yang umumnya diberikan adalah berupa penguapan dengan atau tanpa obat. Nebulizer bisa membantu Bunda untuk meredakan batuk pilek atau asma Si Kecil. Larutan garam fisiologis yang diuapkan bisa mengencerkan lendir dan dahak.

Hal yang perlu dilakukan Bunda berikutnya adalah mencari faktor pencetus asma Si Kecil. Pencetusnya bisa bermacam-macam, antara lain makanan, debu, suhu udara hingga emosi. Hindari faktor pencetus agar asmanya tidak kambuh. Jika asma Si Kecil mudah kambuh karena kelelahan atau kepanasan, beritahu guru Si Kecil perihal kondisi tersebut. Ia mungkin bisa mendapat dispensasi untuk kegiatan tertentu.

Selain itu, tunjang daya tahan tubuh Si Kecil dengan memberikannya makanan yang kaya gizi. Berikan nutrisi yang mengandung laktoferin dan nukleotida yang berfungsi dalam meningkatkan antibodi untuk melawan penyakit dan infeksi.

Lihat Artikel Lainnya