Ciri BAB Anak Sehat Serta Indikasi Penyakit Lainnya

Morinaga Platinum ♦ 8 Desember 2021

Ciri BAB Anak Sehat Serta Indikasi Penyakit Lainnya

Tahukah Bunda, selain fisik, baik buruknya kondisi kesehatan anak juga bisa dilihat ketika anak Buang Air Besar (BAB). Kondisi tersebut bisa Bunda lihat dari warna, bentuk dan tekstur fesesnya. Layaknya orang dewasa, bayi tentu memiliki bentuk dan warna feses yang berbeda-beda. Bentuk, warna dan tekstur inilah yang kemudian bisa dijadikan sebagai penanda kesehatan Si Kecil. Lantas Seperti apa sih ciri BAB anak sehat? Untuk mengetahuinya Bunda dapat menyimak ulasan berikut. 

BAB Berdasarkan Makanan yang Dikonsumsi

Sebagaimana telah dibahas di awal, feses bayi bisa menjadi salah satu tanda akan kondisi kesehatan Si Kecil, khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Umumnya warna dan bentuk feses sangat dipengaruhi dengan makanan yang dikonsumsi. Untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan anak melalui feses, maka Bunda perlu memperhatikan beberapa ciri berikut ini.

Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir yang tidak memiliki gangguan pencernaan umumnya memiliki warna feses kehijauan, agak hitam, lengket dan tidak berbau. Ciri yang semacam ini dalam dunia medis dinamakan mekonium, dimana tekstur ini tersusun dari lendir, air ketuban serta sel-sel kulit yang tertelan ketika bayi masih berada di dalam perut Ibu. Perlu diketahui, bahwa mekonium ini hanya berlangsung selama 2 hari kedepan setelah lahir.

Selebihnya BAB bayi akan mulai mengalami perubahan baik warna dan teksturnya. Namun Bunda tidak perlu khawatir karena hal ini adalah perubahan yang normal, kondisi ini juga menjadi pertanda bahwa usus bayi dalam keadaan baik-baik saja. Sebaliknya, Bunda perlu khawatir bilamana Bunda mendapati feses Si Kecil tidak mengalami perubahan setelah 48 jam. Bisa jadi Si Kecil mengalami yang namanya aspirasi mekonium atau komplikasi persalinan. Sebagaimana dijelaskan oleh National Center for Advancing Translational Sciences, yang menyebut bahwa aspirasi mekonium merupakan keracunan pada bayi akibat minum air ketuban yang bercampur dengan mekonium. Mekonium yang masuk ke paru-paru berakibat pada terjadinya gangguan kesehatan, seperti infeksi dan peradangan. Bila Bunda menemui hal tersebut, segera periksakan Si Kecil ke dokter.

Bayi yang Mengonsumsi ASI

Bayi yang mengonsumsi ASI umumnya memiliki warna feses kuning keemasan sampai coklat kehijauan dengan tekstur sedikit berair. Umumnya, di usia 0-1 bulan aroma bau feses bayi masih tercium samar. Namun, selepas usia tersebut feses bayi akan berangsur-angsur menjadi lebih berbau. Adapun alasannya, karena bakteri yang terdapat di dalam usus jumlahnya semakin bertambah. Meski begitu, bau feses bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif cenderung tidak terlalu menyengat jika dibanding bayi yang mengonsumsi susu formula.

Bayi yang Mengonsumsi Susu Formula

Berbeda dengan bayi yang mengonsumsi ASI, bayi yang mendapat asupan nutrisi dari susu formula umumnya memiliki feses berwarna kuning atau coklat dengan tekstur mirip mentega dan berbau. Adapun tanda bahwa bayi dalam kondisi kesehatan buruk maka fesesnya berwarna hitam setelah 4 hari sejak dilahirkan. Selain itu, tanda lainya yaitu feses berwarna merah darah, putih abu-abu serta berair dan keras. 

Berdasarkan Warna

Selain makanan yang dikonsumsi, warna feses bayi juga bisa menjadi pertanda ada atau tidaknya indikasi gangguan kesehatan pada anak. Supaya Bunda tidak salah dalam mengambil kesimpulan, berikut informasi tentang feses berdasarkan warnanya.

Warna Hijau

Feses warna hijau pada bayi umumnya banyak dipengaruhi oleh pemberian suplemen dan zat besi. Kondisi ini berlanjut saat Si Kecil memasuki usia 4-6 bulan dimana anak mulai dikenalkan dengan MPASI yang mengandung makanan berwarna hijau seperti bayam.  Penelitian Journal of The American Academy of Pediatrics menyebut bahwa feses berwarna hijau pada bayi baru lahir adalah hal yang wajar.

Namun, apabila kondisi tersebut berlangsung terus menerus, maka Bunda perlu mengkonsultasikannya dengan dokter. Sebab ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan feses Si Kecil berwarna hijau. Diantaranya, Si Kecil mengalami masalah pada pencernaannya, menderita penyakit tertentu, menjalani pengobatan penyakit kuning, vaksinasi hingga infeksi bakteri pada usus. Nah bun jika si Kecil mengalami penyakit kuning, simak artikel berikut untuk  pengetahui Penyebab, ciri dan cara mengatasinya: Penyakit Bayi Kuning: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasinya

Orange, Kuning, Kecoklatan

Feses berwarna oranye, kuning kecoklatan mengindikasikan bahwa bayi dalam keadaan sehat atau normal. Selain menunjukan kondisi sehat pada bayi, warna ini  juga menunjukan tanda bahwa Si Kecil mengonsumsi ASI. 

Hitam Pekat

Bila Bunda melihat BAB Si Kecil berwarna hitam jangan keburu panik ya Bunda. Pasalnya, warna hitam ini bisa jadi berasal dari darah yang terhisap Si kecil saat menyusu langsung dari puting Ibu. Bila hal tersebut terjadi secara terus-menerus bisa juga warna hitam pada feses tersebut menjadi sebuah tanda adanya perdarahan pada sistem pencernaan Si Kecil. Kendati tidak membahayakan, namun Bunda bila kondisi ini berjalan cukup lama segera bawa Si Kecil ke dokter.

Merah Pekat

Sama halnya dengan warna hijau, feses dengan warna merah pekat juga turut dipengaruhi asupan makanan yang dikonsumsi, misalnya buah naga dan tomat. Namun, bila Si Kecil tidak mengonsumsi makanan tersebut tapi feses berwarna merah dengan tekstur normal maka bisa jadi Si Kecil mempunyai alergi terhadap protein susu. Sementara itu jika BAB Si Kecil berwarna merah yang disertai diare maka bisa jadi hal tersebut mengindikasikan adanya infeksi bakteri. 

Warna Putih dan Abu

Bunda, jangan pernah menganggap remeh tinja berwarna putih ya. Feses dengan warna putih umumnya ada kaitannya dengan penyakit liver yang diderita Si Kecil. Segera konsultasikan dengan dokter agar Si Kecil mendapat penanganan medis yang baik. Bila Kondisi ini dibiarkan dan berlangsung cukup lama, dapat memicu kerusakan hati permanen. Umumnya, gangguan pada liver ini juga disertai dengan beberapa gejala, seperti rewel, tubuh lemah, susah disusui baik dengan ASI maupun susu formula dan bayi sulit dibangunkan. 

Berdasarkan Waktu

Faktor lain yang bisa Bunda jadikan rujukan dalam mengatasi kesehatan anak yaitu dengan melihat waktu BAB Si Kecil. Sebenarnya tidak ada acuan khusus terkait frekuensi normal bayi BAB. Namun, frekuensi ini dapat Bunda lihat berdasarkan usianya.

Berdasarkan informasi dari Derbyshire Health Visiting Service menyebut bahwa frekuensi BAB bayi baru lahir yang mengonsumsi ASI yaitu 6 sampai 10 kali di minggu pertama kelahiran. Selanjutnya saat bayi berusia 3 sampai 6 minggu bayi akan BAB beberapa hari sekali, bahkan dalam beberapa kasus ada bayi yang tidak BAB sama sekali selama 1 minggu.

Jika Si Kecil terindikasi mengalami kesulitan BAB, ada beberapa solusi untuk mengatasi kondisi ini. Solusi selengkapnya yuk baca: Penyebab bayi susah BAB dan cara mengatasinya.

Lain halnya dengan bayi baru lahir yang mengonsumsi susu formula dimana akan lebih sering BAB sebanyak 2 sampai 4 kali dalam sehari hingga memasuki usia 4 minggu. Baru setelah masa tersebut frekuensi BAB Si Kecil akan kembali normal menjadi 2 kali sehari.

Itu dia Bunda beberapa hal yang perlu Bunda pahami mengenai ciri BAB anak yang sehat. Nah, sekarang Bunda gak perlu bingung lagi ya  jika menemukan kondisi-kondisi di atas pada Si Kecil. Di tahap awal kehidupannya, mungkin Si Kecil akan sering mengalami masalah dengan pencernaannya.

Hal ini wajar, karena sistem pencernaan pada bayi memang masih belum sempurna. Kendati begitu, Bunda tetap perlu melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya masalah dengan sistem pencernaan Si Kecil. Bunda bisa memulainya dengan beberapa hal sederhana, seperti memberi makanan dengan kadar serat tinggi dan cairan yang cukup. Sebagaimana kata pepatah "Mencegah lebih baik daripada mengobati".