Meskipun normal, cegukan pada bayi seringkali membuat Bunda khawatir. Biasanya kondisi ini sering terjadi saat Si Kecil menyusui. Untuk mengatasinya, Bunda hanya perlu mengubah posisi Si Kecil saat menyusu. Tujuannya, supaya ia bisa mengeluarkan hawa dari dalam perutnya.
Cegukan pada Si Kecil sebetulnya berfungsi membantu dia mengatur pernafasannya. Menurut laman Ikatan Dokter ANak Indonesia, cegukan terjadi saat tiba-tiba terjadi kontraksi tanpa sengaja pada diafragma. Pita suara menutup dengan cepat pada saat tersebut. Akibatnya, udara dipaksa keluar melalui pita suara. Sehingga timbullah suara cegukan yang khas.
Kontraksi yang tiba-tiba tersebut terjadi karena diafragma terangsang. Misalnya karena makan terlalu cepat atau minum terlalu dingin. Tertawa atau batuk terlalu keras, atau makan makanan yang sangat pedas/panas juga dapat menyebabkan cegukan.
Pada bayi, cegukan cenderung terjadi tanpa alasan yang jelas. Bahkan secara umum, cegukan pada bayi bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sebagian besar bayi mengalami cegukan dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Melansir laman Medical News Today, terkadang cegukan pada bayi terjadi saat ia disusui. Frekuensi cegukan pada bayi terjadi lebih sering saat ia masih berusia kurang dari setahun. Namun, frekuensi ini akan berkurang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.
Namun Bunda perlu mewaspadai jika cegukan pada bayi berlangsung lebih dari satu jam. Jika Si Kecil mengalaminya, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk memastikan apakah ada kelainan yang serius atau tidak.
Bagi sebagian orang tua, cegukan pada bayi sering dianggap mengganggu bahkan membuat panik jika berlangsung cukup lama. Padahal, cegukan bermanfaat untuk tumbuh kembang Si Kecil. Melansir laman Parents, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College London (UCL) pada 2019 menemukan, cegukan membantu bayi mengatur pernapasannya.
Ini terjadi karena aktivitas yang dihasilkan dari cegukan dapat membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan. Dengan demikian, pernapasan bayi dapat dikontrol dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah.
Cegukan yang tidak segera hilang sangat melelahkan, apalagi untuk Si Kecil. Karenanya, Bunda bisa melakukan beberapa hal ini untuk menghilangkannya:
Posisi bayi saat sedang disusui berpengaruh pada diafragmanya. Jika bayi cegukan saat disusui, Bunda bisa mengubah posisi tubuhnya menjadi lebih tegak, seperti mengganjal kepala bayi dengan bantal. Dengan demikian, posisi kepala bayi sedikit lebih tinggi dan membantunya menghirup sedikit udara saat menyusu. Posisi menyusui yang tepat, bisa Bunda simak di artikel berikut ini: Posisi Menyusui Bayi yang Benar saat Pemberian ASI
Menurut American Academy of Pediatric, Bunda bisa membuat Si Kecil bersendawa setelah minum susu. Dilansir dari Klikdokter, bagi Bunda yang ingin melakukannya, Bunda dapat menggendong, menghadapkannya ke belakang dengan dada bayi diletakkan pada bahu Bunda, menyangga kepalanya, atau mengusap punggungnya dengan perlahan.
Bunda bisa menggendong Si Kecil dengan posisi berdiri. Kemudian letakkan kepalanya pada pundak dan usap atau tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut.
Jika Si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), Bunda perlu memastikan ia tidak menelan makanannya dengan cepat. Bunda bisa memberikan makanan kepada bayi secara perlahan-lahan agar Si Kecil tidak terburu-buru saat menelannya.
Bunda bisa mencegah cegukan terjadi pada Si Kecil. Langkah pertama adalah dengan memperhatikan kapan cegukan terjadi. Misalnya, jika cegukan hanya terjadi setelah Si Kecil menyusu atau ketika Bunda membaringkannya dalam posisi tertentu, Bunda dapat menyesuaikannya cara dan waktu menyusui agar cegukan tidak muncul.
Jika Si Kecil sering cegukan atau tampak tidak nyaman dengan hal itu, Bunda bisa mencoba beberapa solusi berikut untuk membantu mencegah cegukan pada bayi:
Melansir laman IDAI, salah satu cara untuk mencegah cegukan pada bayi adalah dengan tidak mengajak Si Kecil bercanda saat ia minum susu. Selain itu, berikan waktu setengah jam bagi Si Kecil untuk istirahat setelah minum susu.
Setelah Bunda selesai menyusui Si Kecil, Bunda bisa memangku bayi dengan posisi menyamping. Pastikan badan bayi sedikit condong ke depan dan gunakan satu tangan untuk menopang dadanya. Pertahankan posisi ini selama 20-30 menit.
Jika Si Kecil minum susu dari dot, Bunda perlu memastikan agar tidak ada udara di dekat dot. Seperti yang dilansir dari Klikdokter untuk memastikannya adalah dengan memiringkan botol sepenuhnya hingga susu memenuhi mulut botol. Dengan begitu, tidak ada udara yang ikut tertelan bersama isapan bayi.
Ketika Bunda akan menyusui, pastikan seluruh mulut bayi menempel ke puting. Dengan demikian, tidak ada udara yang masuk ke mulut bayi saat ia menyusu.
Setelah selesai menyusui, Kemudian, tepuk punggung bayi secara lembut sampai Si Kecil bersendawa. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Pertama, Bunda bisa menggendong Si Kecil dengan posisi dagu bersandar pada punggung Bunda. Lalu, gunakan satu tangan untuk menepuk punggung bayi dengan lembut hingga Si Kecil bersendawa.
Cara kedua adalah dengan memposisikan tubuh bayi secara tengkurap. Pastikan kepala Si Kecil lebih tinggi dari tubuhnya. Kemudian, Bunda bisa menepuk atau mengusap punggungnya secara perlahan hingga ia bersendawa.
Pada dasarnya, cegukan bukanlah kondisi yang membahayakan. Tapi, jika cegukan sering terjadi dan menyusahkan bayi, Bunda perlu membawanya ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.
Ini karena, cegukan berlebihan bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang serius, seperti Gastroesophageal reflux (GER). GER dapat menyebabkan cegukan yang tidak nyaman pada bayi. Selain cegukan, gejala GER antara lain:
Nah, apa itu gumoh? Yuk, Bunda, ketahui dulu tentang gumoh pada halaman berikut ini: Perbedaan Muntah dan Gumoh pada Bayi serta Cara Mengatasinya
Cegukan tak hanya dialami oleh bayi baru lahir, namun juga saat bayi berada di dalam kandungan. Hal ini juga bisa dirasakan oleh wanita yang sedang hamil. Bahkan, cegukan pada bayi dalam kandungan dapat diamati dengan USG.
Saat di dalam kandungan, bayi mulai cegukan pada akhir trimester pertama atau pada awal trimester kedua. Sama seperti bayi, cegukan pada janin juga hanya berlangsung selama beberapa menit dan hilang dengan sendirinya.
Mungkin Bunda penasaran, seperti apa rasanya cegukan di dalam rahim? Cegukan janin dalam kandungan terasa seperti gerakan kecil yang berirama dan menyentak. Pada awalnya, ibu hamil sulit membedakan cegukan dengan tendangan. Namun, beberapa wanita merasakan janin mereka mengalami cegukan selama beberapa kali sehari. Kondisi ini wajar terjadi pada ibu hamil.
Jika Bunda belum atau tidak merasakan cegukan pada janin, tak perlu khawatir. Sebab, cegukan saat janin masih di dalam kandungan bukan merupakan tanda-tanda yang perlu ditakutkan.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab bayi cegukan di dalam kandungan. Tapi, ada satu teori yang dipublikasikan dalam jurnal Medical Hypotheses yang menyebutkan, cegukan pada janin terjadi karena ada peningkatan tekanan air ketuban di dalam kandungan.
Namun, teori lain menjelaskan, cegukan di dalam rahim berperan dalam pematangan paru-paru janin saat ia berlatih bernafas. Bunda mungkin pernah mendengar bahwa cegukan janin pada akhir kehamilan dapat mengindikasikan masalah dengan tali pusat. Akan tetapi, teori ini belum dapat dibuktikan secara lebih lanjut.
Itulah penjelasan mengenai cegukan pada bayi. Sebagai pengingat, cegukan pada bayi adalah hal yang normal dan Bunda pun tak perlu khawatir tentang hal ini. Pada beberapa kondisi, cegukan bisa disertai dengan muntah, terutama jika bayi berusia di bawah satu tahun. Kondisi ini masih terbilang normal dan merupakan bagian dari perkembangan bayi. Karenanya, Bunda tak perlu panik dan sebaiknya langsung menerapkan langkah di atas untuk mengatasi cegukan pada bayi.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Penyebab Cegukan Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?