Global Developmental Delay, Bagaimana Mencegahnya?

Morinaga Platinum ♦ 2 Januari 2017

Global Developmental Delay, Bagaimana Mencegahnya?

Apa itu global developmental delay? Global developmental delay adalah kondisi ketika seorang anak tidak mampu mencapai milestones perkembangan tertentu ketika dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya.

Global developmental delay sering disingkat sebagai GDD. Dalam bahasa Indonesia, disebut “kecacatan perkembangan umum”.

Diagnosa GDD

Bunda, hanya psikiater lho yang boleh menjatuhkan diagnosa GDD. Syarat memberikan diagnosa GDD pada seorang anak ialah adanya keterlambatan yang signifikan dalam aspek perkembangan. 

Ada 6 buah aspek perkembangan, yaitu aspek personal sosial, aspek motorik kasar, aspek motorik halus, aspek bahasa, aspek kognitif, dan aspek sehari-hari. Setiap aspek memiliki milestone sendiri-sendiri untuk masing-masing umur, Bunda. Dan setiap anak seharusnya mencapai milestone tersebut. Ketahui lebih lanjut di sini: 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya

Seorang anak sudah dapat didiagnosa GDD jika terjadi keterlambatan yang nyata untuk mencapai milestone dalam 2 aspek perkembangan itu.

Lantas, apa saja milestone yang mestinya sudah dicapai oleh Si Kecil supaya tidak sampai masuk ke diagnosis GDD?

Delayed Milestone

Untuk memahami delayed milestone, Bunda perlu tahu dulu milestone apa saja di tiap rentang umur Si Kecil.

Milestone Usia 6 Bulan

Bayi sudah harus bisa mengangkat kepala dan dada, dan menopang dirinya sendiri menggunakan lengannya.

Bayi juga sudah harus bisa memungut benda-benda kecil menggunakan telapak tangannya.

Kalau mendengar suara Bunda atau Ayah, bayi pun harus sudah mau menoleh. 

Milestone Usia 12 Bulan

Bayi harus sudah bisa merangkak.

Bayi sudah harus bisa memungut  barang menggunakan jempol dan jari telunjuknya.

Jika namanya dipanggil, bayi harus mau merespons.

Milestone Usia 18 Bulan

Anak harus sudah bisa berjalan, mau disuruh berhenti, dengan aman.

Anak juga harus bisa membangun menara dari tiga balok setelah ditunjukkan caranya.

Anak harus sudah bisa menyuapkan sendok makanan ke mulutnya sendiri. 

Milestone Usia 2 Tahun

Anak harus sudah bisa lari, berhenti sendiri, mulai lari lagi, dan bisa menghindari rintangan.

Anak pun harus bisa memungut benda-benda kecil dan meletakkannya lagi dengan akurat dan cepat.

Anak juga harus bisa mengangkat cangkir sendiri, minum, dan meletakkannya lagi di meja tanpa tumpah.

Pada usia 2 tahun, sebagian besar anak biasanya telah memulai perkembangan kemampuan bicara. Meskipun setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, namun jika Si Kecil masih mengalami keterlambatan dalam berbicara setelah usia 2 tahun, Bunda dapat menemukan informasi lebih lanjut serta tips penanganan pada artikel ini: Penyebab Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara dan Penanganannya.

Milestone Usia 3 Tahun

Anak harus sudah bisa naik tangga dengan satu langkah saja di setiap anak tangganya.

Anak juga harus bisa menggunting dengan gunting mainan.

Anak bisa main dengan aktif  bersama anak-anak lainnya.

Milestone Usia 4 Tahun

Anak harus sudah bisa naik-turun tangga sendiri sambil lari.

Anak pun harus bisa menirukan orang lain menyentuh jarinya sendiri dengan jempol.

Anak perlu bisa menggunakan sendok dan garpu, dan bisa mengoleskan margarin dengan pisau mainan.

Mengetahui Delayed Milestone

Jika Si Kecil sudah mencapai umur yang disebutkan di atas, dan belum mampu mengerjakan aktivitas yang sesuai dengan umur tersebut, maka Si Kecil sudah bisa disebut mengalami delayed milestone.  Jika delayed milestone terjadi pada dua aspek perkembangan, maka Si Kecil sudah termasuk mengalami global developmental delay atau gangguan perkembangan.

Delayed milestone bisa terjadi pada aspek perkembangan manapun, seperti aspek perkembangan nilai agama/moral, aspek perkembangan fisik-motorik, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan sosial-emosional, dan aspek perkembangan seni.

Contohnya, jika Si Kecil yang berusia 6 bulan belum bisa mengangkat dada dan kepalanya, dia bisa disebut mengalami physical-motor delay (keterlambatan aspek fisik-motorik). Jika Si Kecil yang berusia 18 bulan belum bisa membangun menara dari tiga balok, dia bisa disebut mengalami cognitive delay (keterlambatan aspek kognitif).

Jika Si Kecil yang baru berusia 1 tahun tidak mau merespons jika dipanggil namanya, ini bisa jadi tanda speech delay (terlambat bicara, yang merupakan bagian dari keterlambatan aspek perkembangan bahasa). Yuk, intip halaman ini untuk tahu lebih banyak tentang speech delay: Ciri-ciri Speech Delay pada Anak dan Cara Mengatasinya

Jika delayed milestone terjadi pada dua aspek perkembangan, maka Si Kecil sudah termasuk mengalami global developmental delay atau gangguan perkembangan.

Selain mengenali hal ini, Bunda juga perlu mengetahui perkembangan fisiknya karena nantinya akan berkaitan pula dengan perkembangan saraf dan kognitifnya. Salah satu indikator yang perlu dipantau adalah lingkar kepala. Penjelasan lengkap terkait hal ini, yuk Bun baca: Memahami Ukuran Lingkar Kepala Anak Sesuai Usianya.

Nah, bagaimana caranya supaya Si Kecil tidak sampai mengalami gangguan perkembangan ini? Bunda bisa mencegahnya lho. Caranya begini ya, Bunda.

Cara Mencegah

Sebetulnya, pencegahan Si Kecil mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang perlu dimulai sejak ia masih berada dalam kandungan Bunda. Caranya ialah memastikannya melalui 9 bulan kehidupannya dalam kandungan dengan sejahtera, karena masa ini merupakan masa optimal baginya untuk mengembangkan sel-sel otaknya.

Berbeda halnya jika ia terlahir sebelum usia kandungan Bunda genap 9 bulan, maka ia belum punya cukup waktu untuk mengembangkan sel-sel otaknya. Akibatnya, ia mengalami risiko keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahkan juga perkembangan motorik. 

Inilah sebabnya penting untuk mempertahankan kehamilan Bunda seoptimal mungkin selama 9 bulan. Bunda bisa jadi bertanya-tanya, 9 bulan itu berapa minggu? Mari lihat jawabannya di sini: Saat Usia Kandungan Telah Mencapai 9 Bulan

Masa setelah Si Kecil lahir merupakan masa kesempatan berikut baginya agar dapat mengalami tumbuh kembang sebaik mungkin. Untuk mencegah Si Kecil mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembanganya, ada dua cara yang bisa Bunda lakukan yaitu dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan memberikan stimulasi. Baca penjelasannya di sini ya. 

Penuhi Kebutuhan Nutrisi Si Kecil

Agar tumbuh kembang Si Kecil betul-betul optimal, pastikan Bunda memenuhi kebutuhan nutrisi dan stimulasinya. Nutrisi lengkap seimbang bisa didapatkan dari produk yang telah difortifikasi dengan beragam zat gizi penunjang tumbuh kembang seperti kolin, asam lemak esensial misalnya DHA dan AA, zat besi, probiotik dan prebiotik, serta kalsium juga vitamin D. Zat gizi yang difortifikasi ke dalam susu tersebut akan mendukung fungsi otak, perkembangan sistem saraf, menjaga kesehatan saluran cerna, hingga menjaga kepadatan tulang dan gigi Si Kecil.

Berikan Stimulasi 

Berikutnya yaitu memberikan stimulasi kepada Si Kecil. Sebenarnya, stimulasi ini bisa Bunda berikan sejak ia masih bayi seperti menyentuhnya, mengobrol dengannya, mendengarkan musik, bahkan bermain bersama. Tentunya, permainan yang Bunda pilih memang bermanfaat untuk merangsang kemampuannya ya. Dengan begitu, Bunda dapat mengoptimalkan perkembangannya. Bunda bisa menemukan berbagai ide kreatif bermain yang sekaligus bisa menstimulasi kecerdasan Si Kecil di situs tumbuh kembang, Morinaga Multiple Intelligence Play Plan. Bunda bisa memilih aktivitas seru yang telah disesuaikan dengan usia Si Kecil.

Bunda, orang tua sering sekali luput memperhatikan keterlambatan perkembangan anak ini. Dalam penelitian dr. Herbowo Soetomenggolo, SpA(K), sekitar 5-12% anak memang mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Dan 40% dari keterlambatan ini baru diketahui ketika Si Kecil sudah memasuki usia sekolah.

Memang fase usia 0-5 tahun ini penting bagi Si Kecil. Pada fase ini, Si Kecil perlu menguasai banyak kemampuan dasar, supaya dia bisa belajar banyak hal yang lebih rumit di kemudian hari. Jadi, fase ini memerlukan perhatian khusus dari Bunda. Supaya Bunda dapat mendukung proses tumbuh kembang ini supaya optimal. 

Proses tumbuh kembang Si Kecil memang tidak akan sama dengan teman seusianya. Tiap individu punya waktunya sendiri untuk menguasai satu kemampuan. Namun sebenarnya ada rentang waktu untuk tumbuh dan berkembang yang harus ditepati oleh Si Kecil, agar tumbuh kembangnya dikatakan tidak terlambat.

Ingat Bunda, manfaatkan periode tumbuh kembang Si Kecil semaksimal mungkin agar ia menjadi bagian dari generasi platinum multitalenta yang siap menghadapi masa depan gemilang dengan fisik yang sehat dan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual.