Memiliki kecerdasan emosional sangat penting bagi Si Kecil, agar bisa mengenal dan mengatur emosi serta mengatasinya. Jika Bunda merasa Si Kecil belum memiliki kecerdasan emosional, Bunda bisa membantu Si Kecil untuk meningkatkan kecerdasan emosional dengan mengubah pola pikir, melatih rasa empati, dan lainnya. Cari tahu lebih banyak tentang cara meningkatkan kecerdasan emosional Si Kecil dalam artikel ini, yuk.
Dr. Christi Bamford, psikolog perkembangan dan asisten profesor di Universitas Jacksonville, menunjukkan bahwa Si Kecil yang telah berusia lima tahun mulai dapat memahami prinsip tentang berpikir positif.
Beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengubah cara berpikir Si Kecil agar lebih positif antara lain:
Bunda perlu menunjukkan emosi positif kepada Si Kecil dan mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, sebelum hari pertama masuk sekolah, Bunda bisa menanyakan, “Besok adalah hari pertama sekolah. Bagaimana perasaan Putri?” Jika Si Kecil merasa cemas, Bunda dapat mengubahnya menjadi perasaan positif dengan mengatakan, “Jika Putri merasa cemas sekarang hanya akan membuat perasaan Putri lebih buruk besok. Bagaimana kalau kita memikirkan hal-hal positif yang bisa terjadi di sekolah? Seperti bertemu teman-teman baru.”
Berpikir positif bukan berarti tidak memvalidasi emosi negatif Si Kecil. Ketika Si Kecil terjatuh dan menangis, Bunda perlu memvalidasi rasa sakitnya dengan mengatakan, “Bunda mengerti, pasti sakit ya.” Lalu Bunda dapat mengubahnya menjadi emosi positif dengan mengatakan, “Bunda punya plester lucu. Sebentar, Bunda tempelkan di lukanya ya.”
Sangat wajar bila anak sering merasa takut dan cemas terhadap sesuatu, namun orang tua harus mendampingi dan mengajarkan tentang cara mengelola emosi tersebut. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui penyebabnya agar bisa memberikan solusi terbaik bagi Si Kecil. Untuk informasi selengkapnya, Bunda bisa baca di sini: Kenali Penyebab Rasa Takut pada Si Kecil & Cara Mengatasinya.
Bunda dapat menyemangati Si Kecil untuk tetap tenang saat mengalami stres. Beberapa hal yang dapat Bunda lakukan antara lain:
Ketika Si Kecil belajar untuk menghadapi ketakutannya, maka ia akan memahami bahwa seiring waktu, rasa takut tersebut akan berkurang. Namun, Bunda tidak boleh memaksakan Si Kecil. Beri ia waktu untuk secara perlahan menghadapi rasa takutnya.
Bunda bisa menjelaskan pada Si Kecil bahwa setiap orang bisa mengalami kegagalan. Ketika Si Kecil mendapatkan nilai yang rendah di sekolah, bahkan setelah belajar dengan giat, maka Bunda perlu menyemangati Si Kecil. Hal yang terpenting adalah tetap mendorong Si Kecil untuk berusaha. Walau begitu, Si Kecil juga perlu berlatih untuk menerima kegagalan dan belajar dari kegagalan tersebut.
Seringkali, Si Kecil yang merasa stres, akan memfokuskan pikirannya pada emosi negatif. Bunda dapat mengubah sudut pandang Si Kecil dengan melihat pada sisi positif dari suatu kejadian.
Si Kecil membutuhkan waktu bersantai. Bunda perlu memastikan bahwa tidak semua aktivitas adalah tentang kompetisi. Si Kecil juga perlu mengistirahatkan dirinya dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama keluarga.
Si Kecil perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosi dengan baik. Bunda bisa melakukannya dengan menggunakan kalimat yang mengandung ekspresi emosi dalam percakapan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika Si Kecil merasa kesal karena kalah dalam permainan atau harus berbagi mainan dengan temannya, Bunda dapat mengatakan, “Putri merasa kesal ya sekarang?” Validasi emosi Si Kecil dan tanyakan mengapa ia merasa kesal.
Studi menunjukkan bahwa orang tua yang cerdas secara emosional lebih cenderung memiliki anak yang juga memiliki kecerdasan emosional. Sehingga, selain mengajarkan Si Kecil tentang cara mengekspresikan perasaannya, Bunda juga perlu memanajemen emosi Bunda, sehingga dapat secara efektif membangun emosi Si Kecil.
Bunda dapat membantu Si Kecil berlatih berpikir menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan cara:
Bunda dapat menunjukkan ketika temannya menangis dan menanyakan pendapat Si Kecil tentang apa yang sedang dirasakan temannya dan mengapa ia sampai menangis. Hal ini penting untuk mengajarkan bahwa jika Si Kecil melakukan hal yang sama pada temannya dapat menyebabkan temannya merasa kesal dan menangis.
Bunda dan Si Kecil bersama-sama mengidentifikasi emosi pada karakter dalam buku. Kemudian, Bunda bertanya mengapa karakter tersebut bersikap seperti itu? Bunda juga bisa menanyakan pada Si Kecil apa yang akan dirasakannya ketika ia menjadi karakter tersebut.
Jika Si Kecil menangis karena Bunda tidak memperbolehkan Si Kecil pergi bermain sampai selesai membersihkan kamar, Bunda dapat mencoba mengatakan, “Bunda mengerti perasaan Putri. Terkadang, Bunda juga merasa sedih ketika tidak bisa melakukan hal yang Bunda inginkan. Tetapi kita tetap harus menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu sebelum bermain.”
Ketika Bunda memvalidasi emosi Si Kecil, ia akan memahami jenis emosi yang sedang dirasakannya. Selain itu, Si Kecil juga tidak perlu menunjukkan bahwa ia sedang sedih dengan cara menangis, karena ia merasa Bunda sudah memahaminya tanpa perlu menunjukkan melalui tingkah laku. Dengan memberi label emosi dan memvalidasi perasaan Si Kecil, dapat membantu ia belajar menangani emosinya, sehingga menumbuhkan empati pada Si Kecil.
Bunda sekarang sudah lebih tahu ya bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional Si Kecil sejak dini. Selain berusaha untuk meningkatkan kecerdasan Si Kecil, cari tahu juga bagaimana cara mengontrol emosi Si Kecil, Bun. Baca disini, yuk: Cara Mengontrol Emosi Si Kecil
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?