Bronkitis pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Morinaga Platinum ♦ 28 Desember 2021

Bronkitis pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Bronkitis adalah iritasi yang terjadi pada dinding saluran bronkus, saluran bronkus ini berfungsi untuk menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Gejala dari bronkitis pada anak umumnya berupa batuk, nafas yang pendek-pendek, pilek, nafas yang berbunyi, dan demam.

Penyakit bronkitis menyerang bagian pernafasan dan jika dibiarkan, ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius. Namun, Bunda jangan khawatir karena bronkitis pada anak bisa dicegah dan ditangani.

Apa Itu Bronkitis pada Anak?

Bronkitis pada anak tidak berbeda dengan bronkitis yang menyerang orang dewasa. Bronkitis pada anak memang umum terjadi, tapi patut untuk tetap diwaspadai. Penyakit ini umumnya ditimbulkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru (bronkus). 

Bronkitis tidak termasuk infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Bronkitis mempengaruhi saluran pengangkut udara paru-paru (bronkiolus), yang merupakan bagian dari saluran pernapasan bagian bawah. Karena itu, bronkitis dimasukkan ke dalam infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB). Sejumlah infeksi lain yang termasuk ISPB adalah pneumonia, tuberkulosis, dan bronkiolitis.

ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, yang meliputi hidung, mulut, tenggorokan, dan kotak suara. Jenis infeksi saluran pernapasan atas termasuk pilek, sinusitis, radang amandel, epiglottitis, dan radang tenggorokan. Cari tahu lebih lanjut tentang radang tenggorokan dengan membaca artikel ini, yuk: Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya

Pada sejumlah kasus, bronkitis terjadi karena bakteri, polusi atau asap rokok. Jika sudah terserang bronkitis, saluran pernapasan akan membengkak dan akan mengganggu pernapasan Si Kecil. Bronkitis pada anak terbagi ke dalam dua kategori, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Yang membedakan bronkitis akut dengan bronkitis kronis adalah durasi dan tingkat keparahannya. Biasanya, gejala pada bronkitis akut lebih cepat berkembang dan tidak bertahan lama bila dibandingkan dengan bronkitis kronis.

Anak yang berisiko terkena bronkitis adalah anak-anak dengan karakteristik di bawah ini:

  • Memiliki sinus yang sudah akut
  • Hidup dengan perokok dan menjadi perokok pasif
  • Menderita asma
  • Memiliki alergi
  • Pembesaran amandel dan kelenjar gondok
  • Anggota keluarga juga mengidap bronkitis

Penyebab Bronkitis pada Anak

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan Si Kecil terkena bronkitis, di bawah ini adalah penjelasan lengkapnya:

Bakteri

Ada bakteri penyebab pneumonia bernama mycoplasma pneumoniae yang bisa menimbulkan bronkitis pada anak. Cara penyebaran bakteri ini bisa melalui permukaan benda yang terpapar bakteri ini atau melalui udara. Pada umumnya infeksi yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae bersifat ringan. 

Setelah seseorang terinfeksi bakteri ini, gejala biasanya muncul setelah 1 hingga 4 minggu. Gejala tergantung pada jenis infeksi. Beberapa gejala umumnya adalah sakit tenggorokan, gampang lelah, demam, batuk yang perlahan-lahan memburuk dan bertahan selama beberapa minggu, dan sakit kepala. Cari tahu cara menangani sakit tenggorokan pada Si Kecil dengan membaca artikel ini, yuk: 4 Cara mengatasi sakit tenggorokan pada Anak

Virus

Ada beberapa virus yang bisa menyebabkan Si Kecil terserang bronkitis, seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus influenza, atau corona. Virus-virus tersebut adalah cikal bakal dari munculnya infeksi saluran pernafasan atas. 

Sebagai contoh gejala, bila Si Kecil terinfeksi RSV biasanya menunjukkan gejala dalam waktu 4 hingga 6 hari setelah terinfeksi. Gejala infeksi RSV biasanya meliputi pilek, penurunan nafsu makan, batuk, bersin, dan demam. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul secara bertahap dan tidak sekaligus.

Penularan virus tersebut adalah melalui udara jika ada penderita yang batuk atau bersin (droplet). Secara kasat mata, sangat sulit membedakan infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Konsultasi dan pemeriksaan dokter adalah langkah vital untuk mengetahui penyebab sebuah gejala/penyakit. 

Alergi

Jika Si Kecil memiliki alergi yang menyerang sistem pernafasannya, maka Bunda patut berhati-hati. Bila alergi tersebut tidak terkendali dan sering kambuh, dampak dari alergi tersebut bisa berkembang menjadi bronkitis. 

Zat Kimia yang Bersifat Iritan

Zat kimia bisa memicu terjadinya bronkitis pada anak. Hal tersebut berupa zat kimia yang terkandung di dalam rokok, parfum, pewangi ruangan, polusi udara, gas-gas kimia atau bahkan debu. Bronkitis karena paparan zat kimia ini sering disebut dengan nama bronkitis industrial. Gejala bronkitis industrial pada umumnya seperti batuk, sesak nafas, dan pilek.

Gejala Bronkitis pada Anak

Untuk mengetahui apakah Si Kecil terkena bronkitis, Bunda bisa melihat gejala-gejala berikut ini:

Batuk kering atau berdahak

Perhatikan apakah Si Kecil batuk-batuk. Batuk kering dan batuk berdahak memiliki karakteristik yang berbeda. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan lendir. Jadi jika batuk, Si Kecil akan mengeluarkan riak atau dahak berwarna putih, kuning, atau hijau. Sedangkan batuk kering adalah batuk yang disertai dengan lendir. 

Untuk meringankan batuk yang dialami Si Kecil, Bunda bisa melakukan beberapa cara untuk Si Kecil seperti di bahas pada artikel berikut ini: 4 Hal yang Bisa Bunda Lakukan Saat Si Kecil Batuk

Nafas Pendek

Si Kecil akan susah bernafas atau kesusahan saat ingin menarik nafas panjang. Bila menarik nafas panjang, dada akan terasa seperti ada beban atau tertekan. Ini membuat Si Kecil kesakitan ketika bernafas terutama saat mengambil nafas panjang, sehingga nafasnya akan pendek.

Pilek 

Pilek adalah gejala yang juga umum terjadi pada anak yang terkena bronkitis. Hidung Si Kecil akan terasa mampet atau akan mengeluarkan lendir secara terus menerus. Umumnya, anak akan terkena pilek sebelum akhirnya batuk.

Ada beberapa langkah yang Bunda bisa lakukan untuk mengurangi rasa tersumbat atau mampet pada hidung Si Kecil, Bunda bisa cek langkah tersebut pada artikel berikut yaa: 7 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak dengan Mudah

Nafas Berbunyi

Nafas anak akan terdengar aneh karena terjadi pembengkakan di saluran pernafasannya. Suaranya terdengar seperti dengkuran atau siulan halus ketika Si Kecil menghela atau membuang nafas.

Demam

Karena melawan virus, bakteri, atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh, Si Kecil akan demam. Indikasi demam pada anak adalah di atas 37 derajat celcius. Biasanya, disertai juga dengan kepala pusing. Apabila demam Si kecil tak kunjung membaik, Bunda bisa coba beberapa upaya untuk menurunkan demam Si Kecil seperti dibahas pada artikel berikut: Anak Demam Tinggi? Kenali Cara Menanganinya, Yuk.

Nafsu Makan Hilang dan Sulit Tidur

Karena merasa sakit dan tidak enak badan, Si Kecil akan kehilangan nafsu makannya dan akan sulit tidur karena nafas yang terhambat. Ini akan membuat anak lemas karena kurang energi dan kurang istirahat.

Bronkitis pada anak umumnya akan selesai sendiri dalam hitungan satu hingga dua minggu. Namun bila gejala semakin parah, ada baiknya Bunda membawa Si Kecil ke dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Penanganan Bronkitis pada Anak

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bronkitis pada anak bisa sembuh sendiri dalam satu hingga dua minggu. Namun, untuk meringankan gejalanya agar tidak semakin parah setiap harinya, Bunda bisa melakukan cara penanganan seperti di bawah ini:

Jauhkan Anak dari Zat Iritan

Bunda bisa menghindarkan Si Kecil dari zat kimia yang bersifat iritan untuk sementara waktu selama masa penyembuhan. Dengan menjauhkan anak dari zat iritan, pernafasan Si Kecil akan menjadi jauh lebih lega.

Nyalakan Pelembab Ruangan (Humidifier)

Menyalakan pelembab ruangan atau humidifier bisa membantu Si Kecil untuk bernafas lebih lega dan mencairkan lendir yang mengganggu jalur pernafasannya. Isi pelembab ruangan dengan air bersih dan matang. Pastikan juga Bunda rajin mengganti air dan membersihkan pelembab ruangan tersebut.

Banyak Minum

Pastikan Si Kecil banyak minum dan tidak kekurangan cairan. Dengan banyak minum, cairan yang hilang karena demam bisa tergantikan. Pastikan minum Si Kecil selalu ada dan terjadwal alih-alih banyak minum dalam sekali duduk untuk menghindari over-hidrasi.

Banyak Istirahat

Berikan pengertian kepada Si Kecil untuk banyak beristirahat seperti tidur siang dan tidur malam tepat waktu. Hindari aktivitas yang terlalu banyak memakan tenaga, dan tetap hibur Si Kecil agar tidak merasa bosan. Bunda bisa menghibur Si Kecil dengan menyanyikan lagu atau membacakan cerita sebelum tidur.

Nebulisasi dengan Uap Hangat

Uap hangat dapat memperlancar pernafasan Si Kecil. Untuk melakukannya, Bunda bisa mengajaknya untuk mandi air hangat dan menghirup uapnya. Atau, rebuskan air hingga muncul uap lalu menuangkan air hangat tersebut ke dalam wadah dan biarkan si kecil menghirup uapnya dalam pengawasan Bunda.  

Pola perawatan nebulisasi adalah alternatif perawatan berpotensi baik untuk menyembuhkan Si Kecil dari bronkitis. Walau begitu, konsultasi dan pengarahan dari dokter bersifat vital menentukan apakah memang Si Kecil bisa mendapat perawatan nebulizer.

Latihan Pernafasan

Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk latihan pernafasan. Latihan ini bisa dilakukan secara rutin untuk mengembalikan fungsi paru-paru, apalagi setelah anak terkena bronkitis. Si Kecil akan belajar lebih cepat saat dapat melihat hasil langsung. Karena itu, Bunda dapat menggunakan benda ringan seperti bulu untuk menunjukkan kepadanya efek pernapasan. Anda cukup memegang bulu di depan Si Kecil sehingga berkibar. Bisa juga dengan mengajak Si Kecil bernyanyi karena termasuk aktivitas yang menyenangkan sekaligus cara untuk meningkatkan pernapasan. Saat Si Kecil bernyanyi, maka sebenarnya tubuh, secara alami, menarik dan menahan napas lebih dalam.

Apakah Bronkitis Menular?

Ya, bronkitis dapat menular, terutama jika disebabkan oleh virus atau bakteri yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Bronkitis biasanya lebih umum terjadi pada musim dingin atau awal musim semi dan sering kali disebabkan oleh infeksi virus seperti virus flu atau virus pernapasan lainnya.

Pada anak-anak, terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, risiko penularan bronkitis dapat lebih tinggi. Penularan terjadi melalui percikan udara saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, kemudian partikel-partikel virus atau bakteri ini dapat dihirup oleh orang lain di sekitarnya.

Penting untuk menjaga kebersihan tangan secara rutin, menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit, serta menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin untuk mengurangi risiko penularan bronkitis. 

Jika anak Bunda mengalami gejala bronkitis, seperti batuk yang parah, pilek, sesak napas, atau demam, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan dan perawatan yang tepat. Dokter akan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait pengobatan dan cara mengurangi penularan penyakit kepada orang lain.

Apakah Bronkitis Harus Dirawat di Rumah Sakit? 

Tidak semua kasus bronkitis memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebagian besar kasus bronkitis, terutama bronkitis akut yang disebabkan oleh infeksi virus, dapat diatasi dengan perawatan di rumah.

Namun, ada situasi tertentu di mana rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan. Ini terutama terjadi pada kasus bronkitis yang parah atau jika ada komplikasi yang muncul, seperti:

  • Pneumonia, 
  • Dehidrasi yang serius,
  • Infeksi saluran napas berulang,
  • Gangguan tidur,
  • Gejala sesak napas (eksaserbasi),
  • Gagal napas, 
  • Masalah pernapasan lainnya yang tergolong kondisi darurat. 

Dokter akan memeriksa kondisi anak dan bila ada masalah kesehatan lainnya yang menyertai. Jika dokter menemukan indikasi berbahaya, maka rawat inap akan disarankan. 

Cara Mencegah Bronkitis pada Anak

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Kabar baiknya, Bunda bisa mencegah bronkitis pada anak. Bunda bisa melakukannya dengan mudah. Berikut ini adalah kiat-kiat untuk mencegah bronkitis pada anak:

  • Biasakan menjalani pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi.
  • Mengajak Si Kecil aktif berolahraga atau bergerak untuk membentuk imun.
  • Selalu mengajak Si Kecil berjemur di pagi hari. 
  • Rajin cuci tangan dan lakukan teknik mencuci tangan 20 detik secara merata terutama setelah memegang sesuatu sebelum makan.
  • Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan tempat bermain Si Kecil.
  • Jauhkan Si Kecil dari asap rokok.
  • Vaksinasi Si Kecil termasuk memberikan vaksin flu jika sudah cukup umur

Semuanya berawal dari gaya hidup sehat dan bersih. Bunda memang harus telaten dalam merawat Si Kecil demi mencegah bronkitis. Selain itu, tingkatkan imunitas Si Kecil melalui apa yang dikonsumsinya setiap hari. Bronkitis secara tidak langsung menunjukkan lemahnya sistem imun Si Kecil. Oleh karenanya, salah satu cara mencegah bronkitis adalah meningkatkan kekebalan tubuh.

Dengan kekebalan tubuh yang baik, infeksi virus dan bakteri akan lebih mudah ditangkal. Salah satu cara praktis meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil adalah menjaga saluran pencernaannya. Sebabnya, sistem pencernaan yang baik menghasilkan 70% sel-sel imunitas tubuh, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas kesehatan Si Kecil. Selain itu, pencernaan sehat sama dengan kemampuan penyerapan nutrisi yang lebih optimal.

Untuk mendukung daya tahan tubuhnya, Bunda dapat memberikan Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus yang merupakan satu-satunya susu pertumbuhan di Indonesia dengan sinergi Probiotik Triple Bifidus dan Prebiotik GOS. Probiotik Triple Bifidus merupakan gabungan 3 bakteri baik Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, dan Bifidobacterium longum subsp. infantis M-63 yang dapat meningkatkan fungsi kesehatan saluran pencernaan & mendukung daya tahan tubuh yang optimal.