Plasenta Previa: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Morinaga Platinum ♦ 17 Oktober 2020

Apa yang dimaksud dengan plasenta previa? Plasenta previa adalah gangguan kehamilan yang terjadi ketika posisi plasenta (ari-ari) berada di bawah rahim atau menempel di sisi bawah uterus. Kondisi ini mengakibatkan sebagian atau seluruh leher rahim tertutup sehingga bisa menghambat jalan lahir bayi dan mempersulit proses kelahiran.

Pada awal masa kehamilan, biasanya plasenta memang berada di bagian bawah rahim. Namun seiring bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan janin, plasenta akan bergerak ke atas. Namun pada plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim dan tetap berada di dekat rahim hingga mendekati waktu persalinan

Selain dapat menghambat jalan lahir bayi, plasenta previa juga berisiko menimbulkan pendarahan hebat sebelum atau selama proses persalinan. Kenali penyebab, gejala, jenis dan cara mengatasi plasenta previa, yuk. 

Penyebab dan faktor risiko plasenta previa

Sampai saat ini belum ada penyebab yang pasti mengapa plasenta previa bisa terjadi. Namun ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko plasenta previa pada kehamilan, yaitu:

  • Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
  • Pernah menjalani operasi pada rahim seperti miom atau kuret.
  • Pernah menjalani operasi caesar pada kehamilan sebelumnya.
  • Pernah mengalami keguguran.
  • Pernah mengalami kehamilan bayi kembar
  • Wanita yang merokok
  • Wanita yang menggunakan kokain.

Gejala plasenta previa

Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Pendarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan berulang dalam beberapa hari. Pendarahan ini juga dapat muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.

 

Jenis plasenta previa

Pada kondisi kehamilan yang normal, posisi plasenta biasanya melekat pada bagian atas rahim dan jauh dari leher rahim. Sedangkan pada plasenta previa, letak plasenta dapat menutupi sebagian atau keseluruhan jalan lahir tergantung pada jenisnya. Jenis plasenta previa yang dialami pada kehamilan  inilah yang biasanya akan memengaruhi metode persalinan nantinya.

Berikut ini beberapa jenis plasenta previa:

  • Sebagian (parsial)

Pada plasenta pervia parsial, posisi plasenta menutupi sebagian leher rahim atau jalan lahir untuk keluarnya bayi. Dalam kondisi ini, proses persalinan secara normal atau melalui vagina masih dapat dilakukan karena masih terdapat ruang untuk bayi lahir.

  • Rendah (low-lying)

Jenis plasenta previa ini biasanya terjadi sejak awal masa kehamilan hingga pertengahan kehamilan. Biasanya posisi plasenta berada di samping atau di tepi leher rahim sehingga masih memiliki kemungkinan untuk melahirkan normal.

  • Marginal

Plasenta previa marginal adalah kondisi ketika plasenta terletak di bagian bawah atau ujung rahim. Plasenta pada kondisi ini biasanya akan sedikit menekan rahim (serviks), tetapi tidak akan sampai menutupinya. Kondisi kehamilan dengan plasenta previa marginal masih memiliki peluang untuk melahirkan normal. Namun biasanya akan muncul sedikit pendarahan ringan karena plasenta bersentuhan dengan serviks.

  • Total (major)

Di antara jenis plasenta previa lainnya, plasenta previa total adalah kondisi yang paling serius. Pada kondisi ini, posisi plasenta menutupi seluruh leher rahim sehingga menghambat jalan lahir bayi. Pada kondisi ini, dokter biasanya menganjurkan ibu hamil untuk menjalani metode persalinan caesar. Jika kondisi plasenta previa total sudah sangat berbahaya, bahkan bayi dapat terpaksa dilahirkan secara prematur.

Diagnosis plasenta previa

Plasenta previa dapat didiagnosis melalui sejumah pemeriksaan pada trimester kedua kehamilan. Biasanya pemeriksaan ini terdiri dari:

  • USG transvaginal

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukan alat khusu ke dalam vagina untuk melihat kondisi vagina dan rahim. Ini adalah pemeriksaan yang paling akurat untuk mengetahui letak plasenta.

  • USG Panggul

Prosedur ini sama dengan USG transvaginal namun alat hanya ditempelkan pada dinding perut untuk melihat kondisi di dalam rahim.

  • MRI

MRI atau Magnetic Resonance Imaging merupakan pemeriksaan yang menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat lebih akurat posisi plasenta di dalam dinding rahim.

Cara mengatasi plasenta previa

Penanganan plasenta previa biasanya disesuaikan dengan jenis plasenta previa, usia kandungan, kondisi kesehatan ibu dan janin, posisi plasenta, dan tingkat keparahan pendarahan. Penanganan dengan pemberian obat umumnya dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan pendarahan.

Ibu hamil yang mengalami plasenta previa di awal kehamilan biasanya bisa segera disembuhkan. Jika tidak mengalami pendarahan atau hanya mengalami pendarahan ringan, biasanya dokter akan memperbolehkan ibu hamil melakukan perawatan secara mandiri di rumah dengan cara:

  • Banyak berbaring
  • Menghindari olahraga
  • Menghindari hubungan intim
  • Menghindari stress

Sebenarnya plasenta previa merupakan kondisi yang tidak mengkhawatirkan jika terjadi di awal kehamilan. Karena plasenta memang biasanya berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan. Dari kebanyakan kasus yang menunjukkan posisi plasenta di bawah rahim, biasanya hanya 10 persen yang berkembang menjadi plasenta previa. Namun, jika Bunda mengalami plasenta previa menjelang melahirkan, kondisi ini tentu akan dapat menyebabkan masalah seperti pendarahan dan komplikasi.

Untuk itu, lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin sejak awal masa kehamilan agar gangguan kehamilan seperti plasenta previa dapat dideteksi sejak dini dan segera ditangani lebih lanjut. Begitu pula jika Bunda mengalami pendarahan selama masa kehamilan sebaiknya segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Karena selain plasenta previa,Ibu hamil juga bisa mengalami pendarahan atau flek saat hamil. Cari tahu lebih lanjut tentang pendarahan atau flek saat hamil, yuk.

Lihat Artikel Lainnya