Apa itu stunting? Menurut Kemenkes, stunting adalah masalah kurang gizi kronis dengan penyebab kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu lama. Kekurangan gizi tersebut mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Gangguan pertumbuhan yang terjadi bisa berupa tinggi badan pada anak cenderung lebih rendah, atau kerdil, daripada rata-rata standar umumnya.
Bagaimana Si Kecil bisa kekurangan gizi begitu lama hingga terjadi stunting? Begini lho penyebabnya, Bunda.
Pada dasarnya, penyebab stunting pada balita adalah status gizi buruk pada ibu dari anak tersebut ketika masih hamil, dan status gizi buruk pada anak itu sendiri ketika masih bayi. Berikut ini hal-hal yang memicu gizi buruk pada ibu hamil dan bayi
Kurangnya pengetahuan Bunda terkait kebutuhan asupan nutrisi saat hamil untuk Bunda dan janin adalah penyebab stunting pada anak. Sebab, sejak berada di dalam kandungan, bayi sudah memerlukan banyak nutrisi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Faktor lain yang bisa memicu kondisi stunting adalah sindrom alkohol janin. Sindrom alkohol janin atau fetal alcohol syndrome adalah gangguan kesehatan yang dialami bayi karena Bunda mengonsumsi alkohol selama masa hamil. Oleh karena itu, sebaiknya hindari minum alkohol saat hamil ya Bun.
Kesulitan air bersih serta sanitasi yang buruk bisa menjadi penyebab stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tak bersih baik untuk masak maupun minum serta kurangnya kakus kamar kecil menjadi penyebab paling banyak terjadinya infeksi. Kedua hal tersebut bisa meningkatkan resiko anak menderita infeksi cacing usus atau cacingan juga diare berulang kali.
Mengalami infeksi berulang kali saat bayi dapat menyebabkan tubuh selalu memerlukan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan energi tidak seimbang dengan asupan nutrisi yang cukup, akhirnya anak mengalami kekurangan gizi yang berujung kondisi stunting. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaga kebersihan makanan dan lingkungan untuk mencegah infeksi pada Si Kecil.
Faktanya, masih banyak daerah tertinggal di tanah air yang kekurangan layanan kesehatan. Padahal layanan kesehatan berguna untuk memberikan perawatan pada anak maupun ibu hamil yang sakit. Selain itu tenaga kesehatan juga diperlukan untuk memberikan pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil serta anak pada awal kehidupannya agar terhindar dari stunting.
Sayangnya, kondisi tubuh anak dengan tinggi tubuh di bawah rata-rata kerap dikatakan sebagai faktor keturunan dari orang tua atau keluarga lainnya. Sehingga masyarakat cenderung memakluminya tanpa melakukan upaya pencegahan stunting. Padahal genetika adalah faktor determinan kesehatan yang sangat kecil pengaruhnya, jika dibandingkan dengan lingkungan, pelayanan kesehatan juga perilaku.
Oleh karena itu, selain memperhatikan tinggi tubuh Si Kecil, Bunda juga perlu memperhatikan ciri lainnya untuk memastikan apakah Si kecil mengalami stunting atau tidak. Ciri-cirinya bisa Bunda cek dalam artikel ini ya: Ciri-Ciri Stunting pada Anak dan Pencegahannya
Dengan mengetahui ciri-cirinya, penanganan pun bisa segera dilakukan, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Kemenkes RI. Upaya ini bertujuan supaya anak-anak sebagai generasi Indonesia bisa tumbuh juga berkembang optimal dan semaksimal mungkin.
Stunting baru bisa terukur pada usia 2 tahun ya, Bunda. Namun proses untuk terjadinya stunting, seperti kurang gizi pada Si Kecil, terjadi sudah sejak ia masih dalam kandungan.
Meskipun peristiwa kurangnya asupan gizi ini terjadi sejak dalam kandungan, tetapi Bunda masih dapat mencegahnya dalam kurun waktu 2 tahun sejak lahir. Antara lain dengan memberinya ASI, mencukupkan nutrisi, dan mencegah infeksi. Juga selalu menjaga sanitasi tempat Bunda mengasuh Si Kecil dapat mencegah stunting itu sendiri.
Kondisi stunting pada anak bisa mempengaruhinya sejak kecil sampai dewasa. Dalam jangka pendek misalnya kondisi stunting yang terjadi pada anak bisa menyebabkan terganggunya beberapa aspek. Gangguan tersebut terjadi pada perkembangan otak, pertumbuhan fisik hingga metabolisme tubuh.
Jika dilihat sekilas, proporsi tubuh anak yang mengalami stunting kemungkinan akan terlihat normal. Namun nyatanya ia lebih pendek dari pada anak seumurannya. Seiring dengan pertambahan usia pada anak, stunting bisa menyebabkan beberapa macam permasalahan antara lain:
Dampak buruk kondisi stunting yang menghantui sampai usia tua membuatnya penting untuk dicegah sedini mungkin. Gizi yang baik serta tubuh sehat menjadi kunci pencegahan stunting. Orang tua perlu mengingat hal di bawah ini sebagai upaya pencegahan stunting :
Setelah Si Kecil berusia 1 tahun, Bunda dapat mengkombinasikan ASI dengan pemberian susu formula. Selain padat gizi, susu formula juga mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil. Guna mendukung kebutuhan Si Kecil akan nutrisi dan pertumbuhannya, Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus dapat menjadi pilihannya.
Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus dilengkapi Probiotik Triple Bifidus yang terdiri dari Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, dan Bifidobacterium infantis M-63 untuk bantu perkuat daya tahan tubuh Si Kecil dan menjaga saluran pencernaannya tetap sehat.
Menghindari terjadinya kondisi stunting memang membutuhkan ketekunan serta usaha yang menyeluruh dari berbagai pihak terkait. Perlu diingat jika tanggung jawab tersebut bukan semata-mata milik para ibu.
Semua anggota keluarga juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencegah anak mengalami kondisi stunting. Apabila Bunda masih merasa kebingungan tentang pencegahan stunting maupun sumber gizi yang tepat untuk ibu hamil maupun anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terbaik dari Morinaga Platinum secara gratis. Konsultasi sekarang, yuk.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Apa Itu Stunting? Cari Tahu Penyebabnya Yuk
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?