Penyebab Stunting pada Si Kecil dan Dampak Negatifnya

Morinaga Platinum ♦ 6 Juli 2023

Penyebab Stunting pada Si Kecil dan Dampak Negatifnya

Stunting merupakan kondisi yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, baik saat Si Kecil dalam kandungan atau di periode awal kehidupannya. Dampak dari gangguan ini adalah terlambatnya pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan otak.

Bunda tidak perlu khawatir berlebihan dengan risiko tersebut karena stunting bisa diantisipasi, lho. Solusinya, Bunda perlu mengenali apa saja penyebab dan rekomendasi dalam pencegahannya. Ingin tahu penjelasan selengkapnya? Baca artikel ini yuk.

Penyebab Stunting pada Anak

Stunting pada balita terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah status gizi buruk pada ibu saat hamil dan pada anak itu sendiri saat masih bayi. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa memicu gizi buruk pada ibu hamil dan bayi:

  • Kurangnya Pengetahuan Ibu Terkait Nutrisi: Pengetahuan yang kurang tentang kebutuhan asupan nutrisi saat hamil dapat menjadi penyebab stunting pada anak. Sejak dalam kandungan, bayi memerlukan banyak nutrisi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Sindrom Alkohol Janin: Sindrom alkohol janin adalah gangguan kesehatan yang dialami bayi karena ibu mengonsumsi alkohol selama masa hamil. Ini bisa memicu kondisi stunting.
  • Sanitasi Buruk: Kesulitan air bersih dan sanitasi yang buruk bisa menjadi penyebab stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak dan minum serta kurangnya fasilitas sanitasi dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Infeksi pada Bayi: Infeksi berulang kali saat bayi dapat menyebabkan tubuh memerlukan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan energi tidak seimbang dengan asupan nutrisi yang cukup, anak bisa mengalami kekurangan gizi yang berujung pada stunting.
  • Terbatasnya Layanan Kesehatan: Masih banyak daerah di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan. Layanan kesehatan sangat penting untuk memberikan perawatan pada anak dan ibu hamil, serta memberikan pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil dan anak untuk mencegah stunting.

Stunting dan Mitos Tubuh Pendek

Seringkali, kondisi tubuh anak dengan tinggi tubuh di bawah rata-rata dianggap sebagai faktor keturunan dari orang tua atau keluarga lainnya. Masyarakat cenderung memakluminya tanpa melakukan upaya pencegahan stunting. Padahal, faktor genetika hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil jika dibandingkan dengan lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku.

Selain memperhatikan tinggi badan Si Kecil, Bunda juga perlu memperhatikan ciri lainnya untuk memastikan apakah ia mengalami stunting atau tidak. Selengkapnya, baca di sini yuk: Ciri-Ciri Stunting pada Anak dan Pencegahannya

Kapan Terjadinya Stunting?

Stunting baru bisa terukur pada usia 2 tahun. Namun, proses terjadinya stunting, seperti kurang gizi, terjadi sejak bayi masih dalam kandungan. Meski demikian, Bunda masih bisa mencegahnya dalam kurun waktu 2 tahun sejak lahir. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain memberikan ASI, mencukupkan nutrisi, mencegah infeksi, dan selalu menjaga sanitasi tempat Anda merawat anak.

Diagnosis Stunting

Untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami stunting atau tidak, perlu dilakukan pengukuran tinggi badan. Bunda harus melakukan perbandingan antara tinggi badan Si Kecil dengan kurva pertumbuhan WHO. Jika tinggi badannya berada di bawah 2 SD (Standar Deviasi), ia dikategorikan stunting.

Dampak Stunting Pada Kesehatan Anak

Stunting bisa berdampak pada kesehatan anak sejak kecil hingga dewasa. Dalam jangka pendek, stunting bisa menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, pertumbuhan fisik, hingga metabolisme tubuh. Seiring bertambahnya usia, stunting bisa menyebabkan berbagai masalah, seperti:

  • Prestasi belajar anak tidak maksimal karena kecerdasan di bawah rata-rata.
  • Anak menjadi mudah sakit karena sistem imun tubuhnya tidak baik.
  • Anak memiliki risiko tinggi mengidap penyakit seperti diabetes, jantung, stroke, hingga kanker.

Dampak buruk stunting yang berlanjut hingga usia dewasa membuat pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Gizi yang baik dan tubuh yang sehat menjadi kunci dalam pencegahan stunting.

Upaya Pencegahan Stunting

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting antara lain:

  • Konsumsi makanan bernutrisi tinggi selama masa kehamilan hingga menyusui.
  • Rutin memeriksakan kondisi kehamilan serta perkembangan dan pertumbuhan anak setelah lahir.
  • Penerapan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan dan memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.
  • Memberikan nutrisi terbaik untuk anak, seperti pemberian ASI eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring bertambahnya usia anak.

Setelah anak berusia 1 tahun, Anda bisa mengkombinasikan ASI dengan pemberian susu formula. Susu formula mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan anak untuk mendukung kebutuhan nutrisi dan pertumbuhannya. Salah satu pilihan yang bisa Anda pertimbangkan adalah Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus.

Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus adalah susu formula yang diformulasikan khusus untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Susu ini mengandung nutrisi penting seperti DHA, AA, dan taurin yang baik untuk perkembangan otak anak. Selain itu, susu ini juga mengandung prebiotik dan probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan anak. Kenali produknya lebih lanjut di sini: Manfaat Morinaga Chil Kid Platinum untuk Si Kecil.

Referensi:

  • WHO. Stunting in a nutshell. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
  • Kemkes. Mengenal Apa Itu Stunting. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
  • Netmeds. Stunted Growth: Causes, Symptoms And Prevention. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. https://www.netmeds.com/health-library/post/stunted-growth-causes-symptoms-and-prevention