Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Penyebab Tantrum dan Cara Mengatasinya

Morinaga Platinum ♦ 3 April 2022

Penyebab Tantrum dan Cara Mengatasinya

Tantrum adalah hal normal yang akan Bunda sering jumpai pada Si Kecil di usia 1–4 tahun. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak mengerti cara menghadapinya sehingga kondisi ini justru menimbulkan dampak negatif pada Si Kecil. Agar hal ini tidak terjadi, yuk kenali penyebab tantrum dan cara tepat mengatasinya.

Apa itu Tantrum?

Tantrum adalah kondisi ketika Si Kecil mengeluarkan emosinya dengan cara yang tidak terkendali, seperti menangis kencang, berguling-guling, bahkan melempar barang.

Tantrum sendiri merupakan suatu hal yang normal terjadi kepada anak-anak, karena Si Kecil dapat mengekspresikan perasaannya. Biasanya, kondisi ini terjadi pada anak yang berusia 2 tahun, yang dimana bahasa anak seusia ini mulai berkembang.

Fase tantrum sendiri merupakan bagian dari perkembangan anak lho, Bunda. Melewati fase tantrum berarti masa di mana Si Kecil belajar dari menyangkal hal yang tidak disukainya menjadi menerima. Simak yuk penjelasan tentang tahap-tahap dalam fase tantrum ini di sini: Fase Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya

Meski tantrum adalah hal yang normal, tetapi Bunda perlu mengetahui ketika tantrum tersebut telah melebihi batas. Berikut adalah tandanya:

  • Sering mengamuk
  • Mengamuk dalam jangka waktu yang lama
  • Melakukan kontak fisik dengan orang lain, seperti memukul
  • Melukai diri sendiri

Beberapa tanda di atas bisa menjadi risiko gangguan emosional pada anak. Oleh sebab itu, Bunda perlu mengetahui penyebab anak tantrum.

Penyebab Anak Tantrum

Berikut beberapa faktor yang dapat memicu tantrum pada anak.

  • Emosi yang tidak terkendali: Tantrum terjadi ketika Si Kecil merasa kesulitan mengendalikan emosinya, seperti rasa marah, kesal, atau kecewa.
  • Kebutuhan yang tidak terpenuhi: Tantrum juga dapat terjadi ketika kebutuhan Si Kecil tidak terpenuhi, seperti lapar, haus, atau kelelahan.
  • Perubahan rutinitas: Perubahan rutinitas atau lingkungan yang tidak biasa dapat membuat Si Kecil merasa tidak nyaman dan cenderung tantrum.
  • Kurang tidur: Kurang tidur dapat membuat Si Kecil mudah lelah dan mudah merasa kesal sehingga meningkatkan risiko terjadinya tantrum.
  • Gangguan perkembangan: Beberapa gangguan perkembangan, seperti ADHD atau autisme, dapat meningkatkan risiko terjadinya tantrum.
  • Pola asuh yang tidak konsisten: Pola asuh yang tidak konsisten atau tidak jelas dapat membuat anak bingung dan cenderung tantrum.

Biasanya tindakan agresif ini dapat muncul saat Si Kecil merasa kesulitan untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Akan tetapi, Bunda tak perlu khawatir akan hal ini, karena tantrum pada anak akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia Si Kecil dan meningkatnya kemampuan berbahasanya. Selain itu, Si Kecil juga akan lebih mampu dalam mengendalikan emosinya.

Baca juga: Strategi Jitu Mencegah Terjadinya Tantrum pada Si Kecil

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Tantrum dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, Bunda harus siap untuk mengatasi Si Kecil ketika emosinya meledak. Berikut cara tepat menangani tantrum Si Kecil.

Kenali Penyebabnya

Langkah pertama adalah mencoba memahami mengapa Si Kecil mendadak tantrum. Mungkin penyebabnya adalah lelah, lapar, frustasi, atau merasa cemburu. Dengan memahami penyebab tantrum dapat membantu Bunda menemukan solusi yang tepat.

Jangan Panik

Saat Si Kecil sedang tantrum, sebaiknya Bunda jangan panik. Pasalnya, panik hanya akan membuat Bunda tidak dapat berpikir jernih untuk menghadapi perilaku Si Kecil. Dengan demikian, Bunda perlu menenangkan diri sejenak sebelum mengatasi Si Kecil. Apabila sudah tenang, Bunda bisa memikirkan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Menerima Emosi Anak

Terima bahwa Si Kecil memiliki perasaan dan emosi, termasuk rasa marah. Ini adalah cara Si Kecil mengungkapkan diri. Bedakan bahwa orang dewasa dapat mengungkapkan emosi dengan cara yang berbeda, tetapi Si Kecil belum memiliki keterampilan tersebut.

Perhatikan Keamanan Si Kecil

Pada saat Si Kecil tantrum, Bunda harus segera menjauhkan berbagai barang berbahaya, seperti kaca dan sumber listrik. Hal ini bertujuan agar Si Kecil tetap aman atau secara tidak sengaja menyakiti orang di sekitarnya akibat tindakan agresifnya. Selain itu, Bunda tidak dianjurkan untuk menarik tangan Si Kecil secara kuat atau memukulnya, karena bisa membuatnya cedera.

Alihkan Perhatiannya 

Supaya Si Kecil bisa lebih tenang, Bunda dapat mengalihkan perhatiannya dengan hal lain. Misalnya, Bunda bisa mengalihkan perhatian Si Kecil dengan memberikan mainan yang disenanginya, makanan kesukaannya, hewan peliharaan, gambar, musik, atau lainnya. Pengalihan ini bertujuan agar Si Kecil lupa dengan hal yang membuatnya tantrum. 

Baca juga: Praktekin Yuk Bunda 9 Tips Kelola Emosi Anak, Dijamin Ampuh!

Tunjukkan Empati dan Kasih Sayang

Selanjutnya, Bunda bisa mendekati perlahan dan memberikan sentuhan kasih sayang saat anak tantrum. Meskipun terdengar sepele, sentuhan kasih sayang dari Bunda sangat berarti buat Si Kecil yang sedang tantrum.

Untuk memberikan sentuhan kasih sayang tersebut, Bunda bisa membelai bagian kepala dan rambut Si Kecil, menepuk punggungnya dengan lembut, dan memeluknya agar ia menjadi lebih tenang. 

Berikan Penjelasan

Setelah Si Kecil menjadi lebih tenang, Bunda perlu memberikan penjelasan kepadanya dengan tata bahasa yang baik dan lembut. Bunda juga bisa menanyakan apa yang menjadi penyebab ia menangis. Apabila Si Kecil menangis karena sesuatu yang tidak boleh diberikan, maka Bunda perlu menjelaskan dengan baik mengapa hal tersebut tidak diperbolehkan.

Supaya anak tidak kembali tantrum, Bunda bisa menawarkan hal lain atau kegiatan lain untuk menggantikan hal yang tidak boleh dilakukan oleh Si Kecil.

Jangan Selalu Menuruti Kemauannya

Bunda tidak dianjurkan untuk membiasakan diri menuruti keinginan Si Kecil supaya perilaku tantrumnya berhenti. Pasalnya, anak dapat menggunakan perilaku tantrum tersebut sebagai cara untuk mendapatkan keinginannya. 

Hindari Mengumbar Janji

Si Kecil akan selalu ingat akan janji Bunda dan akan selalu menagihnya hingga terpenuhi. Selain itu memberi janji tanpa menepati, secara tidak langsung akan mengajarkan Si Kecil untuk ingkar janji. Oleh sebab itu, Bunda tidak dianjurkan untuk memberikan janji palsu kepada Si Kecil.

Ajarkan Disiplin

Apabila Si Kecil mulai merusak barang-barang di sekitarnya, segera bawalah ia  ke dalam kamar dan jelaskan bahwa ia tidak boleh merusak. Setelah Si Kecil menjadi lebih tenang, Bunda dapat membawanya keluar dari kamar.

Jika Si Kecil masih memberontak, Bunda dapat memeluknya dan jelaskan bahwa perilakunya tidak bisa diterima serta memberitahunya tentang apa yang Bunda lakukan adalah bentuk cinta kepadanya.

Bawa ke Tempat Tenang

Jika Si Kecil tantrum di tempat umum, maka segera bawa ia menjauh dari keramaian dan tunggu sampai ia menjadi lebih tenang. Setelah itu, cobalah menanyakan mengapa ia tantrum, serta carilah solusi terbaik untuk mengatasinya.

Selain itu, Bunda juga dapat mengalihkan perhatian Si Kecil dengan mengajaknya untuk bermain sekaligus menstimulasi kecerdasannya melalui MIPP. Perlu Bunda ketahui MIPP adalah permainan yang dapat mengarahkan dan membantu menstimulasi perkembangan kecerdasan majemuk Si Kecil.

Diperlukan ketegasan, ketenangan, dan konsistensi saat menghadapi anak yang tantrum. Jangan lupa, minta dukungan anggota keluarga lain, seperti suami, nenek, kakek dan lainnya, untuk tegas terhadap Si Kecil saat mulai tantrum.