Artikel Terbaru Artikel Terbaru

ADHD: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Morinaga Platinum ♦ 21 Juli 2023

ADHD: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah sebuah kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian, cenderung bertindak impulsif, dan seringkali terlalu aktif. ADHD biasanay terjadi pada anak dan dapat bertahan hingga dewasa. 

Anak yang mengidap ADHD mengalami perbedaan dalam perkembangan otak dan aktivitas otak mereka, yang mengakibatkan perilaku yang lebih hiperaktif, sulit berkonsentrasi dan mengendalikan diri, serta sering bertindak impulsif

Berikut penjelasan seputar, gejala, penyebab, hingga pengobatan ADHD pada anak.

Gejala ADHD pada Anak

Gejala yang diperlihatkan Si Kecil menentukan tipe ADHD yang diderita. Menurut American Psychiatric Association, ADHD terdiri atas tiga tipe, yaitu a) tipe lalai, b) tipe hiperaktif/impulsif, dan c) tipe gabungan dari tipe lalai dan tipe hiperaktif.

Tipe Lalai

  • Anak tidak memperhatikan detail-detail tertentu (cenderung ceroboh) saat menjalankan tugas dari sekolah atau pekerjaan dari orang tua.
  • Anak kesulitan fokus pada tugas atau kegiatannya.
  • Anak tidak mendengar atau memperhatikan saat diajak bicara.
  • Anak tidak menjalankan instruksi serta tidak menyelesaikan tugas sekolah.
  • Anak kesulitan mengatur tugas dan pekerjaan.
  • Anak menghindar serta cenderung tidak suka dengan tugas yang membutuhkan upaya mental berkelanjutan, seperti menyiapkan laporan dan mengisi formulir.
  • Anak sering kehilangan barang.
  • Anak tidak fokus dan perhatiannya mudah terganggu.
  • Anak sering melupakan tugas sehari-hari.

Tipe Hiperaktif atau Impulsif

  • Anak sering gelisah, gejalanya ditandai dengan sering mengetukkan tangan, mengetukkan kaki, atau menggeliat di kursi.
  • Anak sering berlari atau memanjat.
  • Anak tidak dapat bermain atau melakukan aktivitas dengan tenang.
  • Anak terlalu banyak bicara.
  • Anak sering memotong pembicaraan orang lain atau tidak sabar untuk berbicara.
  • Anak kesulitan menunggu gilirannya.
  • Anak sering memotong aktivitas atau mengganggu orang lain.
  • Anak lebih sering mengalami cedera atau kecelakaan.

Bunda bisa mengenali lebih lanjut penyebab anak hiperaktif dan cara mengatasinya melalui artikel berikut ini ya: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif dengan Baik.

Tipe Gabungan

Anak yang mengidap ADHD tipe ini mengalami gejala gabungan antara tipe lalai dan hiperaktif. Pada tipe gabungan ini, anak akan cenderung impulsif, hiperaktif, serta tidak memiliki fokus yang baik. Dibutuhkan penanganan medis yang berbeda-beda atas ketiga tipe ADHD tersebut.

Ciri-ciri Anak Penderita ADHD

Berikut ini ciri ADHD pada Anak yang bisa dideteksi sejak usia bayi hingga beranjak ke usia yang lebih besar.

Ciri Anak ADHD pada Usia Bayi

  • Sensitif terhadap suara dan cahaya.
  • Sering menangis.
  • Suka menjerit.
  • Kesulitan tidur.
  • Sulit mengkonsumsi ASI.
  • Tidak senang bila digendong.

Ciri-ciri Anak ADHD pada Usia 2 Tahun (atau Lebih)

  • Selalu bergerak atau aktif.
  • Mudah merasa bosan.
  • Tampak canggung.
  • Sering mengalami kecelakaan, misalnya terjatuh atau terbentur.
  • Lebih ramai dibanding anak-anak lainnya.
  • Kurang konsentrasi.
  • Mudah marah.
  • Nafsu makan buruk
  • Koordinasi antara mata dengan tangan tidak baik.
  • Suka menyakiti diri sendiri.
  • Mengalami gangguan tidur.

Diagnosa ADHD

Diagnosa ADHD memerlukan beberapa ketentuan, seperti gejala harus sudah dideteksi sebelum anak berusia 12 tahun, gejala harus berlangsung lebih dari enam bulan, gejala muncul dalam dua atau lebih situasi, dan gejala-gejala tersebut terbukti mempengaruhi fungsi hidup sehari-hari pada anak.

Jika Si Kecil tidak terbukti untuk diagnosis ADHD seperti ini, bisa jadi Si Kecil memang hanya hiperaktif saja, Bunda. Bunda bisa melakukan beberapa kiat untuk menanganinya, dan kiatnya dapat dibaca di sini: Kiat Tangani Si Kecil yang Terlalu Aktif

Penyebab ADHD pada Anak

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, peneliti telah mempelajari beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita ADHD. ADHD pada anak diduga bisa hadir karena adanya kondisi ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) dalam otak.

Ada pula penelitian yang memberi sugesti bahwa ADHD pada seorang anak terjadi karena anak ini memiliki kadar suatu asam amino berupa homosistein yang berlebihan dalam tubuhnya. Akibatnya, di dalam tubuhnya tersebut, homosistein ini mengurangi vitamin B12 yang sebetulnya mampu mengontrol perilakunya. Karena itu, banyak penelitian mulai menyarankan lebih banyak memberikan asupan vitamin B12 untuk membantu anak-anak penderita ADHD. Bunda, mari cek apa saja manfaat vitamin B12 bagi Si Kecil di sini: Manfaat Vitamin B12 dan Vitamin D untuk Si Kecil

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang dinilai menjadi penyebab ADHD pada anak, seperti faktor genetik. Sebab, banyak anak penderita ADHD ternyata memiliki orang tua yang menderita ADHD juga.

Pengobatan ADHD

Meskipun tidak bisa disembuhkan secara total, ADHD dapat ditangani gejalanya dengan pengobatan yang tepat. Dengan menjalani pengobatan yang tepat, kondisi anak penderita ADHD diketahui menjadi lebih baik.

Dengan memahami bahwa ADHD adalah kondisi yang memerlukan perhatian dan pengobatan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak dengan ADHD untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.

ADHD termasuk salah satu gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh Si Kecil. Selian kondisi tersebut, sebenarnya masih banyak jenis gangguan yang perlu Bunda kenali, misalnya speech delay. Informasi lengkap terkait jenis-jenis gangguan ini, yuk Bun baca: Tahapan dan Indikator Tumbuh Kembang Anak.