Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas dan Kreatif

Morinaga Platinum ♦ 23 Agustus 2021

Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas dan Kreatif

Tahukah Bunda, saat berusia 2 tahun, Si Kecil mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dari seg perkembangan fisik, motorik, kognitif, bahasa, emosional dan sensorik. Oleh karena itu, penting sekali bagi Bunda untuk memahami cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas dan kreatif. 

Bunda harus lebih sabar, mengerti, dan paham akan kebutuhan Si Kecil. Bunda juga harus belajar menstimulasi otak anak di usia 2 tahun. Pasalnya, di usia ini otak anak sedang aktif menyerap banyak hal yang ia lihat dan dengar di sekitarnya. Berikut, beberapa cara apa saja yang harus diajarkan kepada Si Kecil.

1. Aktif Mengajak Berbicara

Melatih kecerdasan anak usia 2 tahun dapat dimulai dengan berbicara. Seringkali kita menganggap Si Kecil belum paham apa maksud perkataan Bunda. Padahal, dengan terus mengucapkan hal yang sama secara berulang-ulang membuat Si Kecil memiliki banyak memori kata yang tersimpan di otaknya. Ajarkan berbagai macam kata bahkan kalimat dengan nada lebih tinggi namun berintonasi lembut.

Terdapat beberapa cara yang Bunda bisa lakukan untuk mengajari anak berbicara, seperti berikut ini:

Mengajak anak berbicara atau berbincang

Bunda bisa mulai mengajak Si Kecil berbicara dengan menanyakan apapun yang dia alami pada hari itu. Bunda perlu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga Si Kecil bisa berbicara banyak untuk menjawabnya.

Membacakan cerita

Membacakan cerita kepada anak tidak harus saat Si Kecil sudah bisa berbicara loh Bun,  dan bahkan membacakan cerita bisa menjadi salah satu aktivitas untuk mengajari anak berbicara. Selain itu aktivitas membacakan cerita juga mampu meningkatkan kegemaran anak terhadap buku, bunda bisa mulai dengan buku buku yang memiliki banyak gambar agar Si Kecil lebih tertarik terhadap buku yang dibacakan. Membacakan cerita juga bisa memperkenalkan nilai-nilai moral yang baik untuk Si kecil, Bun. Jika Bunda ingin membentuk moral Si Kecil sejak dini, ikuti tips berikut ini ya: Cara Mendidik Anak untuk Bentuk Moralnya Sejak Dini

Membuat Cerita Bersama

Membuat cerita bersama, dengan menentukan alur ceritanya, tokohnya siapa saja, dan bagaimana konflik serta penyelesaiannya dalam suatu cerita. Buat cerita-cerita yang memiliki topik yang disenangi oleh anak Bunda yaa.

Mendengarkan Musik Bersama

Anak pada umumnya memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap musik dan gerakan. Bunda bisa mengajak anak untuk mendengarkan musik diiringi gerakan agar Si Kecil lebih tertarik. Dengan mendengarkan musik bersama, bunda bisa mengajari bahasa, irama, dan hal-hal yang ada disekitar mereka.

2. Jangan Membohongi Anak

Apakah Bunda termasuk orang tua yang suka membohongi anak ketika menyuapi makan atau akan pergi keluar rumah? Sebaiknya Bunda tidak melakukan hal tersebut ya, Bun. Pasalnya, Si Kecil akan mengingat setiap kebohongan Bunda. Bunda bisa berbicara jujur untuk semua hal. Selain melatih diri Bunda, secara tak sadar Bunda juga melatih Si Kecil menjadi anak yang jujur.

3. Biarkan Anak Bermain

Bermain adalah hal yang wajar dilakukan anak-anak. Di usia batita dan balita, anak senang menghabiskan waktu untuk bermain. Membiarkan Si Kecil bermain dengan tetap dalam pengawasan Bunda adalah hal yang tepat. Ayo, Bunda, lihat dulu aneka contoh permainan anak di sini: Ide Permainan Anak yang Mendidik dan Seru di Rumah

Bermain juga tepat untuk mendidik anak usia 2 tahun yang memiliki tingkah hiperaktif. Karena umumnya anak yang mengalami gangguan tingkah laku tidak normal atau hiperaktif tidak mengenal lelah dan memiliki energi luar biasa. Dengan memberi kebebasan bermain justru dapat melatih kemampuan indera yang dimiliki Si Kecil. Sebaliknya, membatasi ruang gerak anak hiperaktif hanya akan membuatnya depresi dan susah bersosialisasi.

Bunda juga bisa ikut serta bermain bersama Si Kecil. Gunakan alat-alat sederhana yang ada di rumah. Ragam permainan mudah dengan alat yang murah pun bisa Bunda dapatkan melalui aplikasi Morinaga Multiple Intelligence Play Plan (MIPP). Aplikasi ini memungkinkan Bunda untuk memberikan berbagai macam permainan edukatif yang cocok untuk Si Kecil. Di antaranya:

  1. Memasukkan bendera ke dalam botol,
  2. Memasukkan kelereng,
  3. Naik-turun tangga,
  4. Perosotan,
  5. Makananku hari ini,
  6. dan masih banyak lagi.

Selain aman dan dapat membantu perkembangan kecerdasan Si Kecil, semua permainan ini diyakini mampu memberikan stimulasi sensori motorik anak.

4. Berpikir Selayaknya Si Kecil

Bagaimana pola asuh yang baik untuk anak usia 2-3 tahun? Berpikirlah seperti layaknya Si Kecil. Mungkin, hari ini ia akan mencoret lantai dan dinding rumah dengan krayon. Lusa, ia berusaha untuk mengacak-acak dapur Bunda. Jangan langsung marah dengan tingkah polah Si Kecil ya Bunda, yang mereka inginkan hanya bersenang-senang.

Mengertilah bahwa Si Kecil belum terlatih untuk menurut pada semua hal. Bunda sebaiknya menemani saat ia mulai melukis di lantai atau mulai bermain dengan peralatan dapur. Sembari bermain, Bunda bisa coba menemani dan ikut bersenang-senang bersama Si Kecil. Kegiatan seperti ini justru akan membuat ikatan semakin kuat diantara Bunda dan Si Kecil.

5. Mengasah Kreativitasnya

Anak balita mulai belajar melakukan banyak hal sendiri. Mengajarkan hal baru dan memancing kreativitas dengan permainan baru dapat melatih kecerdasan anak usia 2- 3 tahun. Sembari bermain, sisipkan pelajaran dalam setiap kegiatannya. Meski tak merespon, ia akan menyimpan memori yang telah Bunda ajarkan. Selain bermain, Bunda dapat menggunakan metode-metode tertentu untuk mengasah kreativitasnya. 

6. Bersikap Tegas 

Bersikap tegas bukan berarti galak apalagi sampai harus marah ya Bunda. Sebagian orang tua mungkin ragu bersikap tegas ke anak, terlebih kita sering mendengar nasehat yang memerintahkan orang tua untuk memperlakukan anak layaknya seorang raja saat usia 0-7 tahun. Sebagian orang tua merasa khawatir bilamana sikap tegas mereka justru membuat anak trauma.

Padahal, sikap tegas yang didampingi pemberian pengertian akan membuat anak memaklumi adanya batasan tersebut. Sebaliknya, menurut Baby Coach, Chris Garner, orang tua yang tidak tegas dalam menerapkan batasan saat anak berperilaku buruk justru akan membuat anak tidak mengerti bahwa apa yang telah dilakukannya ternyata menyakiti orang lain. 

Adapun cara melarang anak usia 2 tahun tanpa membuat anak trauma misalnya ketika anak ingin membeli mainan baru Bunda bisa menolaknya dan memberi pengertian kepada Si Kecil bahwa mainan di rumah masih banyak dan layak, jadi tidak perlu membeli mainan lagi. Bila Si Kecil menangis, berusahalah untuk tetap konsisten dengan batasan tersebut dan jangan sampai melakukan kekerasan fisik, seperti menjewer, mencubit, dan menjambak untuk membuatnya diam.

7. Membaca

Membaca merupakan stimulus terbaik yang dapat Bunda berikan sejak usia dini bahkan bayi. Anak yang sering mendapat cerita atau bacaan dari orang tuanya akan memiliki bahasa yang luas. Secara tidak langsung cara ini juga akan membuat Si Kecil menyukai buku dan bacaaan yang Bunda berikan. Di masa depan, anak yang dibiasakan untuk membaca akan lebih mudah menerima setiap bacaan baru yang ia dapatkan. Sebaliknya, anak yang tidak diajarkan membaca akan kesulitan menerima buku baru yang ia dapatkan.

Bunda dapat mulai mengajari anak membaca sejak usia prasekolah. Berikut ini caranya: Cara Mengajari Anak Membaca dengan Cepat

8. Mengajarkan Tidur Tepat Waktu

Melatih tidur tepat waktu akan membantu tumbuh kembang Si Kecil lebih optimal. Pola tidur yang dilakukan secara disiplin akan membuat Si Kecil terbiasa tidur tepat waktu. Selain disiplin, Si Kecil juga akan tumbuh menjadi anak yang sehat karena kebutuhan tidurnya terpenuhi.

9. Berhenti Menakuti Anak

Sadar atau tidak, sebagai orang tua Ayah dan Bunda terkadang seringkali menakuti anak-anak. Misalnya, saat Si Kecil tidak mau makan, Bunda berkata "kalau tidak mau makan nanti di suntik dokter". Betul, bahwa cara ini Bunda lakukan supaya Si Kecil menjadi pribadi yang patuh dan disiplin. Namun, tahukah Bunda bila cara ini jutsru dapat berdampak buruk bagi perkembangan psikologis Si Kecil? 

Mengutip dari Kids Health, ada beberapa dampak buruk yang akan dialami seorang anak yang sering ditakut-takuti. Alaih-alih membuat anak menurut dan disiplin cara ini justru dapat membuat Si Kecil menjadi seorang penakut, kurang percaya diri, mimpi buruk, fobia, munculnya gangguan kesehatan, sampai mengurangi tingkat kreativitasnya.

Pola Asuh yang Harus Dihindari

Terkadang secara tidak sadar banyak orang tua yang justru menjadi orang pertama yang menghambat perkembangan Si Kecil. Untuk itu, yuk Bun kenali pola asuh seperti apa yang perlu dihindari agar tumbuh kembang Si Kecil optimal.

Overprotektif

Terlalu protektif seringkali mencegah Si Kecil mendapatkan pengalaman penting yang dapat membantu tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, penting ya Bun untuk memberikan kesempatan pada Si Kecil untuk mencoba banyak hal baru.

Minimnya Stimulasi

Si Kecil perlu stimulasi untuk membantu perkembangan otaknya. Untuk itu, Bunda perlu menyediakan media bagi Si Kecil untuk lebih belajar, bermain, dan berinteraksi dengan teman baru.

Terlalu Menekan dan Suka Mengkritik

Ketika Bunda sering mengkritik dan menekan Si Kecil, justru ini dapat menurunkan rasa percaya dirinya. Perlakuan seperti ini akan menghambat perkembangan kecerdasan dan tumbuh kembangnya. Sebaiknya, Bunda harus memberikan pujian dan dukungan pada Si Kecil apapun aktivitasnya.

Sering Mengabaikan Si Kecil

Si Kecil yang sering diabaikan akan memberikan dampak buruk pada psikologisnya karena merasa tidak diperhatikan. Jika kondisi ini berlanjut, akan berpengaruh pada tahapan tumbuh kembangnya.

Itulah beberapa pola asuh yang perlu dihindari agar tidak memberikan dampak buruk bagi perkembangan kecerdasan Si Kecil.

Gimana Bunda? Sudah mengetahui cara mendidik anak usia 2 tahun yang baik? Daripada menakut-nakuti, akan lebih baik jika Bunda memberikan pengertian dan alasan yang lebih rasional pada Si Kecil. Ingat ya Bunda, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi pola asuh dan cara mendidik dari orang tua dan lingkungan sekitar. Meski begitu, Bunda bisa melakukan cara-cara lain yang menurut Bunda cocok dan baik untuk diajarkan ya.