Biang Keringat Pada Bayi

Morinaga Platinum ♦ 23 Desember 2021

Biang Keringat Pada Bayi

Biang keringat adalah ruam merah disertai bintik-bintik kecil pada kulit sehingga menimbulkan rasa gatal dan perih. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan miliaria, dan rentan dialami bayi. Sebab, bayi belum mampu beradaptasi dengan suhu udara panas dan kelembaban tinggi. Namun Bunda tidak perlu khawatir berlebihan karena Bunda dapat menanganinya secara mandiri di rumah. Lanjutkan membaca, yuk. 

Penyebab 

Pada dasarnya, kulit manusia memiliki dua jenis kelenjar. Pertama adalah kelenjar yang menghasilkan minyak. Sedangkan yang kedua berfungsi untuk menghasilkan keringat. Pada kedua kelenjar ini biasanya berlangsung proses yang menyebabkan munculnya ruam pada Si Kecil. 

Lebih lengkap, berikut ini beberapa penyebab biang keringat yang perlu Bunda kenali:

  • Kelenjar Keringat Si Kecil Belum Berkembang

Sejak kelahirannya, tubuh Si Kecil terus mengalami fase pengembangan. Tak hanya di bagian luar, bagian kelenjar juga merupakan bagian yang turut berkembang seiring pertumbuhan Si Kecil. 

Oleh karena itu, seringkali ruam terjadi akibat kelenjar kering yang belum berkembang. Sehingga membuat keringat mudah tertahan di dalam kulit. Kondisi ini pula yang membuat bayi paling rentang mengalami biang keringat.

  • Terlalu lama berbaring

Bayi belum bisa mengubah posisinya sendiri. Oleh karena itu Bunda wajib peka dan tidak membiarkannya berbaring terlalu lama. 

Pasalnya, tertahan dalam posisi yang sama dan lama bisa memicu munculnya keringat. Bisa karena kondisi lembap atau panas. Kemunculan keringat inilah yang biasanya memicu kemunculan ruam. 

Oleh karena itu, saat bayi, baiknya Si Kecil kerap digendong. Atau, Bunda bisa lebih mengawasi Si Kecil kemudian mengubah posisinya sesekali.

  • Iklim Tropis

Seperti sudah disinggung di atas, kondisi lembab dan cuaca panas bisa mengakibatkan munculnya keringat dan ruam pada bayi. Umumnya kondisi ini dialami karena Si Kecil merasa kepanasan. 

Di samping itu, menggunakan pakaian tebal serta suhu ruang yang terlalu tinggi juga bisa membuat bayi berkeringat.

  • Obesitas

Penyebab biang keringat pada anak yang terakhir adalah obesitas. Pada anak obesitas, biasanya ruam akan mudah muncul di area lipatan. Contohnya seperti leher, perut, hingga selangkangan. 

Biang keringat mungkin juga terjadi akibat anak memproduksi keringat berlebihan. Untuk informasi selengkapnya tentang penyebab keringat berlebihan dan solusinya, yuk baca di sini: Penyebab Keringat Berlebihan Pada Anak Usia 2 Tahun. 

Jenis Biang Keringat

Kondisi ini umumnya muncul saat keringat terperangkap di bawah kulit yaitu ketika kulit menjebak keringat. Berdasarkan tingkat keparahannya, miliaria terbagi menjadi empat jenis, antara lain miliaria rubra, miliaria crystallina, miliaria profunda, dan miliaria pustulosa. Dilansir Medical News Today, berikut penjelasan mengenai gejala setiap jenis ruam pada bayi.

  • Miliaria Rubra

Miliaria rubra adalah jenis biang keringat yang paling umum. Pada bayi, ruam jenis ini terjadi ketika ada penyumbatan pada kelenjar keringat di dekat permukaan kulit atau epidermis. Ini menyebabkan muncul bintil-bintil berwarna merah, ukurannya kecil-kecil, dan terasa gatal sehingga bayi mungkin terus menggaruknya. 

  • Miliaria Crystallina

Penyebabnya miliaria crystallina sama dengan miliaria rubra, yaitu terjadi penyumbatan pada kelenjar epidermis. Jenis ini bisa dikenali dengan adanya lepuhan kecil berwarna bening atau putih. 

Miliaria crystallina berbintil mirip dengan butiran kecil keringat yang terperangkap di bawah kulit. Warnanya tidak terlihat merah, kondisi kulitnya juga tidak meradang.

  • Miliaria Profunda

Miliaria profunda termasuk biang keringat yang parah tetapi jarang terjadi. Ketika keringat mengalir ke dermis maka bisa memicu munculnya rasa panas yang intens. Bayi yang mengalami miliaria profunda akan merasa kelelahan akibat panas. Sekilas miliaria profunda terlihat seperti jerawat tetapi warnanya tidak merah.

  • Miliaria Pustulosa

Miliaria pustulosa disebabkan iritasi pustula. Pustula merupakan benjolan kecil di bawah kulit yang berisi cairan maupun nanah. Jika pecah cairan akan keluar dan berdarah. 

Pori-pori kulit bayi masih belum terbentuk dengan sempurna membuat kulitnya lebih sensitif. Saat cuaca panas, pada kulit sensitif bisa muncul benjolan kecil di leher, perut, dada, dan bokong. Agar tidak semakin parah,  Bunda perlu melakukan cara-cara berikut ini untuk menanganinya.

Cara Mengatasi Biang Keringat

Kondisi ini tentu membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui cara mengatasinya. Berikut rekomendasi yang bisa dilakukan untuk  menyembuhkan Si Kecil. 

  • Atur sirkulasi udara dalam ruangan

Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan bertujuan mengurangi kelembaban di dalam kamar Si Kecil. Ruangan dengan sirkulasi udara yang tidak baik bisa jadi penyebab biang keringat pada bayi. Bunda bisa membuka jendela setiap pagi saat udara masih bersih. Saat membuka jendela, udara dalam ruangan akan bertukar dengan hawa yang lebih segar. 

  • Kurangi menyentuh area yang rawan

Biang keringat paling sering muncul pada pipi, kepala, dan leher. Artinya perlu menjaga kebersihan pada bagian tersebut tanpa menyentuhnya terlalu sering. 

  • Memakai pakaian yang nyaman, tipis, dan longgar

Pakaian yang sempit memperburuk biang keringat pada bayi sebab bisa dengan mudah menggesek kulitnya hingga menyebabkan luka. Pakaian sempit juga tidak membuat Si Kecil merasa nyaman lho, Bunda. Jadi pilih pakaian yang longgar untuk Si Kecil supaya tidak melukai kulitnya. Selain itu, pilih pakaian berbahan tipis agar tidak membuat Si Kecil mudah berkeringat dan kulitnya lembab. 

  • Pastikan tubuh bayi mendapatkan udara sejuk

Suhu udara yang panas di dalam ruangan membuat tubuh bayi berkeringat, lembap, dan bisa menyebabkan kondisi Si kecil semakin parah. Mengatur dan memastikan udara di dalam ruangan tetap sejuk dapat membantu memulihkan kondisi Si Kecil.

  • Hindari terlalu sering menggendong bayi 

Terlalu sering menggendong bayi dikhawatirkan dapat menghambat proses penyembuhan. Sebab ketika menggendong Si Kecil, panas tubuh Bunda bisa berpindah ke tubuh Si Kecil di mana suhu panas bisa memicu biang keringatnya semakin memburuk.

Bunda bisa membaringkan Si Kecil di kasur dengan alas yang nyaman dan berbahan menyerap keringat. Jika terpaksa harus menggendong karena rewel, Bunda perlu menggendong dengan lembut dan memakaikan pakaian yang menyerap keringat untuk Si Kecil.

  • Gunakan kompres dingin

Rasa gatal dan ruam yang ditimbulkan pada kulit bayi biasanya akan mereda setelah dikompres dengan air  dingin atau air es. Jika Bunda melakukan cara ini, pastikan memakai alat kompres yang tidak bocor dan dilapisi kain lembut supaya tidak melukai kulit Si Kecil. Cara ini juga bisa dilakukan untuk meredakan gatal dan kemerahan pada kepala bayi.

  • Mandi air hangat

Cara berikutnya yang bisa Bunda lakukan yaitu memandikan Si Kecil dengan air hangat. Ketika memandikannya, tidak perlu menggunakan sabun. Memandikan bayi dengan air hangat bermanfaat untuk meredakan dan membantu Si Kecil merasa lebih rileks. Dalam memandikan perlu berhati-hati ya, Bunda, supaya area kulit yang ditumbuhi biang keringat tidak terluka. 

  • Hindari sabun dan perawatan tubuh yang wangi

Setiap bayi memiliki karakter kulit yang berbeda-beda. Tetapi ketika mengalami biang keringat, perlu sementara waktu menghentikan pemakaian sabun dan perawatan tubuh yang mengandung pewangi. Sebab pewangi dalam produk sabun, sampo, losion, maupun perawatan tubuh lainnya bisa memicu reaksi alergi termasuk biang keringat pada bayi.

  • Hindari produk kulit mengandung minyak mineral

Hindari mengoleskan produk yang mengandung mineral oil seperti petroleum karena berpotensi memperburuk kondisi Si Kecil. Sebab dalam kondisi muncul ruam, kulit bayi akan lebih sensitif. 

Hindari pula memberikan bedak tabur, krim, dan salep untuk meredakan biang keringat bayi yang dibeli bebas di apotik tanpa resep dokter. Alih-alih mengatasi kulit gatal, mengoleskan salep, krim, maupun bedak tabur justru membuat pori-pori kulit tertutup dan memperburuknya.

  • Beri asupan nutrisi cukup

Saat bayi mengalami biang keringat, supaya tidak semakin buruk apalagi ketika terluka bisa memicu infeksi, maka asupan nutrisi cukup dibutuhkan. Nutrisi cukup bermanfaat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mampu memerangi penyebab infeksi seperti bakteri, kuman, dan jamur. 

Bagi Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan, memberikan ASI cukup bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuhnya. Seperti dikutip dari laman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), memberikan cukup ASI pada bayi bisa meningkatkan kekebalan tubuh tidak spesifik. Kekebalan tubuh tidak spesifik bertugas sebagai pertahanan kulit dan pemusnahan kuman atau zat asing penyebab infeksi.

Itulah penyebab, jenis, dan cara mengatasi biang keringat pada bayi. Penyumbatan pada kelenjar keringat, bisa diatasi dengan cara-cara di atas. Namun, apabila dialami dalam jangka waktu yang lama dan tidak mereda setelah memberikan pertolongan pertama seperti rekomendasi di atas, Bunda perlu memeriksakan Si Kecil ke dokter, ya

Jika Si Kecil mengalaminya,  Bunda tidak perlu panik karena kondisi ini sangat umum terjadi pada Si Kecil. Biang keringat tidak menimbulkan bahaya langsung, bahaya jangka panjang bagi, dan tidak akan meninggalkan bekas luka. Dalam kasus yang jarang terjadi, ruam panas bisa jadi kasus serius karena adanya infeksi. Oleh sebab itu, berkonsultasi dengan dokter selalu jadi pilihan terbaik. Jika Bunda khawatir Si Kecil mengalami alergi, cari tahu informasi mengenai alergi kulit yang umumnya dialami Si Kecil dalam artikel berikut yuk: 4 Macam Alergi Kulit Pada Anak dan Cara Menanganinya