Tumbuh Kembang

Kenali Tanda Diare yang Berbahaya pada Bayi

Morinaga Platinum - 2 Desember 2019

Diare tak hanya bisa menyerang orang dewasa, melainkan juga pada bayi yang berumur 0-6 bulan. Bayi yang mengalami diare cenderung lebih berisiko dibandingkan orang dewasa. Salah satu risiko yang sangat mungkin muncul adalah dehidrasi yang bisa datang dengan cepat. Bila kondisi ini tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat, maka ini bisa menyebabkan risiko yang lebih besar bahkan kematian. Inilah mengapa diare pada bayi hendaknya diwaspadai supaya bisa mencegah risiko yang lebih berbahaya.

Saat Si Kecil mengalami diare, ini akan membuatnya menderita sehingga menjadi lebih rewel, bahkan menangis terus karena kondisinya yang tidak nyaman. Bunda yang tidak mengetahui apa penyebabnya bisa saja menjadi panik serta bingung bagaimana menanganinya. Tentunya, untuk bisa memberikan penanganan yang tepat, Bunda harus tahu terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab diare pada bayi.

Bayi baru lahir terutama yang mendapatkan ASI ekslusif memang mengeluarkan feses lebih encer dibandingkan yang mengonsumsi susu formula. Selain itu, bayi juga memiliki kecenderungan buang air besar (BAB) lebih sering dibandingkan pada anak-anak dan orang dewasa. Hal ini seringkali membuat Bunda mengalami kesulitan untuk membedakan apakah Si Kecil mengalami diare atau BAB bayi yang lebih lunak dari biasanya.

Bila Si Kecil mengalami perubahan frekuensi BAB secara tiba-tiba menjadi lebih sering dari biasanya dan jumlahnya pun lebih banyak, bayi terlihat lemas, serta fesesnya berbau dan lebih encer, Bunda sebaiknya mewaspadai kondisi Si Kecil karena bisa jadi ia sedang mengalami diare. Kondisi diare pada bayi sendiri ada yang ringan, namun ada juga yang cukup kronis dan membutuhkan penanganan dari dokter.

Apa Saja Penyebab Diare pada Bayi?

Kebanyakan, diare yang terjadi pada bayi disebabkan adanya infeksi bakteri ataupun virus. Infeksi tersebut bisa menjangkit bayi melalui makanan serta kontak pada feses yang terkontaminasi. Selain adanya infeksi virus atau bakteri, diare juga bisa disebabkan oleh alergi, efek samping konsumsi antibiotik, intoleransi laktosa, kondisi flu, dan lainnya.

Tentu saja dengan mengetahui apa penyebab Si Kecil mengalami diare, ini akan lebih memudahkan untuk memberikan penanganan yang tepat sehingga risiko yang lebih berbahaya pun bisa dicegah.

Kapan Diare pada Bayi Butuh Bantuan Medis?

Tidak semua kondisi diare pada bayi membutuhkan bantuan medis. Namun, Bunda perlu memahami bahwa diare pada Si Kecil bisa menjadi sangat serius dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah risiko yang lebih berbahaya, terlebih bila Si Kecil menunjukkan gejala dehidrasi.

Diare yang dialami bayi juga bisa menyebabkan dehidrasi yang datang dengan cepat. Bila kondisi tersebut tidak segera mendapatkan penanganan, maka ini bisa sangat berbahaya. Bunda sebaiknya mengenali beberapa gejala dehidrasi pada Si Kecil seperti ubun-ubun terlihat cekung, mulut kering, kulit kering, mata cekung atau terlihat lesu, ganti popok kurang dari enam kali, urin berwarna lebih pekat dan bau, serta rewel atau gelisah.

Bayi yang mengalami dehidrasi berat bisa terlihat mengantuk karena semakin menurunnya kesadaran, napas menjadi lebih cepat, kaki serta tangan menjadi dingin. Kondisi ini jika tidak segera mendapatkan penanganan, maka bisa menyebabkan gangguan pada ginjal, kejang, syok, bahkan bisa menjadi salah satu penyebab kematian pada bayi.

Umumnya, kondisi bayi yang mengalami diare bisa mereda dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, diare bisa semakin parah. Bila Si Kecil mengalami diare selama lebih dari 24 jam ataupun mengalami beberapa tanda berikut, maka sebaiknya Bunda segera membawa Si Kecil ke dokter.

  • Feses terlihat lebih lembek dan cair
  • Feses bayi berbau busuk dan berlendir
  • Mual dan muntah
  • Perut nyeri
  • Kram perut
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Munculnya tanda-tanda dehidrasi
  • Terdapat darah pada feses
  • Feses yang dihasilkan banyak

Penanganan Diare pada Bayi     

Hal terpenting yang perlu dilakukan Bunda ketika bayi mengalami diare adalah melakukan pencegahan dehidrasi. Inilah mengapa saat Si Kecil mengalami diare, pastikan Bunda mampu memberikan asupan cairan yang cukup. Untuk bayi di bawah usia 6 bulan, Bunda bisa memberikan ASI seperti biasa dengan ditambah pemberian ASI setiap kali Si Kecil muntah atau mencret.

Sedangkan untuk bayi yang sudah berusia lebih dari 6 bulan atau lebih, Bunda bisa memberikan tambahan larutan oralit dengan takaran yang tepat. Guna memenuhi asupan cairan Si Kecil, Bunda tidak perlu memaksanya untuk minum dalam jumlah banyak sekaligus. Bunda bisa memberikannya secara bertahap dan perlahan sembari terus memantau kondisi Si Kecil.

Perlu diingat, jangan sembarangan memberikan obat antidiare pada Si Kecil. Pastikan Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat yang tepat dengan kondisi yang dialami Si Kecil.

Diare bisa dialami Si Kecil kapan saja. Namun, Bunda tak perlu panik ketika Si Kecil mengalami diare. Pastikan memahami penyebab diare pada bayi sehingga Bunda bisa memberikan penanganan awal yang tepat guna menghindari risiko yang lebih besar. Untuk langkah penanganan kondisi ini, yuk Bun baca panduan ini: Cara Mengatasi Diare pada Anak Secara Alami.

Lihat Artikel Lainnya