Perawatan Anak

Akibat Gangguan Pencernaan terhadap Otak Si Kecil

Morinaga Platinum - 25 Juli 2023

Akibat gangguan pencernaan pada kesehatan Si Kecil bisa berdampak luas, loh, Bun. Salah satu akibat yang sering terjadi adalah gangguan produksi hormon-hormon penting dalam sistem pencernaan.

Hormon-hormon ini diproduksi di usus dan memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh. Namun, jika terjadi gangguan , produksi hormon-hormon ini juga terganggu.

Menariknya, hormon-hormon tersebut memiliki efek langsung pada otak Si Kecil. Dengan demikian, gangguan pencernaan tidak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan, terutama memengaruhi fungsi otak.

Depresi

Kesehatan mental Si Kecil juga dapat terpengaruh oleh gangguan pada sistem pencernaan. Salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah depresi, yaitu kondisi akibat otak sedang kekurangan serotonin. Serotonin ini merupakan senyawa yang berperan untuk mengatur suasana hati. Ternyata, sebagian besar serotonin diproduksi oleh usus. Jadi, jika terjadi gangguan pada usus, produksi serotonin juga akan terganggu.

Dampak dari depresi pada Si Kecil ini sangat beragam. Salah satunya adalah berkurangnya rasa percaya diri. Depresi dapat membuat ia merasa sedih, cemas, atau pun kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Hal tersebut dapat berdampak negatif pada perkembangan kecerdasan intrapersonalnya, yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri. Kurangnya rasa percaya diri dapat menghambat Si Kecil mengembangkan potensi dan menghadapi tantangan dengan percaya diri.

Gangguan Tidur

Ketika Si Kecil mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak, perkembangan Kecerdasan Multitalenta-nya dapat terhambat. Tidur nyenyak sangat penting, karena selama tidur, tubuh dan otak memperbaiki dan meregenerasi diri. Selama tidur ini, otak juga mengumpulkan informasi yang telah dipelajarinya sepanjang hari.

Salah satu faktor yang memudahkan tidur nyenyak adalah hormon melatonin. Hormon ini berperan penting dalam mengatur ritme antara tidur dan terbangun. Melatonin diproduksi oleh serotonin, dan sebagian besar serotonin diproduksi oleh usus. Jika terjadi gangguan pada usus, maka produksi serotonin ikut terganggu, sehingga produksi melatonin juga akan terpengaruh, dan akhirnya mengganggu tidur.

Ketika ia kekurangan tidur, kemampuan kognitif mereka seperti konsentrasi, pemecahan masalah, maupun daya ingat dapat terganggu. Selain itu, buruknya kualitas tidur juga dapat memengaruhi mood, emosi, serta stabilitas mental Si Kecil. Akibatnya, perkembangan Kecerdasan Multitalenta mereka menjadi terhambat.

Bunda, anak-anak yang belum berusia 12 tahun sebaiknya tidur antara 10-12 jam sehari ya. Bahkan jika usianya belum 3 tahun, mereka memerlukan tidur lebih lama, hingga 14 jam.

Gangguan Cemas

Cemas atau ansietas juga dapat mempengaruhi perkembangan Kecerdasan Multitalenta Si Kecil. Hal ini sering kali timbul akibat stres. Ketika mengalami stres, hormon adrenalin dilepaskan sebagai respons untuk melawan stres tersebut. Namun, jika hormon adrenalin bekerja secara berlebihan, efeknya dapat berupa ansietas atau kecemasan yang berlebihan.

Menurut WebMD, di dalam usus, terdapat senyawa bernama GABA untuk mengimbangi kerja hormon adrenalin. GABA bekerja untuk menenangkan otak sehingga pikiran menjadi lebih tenang. Dengan adanya keseimbangan antara hormon adrenalin dan GABA, cemas dapat mereda.

Namun, jika ia kekurangan senyawa GABA, ia dapat mengalami cemas yang berlebihan. Kecemasan ini dapat menyebabkan rasa takut yang berlebihan, sehingga berpotensi mengganggu perilaku Si Kecil. Jika kondisi ini terus berlanjut, ia mungkin akan menjadi takut untuk mengeksplorasi hal-hal baru, sehingga sulit untuk mengembangkan Kecerdasan Multitalenta-nya.

Lihat Artikel Lainnya